Uswatun Hasanah Fitria

Selasa, 11 September 2018

Materi 1 literasi

Masih tahun baru islam itu

Cara Mengembangkan Ide Menulis Paling Efektif

Saya sering ditanya, "gimana sih memulai untuk bisa nulis?" atau "saya ingin nulis tapi suka bingung harus mulai darimana dulu?"

Anehnya pertanyaan itu muncul jika saya makin aktif dan sering kampanye soal nulis dan numbuhin budaya literasi.

Tiap kali ngisi workshop, justru pertanyaan itu yang paling banyak muncul dan ditanyakan. Mungkin juga pada _sharing_ di grup ini.

Pertanyaanya, Apakah benar-benar bingung mengawali tulisan atau bingung mengawali tulisan bagus untuk dibaca orang itu gimana? Ayo kira-kira apa masalah anda....
[1/9 16.03] Literasi: Harus jelas diawalnya. Bingung mau nulis apa, atau bingung nulis bagus itu gimana...

Tapi saya tidak mau terlalu menduga-duga.

Anggap saja memang bingung harus nulis apa, atau mulainya gimana?

Bercermin dari pengalaman pribadi, saat pertama kali menggeluti dunia tulis-menulis, keinginan kuat untuk menulis sebuah buku.

Langkah awal yang saya ambil justru tidak pernah berpikir apa yang akan saya tulis, akan tetapi saya menulis dulu baru memikirkan apa yang harus saya tulis,

....malah yang lebih sering justru membiarkan pikiran saya sendiri mengarahkan tulisan saya.

Maksudnya?

 Saat ingin menulis Saya mulai dengan pikiran atau keinginan hati Saya untuk menulis.

Tanpa persiapan tanpa ide. Justru yang saya butuhkan adalah stimulus, rangsangan untuk menulis.

Paham gak? Makin pusing yah...

Gini-gini...

Saat Saya menulis yang dibutuhkan adalah stimulis. Misalkan saat saya nonton tivi, naik bus saat mau berangkat ngampus, atau sedang membaca cerita yang inspirasi maka hal-hal itulah yang menjadi pemicu, stimulus saya menulis.

Saat saya melihat ibu-ibu mengendong seorang bayi duduk ditrotoar jalan sambil ngemis, tiba-tiba pikiran saya mempersepsi sebuah ide.

Maka saya menulisnya. Termasuk saat saya menulis artikel ini. Tidak persiapam sebelumnya saya nuntuk menulis masalah ini. #Ngalir gitu aja.

Dan itulah alasan mengapa setiap tulisan dalam buku-buku saya selalu berbentuk tematis. Tidak berurutan. Meskipun begitu secara garis besar punya kesamaan.

Intinya, Saya menulis spontan.
 Tidak terukur.
 Itulah gaya penulisan saya.

Terus terang gaya semacam ini tidak bisa diikuti oleh semua orang, apalagi bagi sebagian orang yang menuntut penulisan "sistematis."

Gaya penulisan saya akan dianggap *#ngasal.*

Gak jadi masalah toh pada prinsipnya bukan itu yang ingin diraih, melainkan menghasilkan tulisan edukatif, inspiratif dan orisinal, betulkan?

Itu soal teknis... ^_^

Saya pun tidak berharap semua orang mengikuti gaya penulisan saya. Setiap orang punya gaya sendiri-sendiri dalam proses kreatif. Menghasilkan sebuah tulisan...

Memang saat saya mengisi sebuah pelatihan menulis, saya biasa menggunakan kerangka atau rencana penulisan.

Sebetulnya tidak dimaksudkan untuk membuat tulisan yang sistematis, melainkan teknik menulis spontanitas dan bebas, sebab kerangka penulisan saya jadikan alat pemicu ide.

Pada proses penulisan ithsaya membiarkan peserta menulis sebebasnya. Spontanitas, tidak terukur dan acak. Ini bagi saya sangat menarik !!!

Malah agar peserta penulisan bisa dengan bebas mengeksplor pemikiran dan tanpa ragu membuat tulisan yang bebas, orisinal serta unik.

Sudah fahamkan?
Baik sekarang coba kita arahkan pada pertanyaan diawal, apa yang harus dilakukan untuk memulai menulis?

Maka jawabnya adalah menulis. 
Menulis tentang dirimu sendiri. 
Menulis tentang pikiran dan perasaanmu sendiri.

Menulis dengan utuh. Menulis dengan kejujuran, sebab disadari atau tidak tulisan adalah cerminan dirimu sendiri dalam bentuk tulisan.

Alhasil tulisan tidak kelar dan semangat menulis makin kendor. Nah untuk mengatasi hal tersebut, ada satu strategi paling efektif yang akan kita bahas pada malam ini.

Strategi tersebut saya sebut dengan *pohon kata.*

Strategi tersebut terinspirasi dari konsep mind mapping miliknya Tony Buzan, pernah dengar?

Jika belum silahkan teman-teman googling sendiri apa yang maksud dengan mind mapping Tony Buzan, karena saya tidak akan bahasa disini. Lantas apa sih yang dimaksud dengan pohon kata?

Adalah sebuah metode mengembangkan satu pikiran sehingga melahirkan banyak ide. Untuk menjalankan metode ini teman-teman hanya butuh kata-kata untuk menjadi pemicu ide yang menghasilkan ide lainnya, sebagai bahan tulisan. Saya akan contoh kan !!!

Bila teman ingin menulis sebuah pristiwa perjalanan, misalkan saat pulang kerja, maka cukup memilih satu kata saja untuk memicu ide.

Misalkan "bus kota" Dari kata bus kota, maka yang terlintas dalam benak kita suasan bus kota saat jam pulang berlangsung.

Para penumpang, kendektur, pengamen, sesek-sesekan, macet dan pengemis jalanan.

Dari para penumpang itu bisa dikembang dengan cara beraneka ragam
[1/9 16.03] Literasi: Kemudian agar lebih menguatkan metode ini, maka ada syaratnya yaitu pertanyaan. Ide dikembangkan dengan pertanyaan. Seperti, ketika ingin menggali ide bus kota.

 Maka kembangkan dengan pertanyaan,

√ keadaan apa yang saksikan di bus kota tadi sore?

√ sisi menarik apa yang ingin saya tulis dari bus kota sore tadi?

√ apa sesungguhnya yang saya inginkan dari keadaan bus kota tadi sore itu, harusnya seperti apa?

Terus kembangkan dangan pertanyaan, lalu ada tulis sendiri jawabanya dengan persepsi yang anda miliki.

Jangan ragu, tulis saja. Selain metode ini membantu mengembangkan ide juga sangat efektif mengasah daya nalar kita.

Baik kira-kira bisa dipahami? Kebayang?

Atau belum paham, silahkan bisa ditanyakan.


✍️✍️✍️✍️✍️Smangat menulis✍️✍️✍️

1 komentar:

Uswatun Berbagi mengatakan...

Materi Diatas adalah materi yang saya ikuti digrup WA.