Uswatun Hasanah Fitria

Rabu, 12 September 2018

Literasi Materi ke-5

Rabu, 12 September 2018
2 Muharam 1440

 Hari ini kita akan membahas materi 5 dari Program Mentoring Menulis Produktif 5 hari




Semoga sajian pamungkas ini betul-betul menghantarkan kita untuk senantiasa produktif dalam berkarya.


Kalau kita merasa awan dalam dunia penulisan wajar, karena hampir semua ide di dunia sudah pernah ditulis. Gak percaya? Coba jalan-jalan ke toko buku atau ke perpustakaan, ada ribuan buku, ribuan judul.

Coba cari tema apa yang belum pernah ditulis, gak ada!!!

Semuanya pernah ditulis, tapi kenapa kita masih ingin jadi penulis?

Apalagi minat baca masyarakat terhadap membaca begitu rendah. Jangan-jangan kalau saya nulis nanti siapa yang mau baca?

Ini fakta paling menyedihkan terhadap dunia literasi. Ini fakta paling menyedihkan terhadap dunia Literasi Miriskan????


Padahal majunya sebuah peradaban itu berbanding lurus dengan makin pesat berkembangnya dunia literasi.

Nah, dari hal diatas justru harusnya menjadi suatu panggilan kuat agar kita siap berjuang, mengkampanyekan gerakan menulis, baca dan budaya literasi.

leh karena semua ide tulisan sudah pernah ditulis dan agar kita bisa terus berjuang untuk menumbuhkan semangat literasi, bagaimana sih caranya agar kita bisa menciptakan sebuah karya orisinal, milik kita sendiri.

Dan pada pembahasan malam ini saya akan membongkar sebuah rahasia ilmu penulisan. Tentunya dengan memahami ilmu ini Anda tidak akan ragu lagi dalam menulis. Karena ide anda adalah ide orisinal milik Anda.

Ok. Mari kita bahasa suatu materi, yaitu,

Teknik AGAR TULISAN ANDA ORISINAL.

Saya sering ditanya, "gimana sih memulai untuk bisa nulis?" atau "saya ingin nulis tapi suka bingung harus mulai darimana dulu?"

Pertanyaan itu muncul jika saya sedang aktif dan sering kampanye soal nulis dan numbuhin budaya literasi.  Tiap kali ngisi workshop, justru pertanyaan itu yang paling banyak muncul dan ditanyakan.

Padahal saya sudah benar-benar bosen menjawab pertanyaan itu!!! Tapi apa boleh buat terpaksa harus saja jawab. Sebelum menjawabnya justru ingin bertanya, agar kebingungannya makin jelas...

Apakah benar-benar bingung dan gak tahu harus nulis apa, atau bingung nulis yang bagus untuk dibaca orang lain itu gimana?

Nah, biasanya kebingungan itu muncul karena perasaan ingin menulis bagus, karena kalau nulis doang sih semua orang bisa. Tul gak???

Buktinya simpel. Lihat dimedsos... Buaanyak banget tulisan bertebaran.

Bercermin dari pengalaman pribadi, saat pertama kali menggeluti dunia tulis-menulis adalah keinginan kuat untuk menulis sebuah buku.

Langkah awal yang saya ambil justru tidak pernah berpikir apa yang akan saya tulis, akan tetapi saya menulis dulu baru memikirkan apa yang harus saya tulis. Menulis sambil berpikir tepatnya.

Malah yang lebih sering justru membiarkan pikiran saya sendiri mengarahkan tulisan saya.

Maksudnya?

Saat ingin menulis Saya mulai dengan pikiran atau keinginan hati Saya untuk menulis.

Tanpa persiapan tanpa ide.  Justru yang saya butuhkan adalah stimulus, rangsangan untuk menulis.

Paham gak? Makin pusing yah...

Gini-gini...

Saat Saya menulis yang dibutuhkan adalah stimulis. Misalkan saat saya nonton tivi, naik bus saat mau berangkat ngampus, atau sedang membaca cerita yang inspirasi maka hal-hal itulah yang menjadi pemicu, stimulus saya menulis.

Saat saya melihat ibu-ibu mengendong seorang bayi duduk ditrotoar jalan sambil ngemis, tiba-tiba pikiran saya mempersepsi sebuah ide.

Maka saya menulisnya...

Termasuk saat saya menulis artikel ini. Tidak ada persiapan sebelumnya, karena yang saya inginkan adalah  mencari jalan keluar agar ide berkembang saat nulis. #Ngalir gitu aja.

Dan itulah alasan mengapa setiap tulisan dalam buku-buku saya selalu berbentuk tematis. Tidak berurutan.

Meskipun begitu secara garis besar punya kesamaan.

Intinya, Saya menulis spontan. Tidak terukur. Itulah gaya penulisan saya.

Terus terang gaya semacam ini tidak bisa diikuti oleh semua orang, apalagi bagi sebagian orang yang menuntut penulisan "sistematis."

Gaya penulisan saya akan dianggap #ngasal.

Gak jadi masalah toh karena pada prinsipnya menulis itu bukan sistematisnya yang ingin diraih, melainkan menghasilkan tulisan edukatif, inspiratif dan orisinal, betulkan?

Itu soal teknis... ^_^

Saya pun tidak berharap semua orang mengikuti gaya penulisan saya. Setiap orang punya gaya sendiri-sendiri dalam proses kreatif. Menghasilkan sebuah tulisan...

Memang saat saya mengisi sebuah pelatihan menulis, saya biasa menggunakan kerangka atau rencana penulisan.

Sebetulnya tidak dimaksudkan untuk membuat tulisan yang sistematis, melainkan teknik menulis spontanitas dan bebas, sebab kerangka penulisan saya jadikan alat pemicu ide alat stimulus.

Pada proses penulisannya saya membiarkan peserta menulis sebebasnya. Spontanitas, tidak terukur dan acak.

Ini bagi saya sangat menarik !!!

Termasuk saat saya menulis artikel ini. Tidak ada persiapan sebelumnya, karena yang saya inginkan adalah  mencari jalan keluar agar ide berkembang saat nulis. #Ngalir gitu aja.

Dan itulah alasan mengapa setiap tulisan dalam buku-buku saya selalu berbentuk tematis. Tidak berurutan.

Meskipun begitu secara garis besar punya kesamaan.

Intinya, Saya menulis spontan. Tidak terukur. Itulah gaya penulisan saya.

Terus terang gaya semacam ini tidak bisa diikuti oleh semua orang, apalagi bagi sebagian orang yang menuntut penulisan "sistematis."

Gaya penulisan saya akan dianggap #ngasal.

Gak jadi masalah toh karena pada prinsipnya menulis itu bukan sistematisnya yang ingin diraih, melainkan menghasilkan tulisan edukatif, inspiratif dan orisinal, betulkan?

Itu soal teknis... ^_^

Saya pun tidak berharap semua orang mengikuti gaya penulisan saya. Setiap orang punya gaya sendiri-sendiri dalam proses kreatif. Menghasilkan sebuah tulisan...

Memang saat saya mengisi sebuah pelatihan menulis, saya biasa menggunakan kerangka atau rencana penulisan.

Sebetulnya tidak dimaksudkan untuk membuat tulisan yang sistematis, melainkan teknik menulis spontanitas dan bebas, sebab kerangka penulisan saya jadikan alat pemicu ide alat stimulus.

Pada proses penulisannya saya membiarkan peserta menulis sebebasnya. Spontanitas, tidak terukur dan acak.

Ini bagi saya sangat menarik !!!

Malah agar peserta penulisan bisa dengan bebas mengeksplor pemikiran dan tanpa ragu membuat tulisan yang bebas, orisinal serta unik.

Sudah fahamkan?

Baik, sekarang coba kita arahkan pada pertanyaan diawal, apa yang harus dilakukan untuk memulai menulis?

Maka jawabnya adalah menulis.

Menulis tentang dirimu sendiri...

Menulis tentang pikiran dan perasaanmu sendiri...

Menulis dengan utuh...

Menulis dengan kejujuran, sebab disadari atau tidak tulisan adalah cerminan dirimu sendiri dalam bentuk tulisan.

Teman-teman tidak ada ide yang baru di dunia ini. Teman yang ingin teman-teman sampai sudah ribuan kali orang lain tulis, buktinya silahkan Anda main ke toko buku. Itu cukup membuktikan!!!

Lalu apa yang membuat tulisan itu tampak menarik dan orisinil?

Jawabnya adalah melibatkan diri Anda (pengalaman, pikiran dan perasaan)

Anda boleh menulis tema keluarga, tapi pengalaman Anda dan keluarga Anda adalah satu-satunya di dunia ini.

Anda boleh menulis tema pendidikan, tapi proses Anda berjuang mendapatkan ilmu adalah pengalaman Anda sendiri. Karena Anda dan seabrek pengalaman hidup Anda adalah satu-satunya di dunia ini.

Jadi disinilah poin penting sejauh mana seorang penulis berhasil membangun kepercayaan diri, membangun dialog dengan dirinya dan men-share pengalaman hidup luar biasa kepada pembaca.

Anda tentu tahu JK Rowling, pengarang Harry Potter? Siapa bilang Harry Potter adalah karya murni fiksi?

Karakter Harry adalah manifestasi karakter JK Rowling. Semua istilah yang dipakai dalam novel tersebut erat kaitannya dengan kisah hidup sang penulis.

Hal itu diungkapkan oleh JK Rowling dalam sebuah wawancara eksklusif atas keberhasilan Harry Potter sebagai icon fiksi yang begitu berpengaruh.

Semoga apa yang saya sampaikan membuka cara berpikir Anda tentang menulis....


Catatan : kelas ditutup pukul 21.10 WIB

Alhamdulillah dapat ilmu lagi.. Trimakasih yg mampir

Tidak ada komentar: