Uswatun Hasanah Fitria

Senin, 24 September 2018

Diskon Manhaj Haraki

Materi Manhaj Haraki
Yg dibawakan oleh Akh Amar
.
.
πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘

[22/9 21.33]

 Kuliah  Malam ini akan lanjitkan bahasan Manhaj Haraki. Pernah baca, dan pernah tahu?
Nah... Sebelum ke buku itu, ane kasih tau beberapa patokan.
 Buku itu, bukan buku biasa.
Tapi tafsir dari siroh nabawiyah.
: Contohnya, gini.
 Jika Rasulullah Menghadapi Washington vs Beijing Consensus

Amar Ar-Risalah

Presiden Joko Widodo di tengah pusaran arus ekonomi dunia. Amerika, yang kini meninggalkan Trans Pacific Partnership dan menggalakkan terus skema ekonomi Konsensus Washington, dan Cina yang terus tumbuh dengan Beijing Consensus.

Jokowi harus terus menjaga keseimbangan kekuatan itu di negeri kita. Rasulullah ternyata pernah menghadapi hal serupa, dan memenangkan kompetisi hebat itu.

Tulisan ini adalah jawaban saya atas tantangan untuk kritik secara membangun.

Di Madinah, selepas hijrah, Makkah Partnership menjepit nabi dengan hubungannya pada Khaibar Consensus. Pagan dan Yahudi. Dengan Islam terjepit di tengahnya.

Makkah Partnership mengandalkan perang antara Roma dan Persia, sebab dengan itu hubungan dagang mereka menjadi rusak. Sehingga, pedagang Makkah Partnership menjembatani distribusi dua kerajaan itu.

Partnership dagang Makkah juga mengikat suku-suku perampok dan mengajukan proposal investasi pada mereka, agar perjalanan dagang mereka aman dari gangguan rampok gurun.

Sementara, Khaibar menguasai jalur dagang komoditas pangan terutama kurma, miras, dan pakaian. Madinah dan Khaibar adalah salah satu basis perhentian utama kafilah dagang Arabia.

Nabi hijrah bersama ratusan pedagang besar dari Makkah. Nama-nama besar Utsman & Co, makelar tanah raksasa Zubair bin Awwam, serta raja tekstil Abu Bakar. Pengambil resiko besar seperti Ibn Auf juga turut serta.

Nabi paham bahwa pusat investasi Khaibar ada di beberapa pasar Madinah. Mereka hidup dari aturan pasar neoliberal. Para pedagang bebas menentukan aturan.

Riba, permainan floor and ceiling price, ijon, pencegatan pedagang di terminal bayangan, dan monopoli pembeli menjadi cara Yahudi kuasai pasar poros Madinah-Khaibar.

Apa yang dilakukan nabi? Pusat investasi dan tempat transaksi digeser secara radikal. Nabi menciptakan pasar baru, yang, justru ultra liberal. Tak ada campur tangan negara atau kesepakatan apapun di pasar itu. Hanya saja, ayat-ayat Al-Quran yang turun kemudian memukul pasar Yahudi.

Larangan miras. Kewajiban hijab. Larangan ijon. Larangan monopoli. Akhlak, akhlak, akhlak pelaku pasar!

Sebelum itu, Rasulullah harus fokus menghadapi pasar Makkah Partnership. Maka, Rasulullah memilih bersekutu dengan Khaibar Consensus terlebih dulu.

Ini yang membuat, saya tak sepenuhnya keberatan Presiden kita membawa NKRI bersekutu dengan Cina, agar sementara ini mampu hadapi pertarungan dengan TPP, Trump, dan Nafta.

Tapi, Rasulullah tak andalkan investasi Yahudi. Rasulullah andalkan kerja keras dan integritas, sebagaimana yang dipertunjukkan Deng Xiaoping.

Kerja, kerja, kerja!

Di dalam negeri, Nabi lakukan pengetatan anggaran. Pengetatan konsumsi: sepiring berdua cukup! Porsi berdua, bisa bertiga! Sedekah terbaik, adalah lunasi hutang saudaramu!

Semua orang disamakan cita-cita revolusi mentalnya. Sampai anak-anakpun memaksa ikut perang Uhud. Lima kali sehari, pedagang-pedagang itu disuluh ditatar di masjid. Buruh sukarela kerja, karena dia tahu demi pembangunan negara. Korporasi Utsman, Abu Bakar, Zubair, dan Abdurrahman memperlakukan mereka dengan manusiawi.

Kerja, kerja, kerja. Shalat, shalat, shalat!

Terjadi revolusi jalur dagang. Orang di seluruh dunia menyaksikan tumbuhnya poros baru. Madinah Rising. Madinah Consensus! Konsensus yang bebas penipuan, riba, ijon, dan korupsi!

Korban kejahatan pasar Yahudi segera merapat ke Konsensus Madinah. Sementara, Yahudi tak bisa berbuat apa-apa karena terikat Piagam Madinah.

Nabi, bisa fokus hancurkan Makkah Partnership. Secara politik, Nabi bergerilya ke suku-suku penjaga jalur dagang Makkah dan mengajaknya berkoalisi. Rasul tawarkan proposal Madinag Rising. Pasar Madinah buktinya!

Kemenangan militer di Badar membuat kota-kota itu tak ragu bersekutu dan berbalik memblokade Jalur Dagang Makkah Partnership. Ketegangan terjadi.

Yahudi mulai kesal. Hubungan gelap Khaibar Consensus dengan Makkah Partnership berubah jadi entitas militer pada Perang Persekutuan, atau Allah sebut itu Perang Ahzab!

Tapi, Rasulullah menang. Kerja keras pedagang Madinah, dan loyalitas mereka pada sesama muslim membuat dua kekuatan ekonomi adidaya Arab itu tak berkutik. Kerja, kerja, kerja! Revolusi Mental berhasil!

Karena Rasul terus mengadahkan tangannya pada Allah, bukan pada investor dari Makkah Partnership atau Khaibar Consensus.

Orang yang bekerjasama dengan Rasul akan tahu beliau tidak pragmatis, pencitraan, gagah, cerdas, dan tidak membawa kepentingan apapun selain perbaikan kualitas hidup manusia. Karena dia Nabi, bukan Raja!

Sekarang, saya menunggu hasil baik dari kebijakan Jokowi. Ia harus menjaga perimbangan kekuatan dagang di negeri kita, dengan lebih jauh menarik Cina, sekaligus membuat Cina tertahan pada batas aman dengan masuk ke dalam Trans Pacific Partnership.

Indonesia sudah sukses mempertemukan dua kepentingan di negeri kita. Tinggal finishing touch, tinggal pukulan akhir, yang membuat satu persatu raksasa itu tumbang.

Kerja, kerja, kerja, dan, Allah, Allah, Allah, yang menurunkan badai pengusir pasukan Ahzab, yang menurunkan rezeki dari langit, dan memberi jaminan keamanan pada pembela-Nya!

Jokowi, saya doakan Indonesian Rising, Jakarta Consensus, dan merapat ke masjid, merapat ke para pewaris Rasulullah!
Udah dibaca??

[22/9 21.46] Pembicara Kuliah Negarawan:

Nah nah. Kira2, manhaj haroki bicara mengenai itu. Nanti, kita akan masuk pada teori mihwar, dan pembagian masa dakwah.
Tapi, ini jg menarik kalau buat mengkaji garbi.

Sirriyatu dakwah wa sirriyatu tanzhim

Siriyatu tanzhim wa jahriyatu dakwah

Gini-gini. Sejauh mana sikap kritis dalam siroh nabawiyah, ada yg pernah mengkaji?

Blum terlalu mendalam bng klau untk mengkaji, tapi sehauh ini selama kuliah bnyk kajian siron di ldk. Ya sikap nya sih akan banyak cara untuk membuktikan kebenaran akan apa yg di sampaikan rasullulah sesuai dngn nubuwah

[22/9 21.55] ‪+62 853-6966-5514‬:

 Ini hanya persepsi biasa berdasarkan yg di dengar dan di baca

[22/9 21.57] Pembicara Kuliah Negarawan:

 Nah, sikap kritis ini berkaitan bagaimana kita memandang kammi dan dinamika jonflik yang ada.
[22/9 21.57] Pembicara Kuliah Negarawan: Andai BPH pengurus kammi ada yang berbuat salah, apa yang teman2 lakukan?
[22/9 21.58] ‪+62 815-3381-0960‬: Di rangkul kembali bang di ingatkan..gak di tinggalkan
[22/9 21.59] Pembicara Kuliah Negarawan: Itu teorinya. Bagaimana kalau, itu BPH PP? Dalam kaitan siriyatu dakwah wa sirriyaty tanzhim.
[22/9 21.59] ‪+62 853-4003-0604‬: Menhukumnya sesuai syariat islam.
[22/9 21.59] ‪+62 815-3381-0960‬: Kalau d tnggalkan maka slamanya mrka akn slah..trlpas mau ngikut apa gak terserah yg jlas tgas kita hnya mngingatkan..Allah yg pnya dan mmbolak balik hti mrka
[22/9 21.59] ‪+62 853-6966-5514‬: Di rangkul dan di nasehati kan syarat2 orang beruntung salah satu nya adakah saling basehat menasehati dalam kebaikan.
[22/9 22.00] ‪+62 853-6966-5514‬: Tergantung bagaimana kita memandang kammi dan konflik nya
[22/9 22.04] Pembicara Kuliah Negarawan: Legitimasi kita sebagai penghukum, apa?
[22/9 22.04] Pembicara Kuliah Negarawan: Dalam konteks sirriyatu dakwah wa sirriyatu tanzhim gimana?
[22/9 22.13] ‪+62 853-6966-5514‬: Setau ana sih sesuai porsi dan tidak melanggar syariat misal dngn Sp atau surat peringatan gitu atau bahkan jima kesalahan nya itu besar dan terulang intensif maka di nonaktifkan dari pengkaderan
[22/9 22.14] Pembicara Kuliah Negarawan: Nah.... Dalam konsep di Manhaj Haraki, gak selurus itu.
[22/9 22.14] Pembicara Kuliah Negarawan: Rupanya Rasulullah pernah mengampuni, manakala di sisi lain, dia menghukum.
[22/9 22.15] Pembicara Kuliah Negarawan: Ane VN aja apa ya biar jelas πŸ€”
[22/9 22.15] ‪+62 857-2964-0987‬: SubhanaAllah - mantap jiwo πŸ‘πŸ»
[22/9 22.15] Pembicara Kuliah Negarawan: Yogyakarta siapa hahaha
[22/9 22.16] Pembicara Kuliah Negarawan: Apa itu hahahahha
[22/9 22.16] Pembicara Kuliah Negarawan: Bentar2. Ini kan lagi ada fitnah ya, Garbi vs Pdip. Nah, banyak yang nanya. Ada baiknya ane luruskan, tapi dalam frame Manhaj Haraki.
[22/9 22.19] Pembicara Kuliah Negarawan: Kenapa kenapa? Hahaa
[22/9 22.20] Pembicara Kuliah Negarawan: Nah, di sini temen2 gimana sikapnya kepada Garbi?
[22/9 22.22] ‪+62 857-2964-0987‬: Garbi itu apa bng jngn di singkat (2)
[22/9 22.22] Pembicara Kuliah Negarawan: Gerakan Arah Baru Indonesia,
[22/9 22.25] ‪+62 853-6966-5514‬: Selagi gerakan ini tidak memecah belahkan bangsa dan umat di indonesia kenapa gk di sambut positif. Ya heran saja knp hrs PDIP selalu terlibat begitu sih jujur ya bng krng suka partai itu.
[22/9 22.31] Pembicara Kuliah Negarawan: Bentar2 tak siapkan bahannya,
[22/9 22.31] Pembicara Kuliah Negarawan: Nah, ane tanya dulu, apa yang ente ketahui mengenai itu?
[22/9 22.33] Pembicara Kuliah Negarawan: Gagas live itu gimana?
[22/9 22.34] Pembicara Kuliah Negarawan: Sebelum itu, ane mau bangun konteks ya. Bahwa perbedaan pendapat di kalangan sahabat itu biasa. Sangaat biasa.
[22/9 22.36] Pembicara Kuliah Negarawan: Kedua, selain sangat biasa, yang membedakan dengan kita, adalah tipe masyarakat dan followernya.
[22/9 22.37] Pembicara Kuliah Negarawan: Mereka hobi tabayyun. Dan gak gampang memviralkan berita2. Cenderung tsiqoh dengan Nabi.
[22/9 22.37] Pembicara Kuliah Negarawan: Bayangkan kalau ada isu aisyah berzina, masyarakat pada keluar.
[22/9 22.38] Pembicara Kuliah Negarawan: Maksudnya, pada keluar dari jamaah Rasul dan mengatakan, rasulullah gagal membina jamaah.
[22/9 22.38] ‪+62 815-3381-0960‬: Setuju bang..perbedaan itu adalah rahmat..kalau gak salah begitu..yang salah nya kalau menyikapinya dengan ngegas tanpa menelusuri terlebih dahulu alsan perbedannya..
[22/9 22.40] Pembicara Kuliah Negarawan: Ketiga, selain tsiqoh, mereka juga gak panasan. Inti dari islam, adalah membuat seseorang mampu hidup selaras dengan apapun dan siapapun.
[22/9 22.40] Pembicara Kuliah Negarawan: Dalam konteks, jamaah.
[22/9 22.40] Pembicara Kuliah Negarawan: Beberapa kali sahabat beda pendapat dengan Nabi. Misalnya, di perang uhud.
[22/9 22.43] Pembicara Kuliah Negarawan: Perpecahan antar sahabat di perang Uhud, saat sebagian pinginnya bertahan dalam kota, sebagian di luar kota.
[22/9 22.44] Pembicara Kuliah Negarawan: Ini dia. Banyak yang katanya-katanya, lalu ikut suuzon, atau kalau gak suuzon, teman2nya membuat dia menerima informasi yang ganjil.
[22/9 22.45] Pembicara Kuliah Negarawan: Meski begitu. Ane merasa di kammi mulai berasa dampaknta.
[22/9 22.46] Pembicara Kuliah Negarawan: Selain itu, memang dakwah perlu penokohan. Maka dari itu, Nabi pun membangun ketokohan itu,
[22/9 22.47] Pembicara Kuliah Negarawan: Beda bisa jadi ya, ane di Jakarta.
[22/9 22.47] Pembicara Kuliah Negarawan: Ente di mana kedudukannya?
[22/9 22.48] Pembicara Kuliah Negarawan: Studi kasus misalnya ketokohan Fahri. Kader kammi simpati, lantaran memang itu sunatullah. Orang cenderung ikuti orang yang secara pengetahuan dianggap lebih tinggi.
[22/9 22.48] Pembicara Kuliah Negarawan: Dari basis pemahaman itulah Rasul membentuk tanzhim dan dakwah.
[22/9 22.49] Pembicara Kuliah Negarawan: Kader2 kehilangan independensi.
[22/9 22.50] Pembicara Kuliah Negarawan: Manhaj Haraki, berisi itu semua. Bagaimana agar dakwah tidak melawan sunatullah.
[22/9 22.50] Pembicara Kuliah Negarawan: Lantaran malam ini agak lambat panas, ane buka sesi sampai besok gak papa ya.

🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎

[23/9 08.16] ‪+62 823-5135-9527‬: Ideologisasi harus brjlan sukses πŸ”₯
[23/9 08.16] Pembicara Kuliah Negarawan: Nah.. Persiapannya panjang. Kader harus yakin kitalah keluarganya.
[23/9 08.54] Pembicara Kuliah Negarawan: Ane tunggu masukan dan diskusinya ya,
[23/9 08.54] Pembicara Kuliah Negarawan: Tapi... Ane sambil ngisi yg lain.
[23/9 09.16] Pembicara Kuliah Negarawan: Boleeh, sekarang,
[23/9 09.18] ‪+62 853-6966-5514‬: Afwan baru bergabung πŸ™πŸ™
[23/9 09.26] ‪+62 853-6966-5514‬: Baik bng. @⁨Pembicara Kuliah Negarawan⁩  sudah ada pertanyaan  Assalamu'alaykum....

Bagaimana dengan seseorang teman yg dulunya sama2 berjuang di KAMMI lantas sekarang berpindah, dengan alasan tidak se manhaj lagi. Si teman memilih manhaj salafi. Jd, bagaimana sikap kita sebagai kader? Apakah mempertahankan atau mengeluarkan dari stuktural komsat? Kalau dalam konteks manhaj haroki bagaimana kak?
( senja
Dari Banggai )
Jazakallah khoiyr
[23/9 09.40] ‪+62 853-6966-5514‬: Afwan sebelumya, insyallah ana akan msh memandu tetapi pagi ini bng, silakan materi terlebih dahulu krna pagi ini mau pergi ke Welcome sahabat acara Lembaga dakwah fakultas FKIP dan siang nya abis zuhur harus MK khos afwan ya. @⁨Pembicara Kuliah Negarawan⁩  bisa ambil alih. Dan jika ada yg bertanya silakan pc ana dan akan berdiskusi nya nnti mlm, setuju
[23/9 18.58] ‪+62 853-6966-5514‬: Baik semua nha nnti mlm kita lanjut diskusi
[23/9 19.00] ‪+62 853-6966-5514‬: Jam 20.0 sekaligus menjawab pertanyaan ya @⁨Pembicara Kuliah Negarawan⁩

🌏🌏🌏


Tidak ada komentar: