Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. *Salam kesatuan* untuk kita semua π€π».
_Pertama_, perkenalkan saya ARNA, alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kesibukan saat ini di Beastudi Etos wilayah Surabaya sebagai supervisor, sekjen KAMMI Daerah Surabaya, dan beberapa kegiatan kehumasan. ☺️
_Selanjutnya_, perkenankan saya untuk sedikit sharing terkait _*"Menjaga Fokus pada Lifeplan"*_
Pernah disuatu forum saya menekankan bahwa _merencanakan hidup (membuat lifeplan) itu bagai *membentangkan tali*, dimana ujung satu kita pegang, ujung lainnya kita kaitkan pada goal kita. Jika case terburuk lampu kota mati dan angin puting beliung terjadi, tingkat kebingungan akan terminimalisir. Karena apa? kita tetap tahu arah jalan, tinggal *FOKUS* pada sandi yang telah kita ciptakan._
_Daniel Goleman_ dalam bukunya yang berjudul _“FOCUS, The Hidden Driver of Excellence”_ menyebutkan bahwa secara sainstis fokus itu menggambarkan *sebaik apa kita mengerjakan berbagai tugas*, dan diantara fokus dan kesuksesan terdapat *“hidden most time”* yang menuntut kita untuk menyelesaikannya dengan baik. Nah, disinilah tantangan buat kita untuk mengolah waktu yang ada _seapik_ mungkin, sehingga goal yang sudah direncanakan akan benar benar tercapai. Dan disini juga kita seringkali menemui hambatan, entah dari manapun datangnya.
*Inner focus* akan mengarahkan kita pada _intuisi_, tetap berpegang teguh pada nilai yang direncanakan, *bagaimana kita mengelola pikiran, perasaan, dan emosi dengan baik.* Inner focus ini dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Misalnya saja pada suatu saat kita dihadapkan pada suatu kejenuhan, semua usaha telah kita lakukan, namun tak ada yang berbuah manis. Lalu kita sedikit oleng, ada sedikit bersitan niat untuk mengurungkan apa yang telah direncanakan, disinilah inner focus akan berperan, memotivasi kembali kita untuk kembali _on the track_. Contoh lain lagi terkait mengandalikan emosi, _“So, while emotions can drive our attention/focus, with active effort we can also manage emotion top down, take over the brain’s choices of what to ignore.”_
*Other focus* akan memperluas jaringan yang kita miliki dengan orang lain dikehidupan kita, *bagamana kita bisa bersikap manusia terhadap manusia*, membangun rasa *empati*. Other focus ini dibutuhkan dalam _kerja tim_. Karena tidak bisa dipungkiri dalam mewujudkan goal, kita butuh campur tangan orang lain. Dengan memanfaatkan other focus ini kita seperti *menanam investasi* yang memiliki porsi cukup besar dalam tercapainya goal yang sudah kita rencanakan sebelumnya.
[13/5 21.18] +62 882-2625-6320: Yang terakhir *outer focus* akan mengarahkan kita dengan benar di dunia yang luas ini, *bagaimana kita bisa memandang apa yang ada disekitar kita adalah sebuah sistem*. Outer focus ini dibutuhkan dalam kita _berpikir strategis_. Disini kita dituntut untuk memandang luas bumi, menyapu ke setiap bagiannya untuk mencari kesempatan walaupun disela-sela bebatuan, serta melihat badai seakan akan tak ada kabut yang menghalangi.
*Top down focus* membutuhkan waktu lebih untuk bersama sesuatu, menghadapi satu hal pada satu waktu dan memberikan analisis mendalam tentangnya. Sedangkan *bottom up focus* lebih pada pekerjaan multitask, scanning pekerjaan secara paralel atau bersamaan. Kedua focus ini memiliki sisi positif dan negative nya masing-masing, saling melengkapi satu sama lain, tinggal kita dituntut _smart dalam menempatkannya._
Namun yang perlu ditekankan adalah _“Full focus gives us a potential doorway into flow. But when we choose to focus to one thing and ignore the rest, we surface a constant tension-usually invisible.”_
Seperti halnya sebuah beam yang menerima beban dari girder girder yang ada. Jika tegangan yang terkonsentrasi kepadanya terus menerus tinggi dan kekuatan awalnya sudah menurun, maka akan terjadi defleksi bahkan bisa fracture.
*1. Well focused/balance*
Menyeimbangkan ketiga jenis fokus tadi, fokus pada rencana yang sudah kita buat, tidak mengenyampingkan orang lain, serta tetap memperhatikan lingkungan sekitar kita.
*2. Membuat _moments reflection_*
Moment reflection akan mengerahkan kita pada dua hal besar yaitu mengingatkan kembali hal-hal yang pernah kita lakukan, mengevaluasi kembali, dan juga bisa jadi sarana penghibur lara hati hehe.
Membangun _self awareness_*
Kesadaran diri merupakan essential focus yang akan mengantarkan kita menapaki jalan yang kita desain. Dengan melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, serta menciptakan self control yang baik. Sadar kemampuan kita seberapa untuk bisa mencapai tujuan kita, bagian mana saja yang perlu diimprove. Sadar posisi kita sekarang masih ada dimana, kurang step apa lagi untuk mencapai goal kita.
4. Mencoba _Reading Other_*
Menciptakan empathy, fokus pada cita-cita bukan merupakan alasan untuk kita mengabaikan orang disekitar kita. Dr Reiss mengatakan, *"Emphaty actually save time in the long run”.* So, cobalah berinvestasi secara invisible ini. ☺️
Tips terakhir adalah *Smart practice*
Anda mungkin sering mendengar *"The myth of 10.000 hours”*, bahwa _“the 10.000 hours rule that this level of practice holds the secret to great success in any field”_
Pertanyaannya adalah, _apakah Anda mempercayai mitos ini???_
Anders Ericsson mengatakan, _*“You don’t get benefit from mechanical repetition, but by adjusting your execution over and over to get closer to your goal.”*_
*Jadi* seberapapun lama kita mencoba dan mencoba *gak ada gunanya*, apalagi setiap kalinya hanya mengulangi kesalahan yang sama. Yang benar adalah belajar dari kesalahan, melakukan *repetisi dengan beberapa perbaikan*. Memang pengalaman adalah guru yang terbaik, namun guru yang terbaik juga perlu mengajarkan teori yang dia dapat agar tidak jatuh dalam lubang yang sama.
_"Hours and hours of practice are necessary for great performance but not sufficient. How expert in any domain pay attention while practicing make a crucial difference.”_
π Harus ada perbaikan, harus ada perubahan, harus ada perbedaan
π Harus ada perbaikan, harus ada perubahan, harus ada perbedaan
Assalamu'alaikum. Izin bertanya.
Barakallah fikum, jazakumullah khairan,
Perkenalkan saya Guntur Sitania dari Ambon (Alumni Beastudi Etos Ambon).
Yang ingin ditanyakan ialah mengenai pengaruh lingkungan (dari luar) terhadap fokus kita dan sebagai juga bagian bagaimana kita mengambil peran di masyarakat.
Contoh kasus di Maluku (khusus lingkungan saya) adatnya sangat tinggi sehingga susah mengingatkan atau tdk nyaman di tempat tinggal. Misalnya puasanya hanya 3 hari awal, menganggap laki-laki yang tidak suka mabuk itu banci, dan suka berkelahi dll.
Bagaimana menjaga fokus kita ditengah pengaruh sosial seperti ini?
[13/5 22.05] +62 882-2625-6320: Terimakasih atas pertanyaannya mas guntur. Dalam hemat saya jika memang yang mas guntur lakukan adalah hal yang benar, ya lanjutkan saja.
Terkait masalah adat memang masalah yang cukup pelik, hampir dialami setiap pelosok wilayah, yang membedakan hanyalah jenis dan intensitasnya saja, keberadaannya selalu bisa dipastikan.
Saran saya tetaplah lakukan yang baik menurut mas guntur dan perlakukan mereka selayaknya manusia saja, yang memang selalu ada sisi salah. Perlakukan mereka sebaik mungkin, seakan akan tidak ada hijab atau sekat diantara kalian. Hingga pada akhirnya mereka merasa "gak papa itu si guntur gak kayak kita tapi yang penting dia baik, acara kerja bakti selalu datang diawal dan pilang diakhir, ada tetangga kesusahan selalu dibantu dst"
[13/5 22.07] +62 882-2625-6320: Pernah suatu saat saya dapat cerita dari seorang ustadz. Ini terkait kebiasaan berjabat tangan di daerahnya, walaupun yang bukan mahram, jabat tangan dianggap ritual yang wajib. Akhirnya ustadz saya ini memutuskan ketika berkunjung selalu membawa sembako. Lama kelamaan saudara jauhnya ini merasa biasa dan bilang "gak papa si A gak mau jabat tangan sama aku, orangnya baik aja lo tiap kesini bawa sembako"
[13/5 22.09] +62 895-3523-95350: Hatta (UGM)
Maaf mbak mau tanya, boleh jelasin lebih detail ngga apa itu top down focus sama bottom up focus?
[13/5 22.09] +62 895-3523-95350: Zikri Saputra dari Lampung. Izin bertanya mba.
Bagaimana, pemuda menjada fokus agar tidak memiliki mental cengeng seperti mudah putus asa. ? Dan bagaiman peran pemuda desa, apakah harus punya life plan jyga, dan yang seperti apa
[13/5 22.15] +62 882-2625-6320: Baik terimakasih pertanyaannya mas hatta ☺️.
Top down focus lebih pada kita fokus pada *SATU HAL* saja. Sedangkan bottom up focus lebih pada fokus yang kita ciptakan ketika mengerjakan *MULTITASK* atau *BANYAK HAL*.
Tentu dalam penggunannya kita harus pandai. Misal dalam pekerjaan menjadi pengawas ujian maka kita perlu menggunakan bottom up focus, untuk bisa menyapu ke semua peserta didalam ruangan.
Beda lagi jika kita sedang mengerjakan soal kalkulus maka kita harus menggunakan top down focus sehingga perhitungan nya gak salah. Ibaratnya seperti itu
[13/5 22.23] +62 882-2625-6320: Terimakasih atas pertanyaannya mas zikri ☺️.
Pemuda adalah aset terbesar bangsa, tentunya bukanlah pemuda yang cengeng ataupun menye menye. Tips agar hilang mental cengeng dari saya adalah *rasakan hidup dengan sebenar benarnya*. Cobalah keluarlah rumah, berjalanlah dimuka bumi yang luas ini, maka akan ditemui berbagai permasalahan yang membuka mata kita, bahwa masih banyak yang mambutuhkan uluran tangan kita, mengingatkan kepada kita hidup ini tak semudah yang kita bayangkan ferguso... Serta coba rasakan susahnya cari uang, mencoba hidup mandiri. Cobalah segala seni hidup, maka akan kau dapatkan warna warninya
Terkait peran janganlah kita terlalu muluk muluk berpikir. Cukup membumikan peran dilingkungan RT misalnya, ikut aktif karang taruna, pengajian dst. Dan life plan sudah sepatutnyalah dimiliki oleh setiap orang
Barakallah fikum, jazakumullah khairan,
Perkenalkan saya Guntur Sitania dari Ambon (Alumni Beastudi Etos Ambon).
Yang ingin ditanyakan ialah mengenai pengaruh lingkungan (dari luar) terhadap fokus kita dan sebagai juga bagian bagaimana kita mengambil peran di masyarakat.
Contoh kasus di Maluku (khusus lingkungan saya) adatnya sangat tinggi sehingga susah mengingatkan atau tdk nyaman di tempat tinggal. Misalnya puasanya hanya 3 hari awal, menganggap laki-laki yang tidak suka mabuk itu banci, dan suka berkelahi dll.
Bagaimana menjaga fokus kita ditengah pengaruh sosial seperti ini?
[13/5 22.05] +62 882-2625-6320: Terimakasih atas pertanyaannya mas guntur. Dalam hemat saya jika memang yang mas guntur lakukan adalah hal yang benar, ya lanjutkan saja.
Terkait masalah adat memang masalah yang cukup pelik, hampir dialami setiap pelosok wilayah, yang membedakan hanyalah jenis dan intensitasnya saja, keberadaannya selalu bisa dipastikan.
Saran saya tetaplah lakukan yang baik menurut mas guntur dan perlakukan mereka selayaknya manusia saja, yang memang selalu ada sisi salah. Perlakukan mereka sebaik mungkin, seakan akan tidak ada hijab atau sekat diantara kalian. Hingga pada akhirnya mereka merasa "gak papa itu si guntur gak kayak kita tapi yang penting dia baik, acara kerja bakti selalu datang diawal dan pilang diakhir, ada tetangga kesusahan selalu dibantu dst"
[13/5 22.07] +62 882-2625-6320: Pernah suatu saat saya dapat cerita dari seorang ustadz. Ini terkait kebiasaan berjabat tangan di daerahnya, walaupun yang bukan mahram, jabat tangan dianggap ritual yang wajib. Akhirnya ustadz saya ini memutuskan ketika berkunjung selalu membawa sembako. Lama kelamaan saudara jauhnya ini merasa biasa dan bilang "gak papa si A gak mau jabat tangan sama aku, orangnya baik aja lo tiap kesini bawa sembako"
[13/5 22.09] +62 895-3523-95350: Hatta (UGM)
Maaf mbak mau tanya, boleh jelasin lebih detail ngga apa itu top down focus sama bottom up focus?
[13/5 22.09] +62 895-3523-95350: Zikri Saputra dari Lampung. Izin bertanya mba.
Bagaimana, pemuda menjada fokus agar tidak memiliki mental cengeng seperti mudah putus asa. ? Dan bagaiman peran pemuda desa, apakah harus punya life plan jyga, dan yang seperti apa
[13/5 22.15] +62 882-2625-6320: Baik terimakasih pertanyaannya mas hatta ☺️.
Top down focus lebih pada kita fokus pada *SATU HAL* saja. Sedangkan bottom up focus lebih pada fokus yang kita ciptakan ketika mengerjakan *MULTITASK* atau *BANYAK HAL*.
Tentu dalam penggunannya kita harus pandai. Misal dalam pekerjaan menjadi pengawas ujian maka kita perlu menggunakan bottom up focus, untuk bisa menyapu ke semua peserta didalam ruangan.
Beda lagi jika kita sedang mengerjakan soal kalkulus maka kita harus menggunakan top down focus sehingga perhitungan nya gak salah. Ibaratnya seperti itu
[13/5 22.23] +62 882-2625-6320: Terimakasih atas pertanyaannya mas zikri ☺️.
Pemuda adalah aset terbesar bangsa, tentunya bukanlah pemuda yang cengeng ataupun menye menye. Tips agar hilang mental cengeng dari saya adalah *rasakan hidup dengan sebenar benarnya*. Cobalah keluarlah rumah, berjalanlah dimuka bumi yang luas ini, maka akan ditemui berbagai permasalahan yang membuka mata kita, bahwa masih banyak yang mambutuhkan uluran tangan kita, mengingatkan kepada kita hidup ini tak semudah yang kita bayangkan ferguso... Serta coba rasakan susahnya cari uang, mencoba hidup mandiri. Cobalah segala seni hidup, maka akan kau dapatkan warna warninya
Terkait peran janganlah kita terlalu muluk muluk berpikir. Cukup membumikan peran dilingkungan RT misalnya, ikut aktif karang taruna, pengajian dst. Dan life plan sudah sepatutnyalah dimiliki oleh setiap orang
Assalamu'alaikum. Izin bertanya.
Barakallah fikum, jazakumullah khairan,
Saya mahmud dari Malang. bermaksid menanyakan.
mnrt pemahaman diri saya, saya tipe org yg mudah bosan dan menyukai tantangan. hal ini membuat pola kerja saya suka dalam tekanan dan tempo yang cepat. sedang saat ini saya sedng berjuang d skripsi yang pengambilan datanya tertunda krn corona.
alaih2 fokus menyelesaikan skripsi sebisanya. saya malah tertarik dgn berbagai course online dan volunteers online. sedang tugas utama *skripsi jd terbengkalai.
saya sadar harus segera berubah. tp ini sedikit sulit bagi saya
mohon sentilan jawabnya kak
terimakasih π€
[13/5 22.32] +62 882-2625-6320: MasyaaAllah terimakasih atas pertanyaannya mas mahmud ☺️.
Saya jadi teringat masa masa mengerjakan skripsi. Saran saya buat alokasi waktu sedetil mungkin ditiap harinya. Mungkin, dari 15 jam aktif ditiap harinya, mas mahmud bisa membagi 2 jam untuk skripsi, 6 jam untuk memperbanyak bekal akhirat, 3 jam untuk hobi, 4 jam untuk rumah dan keluarga.
Dan yang perlu diperhatikan adalah *dimulai saat ini juga* dan harus istiqomah (seperti Rasulullah yang harus meng qodho sholat malamnya jika missed).
Ingat ya dimulai saat ini juga. Jika akan dimulai *nanti atau besok*, akibatnya fatal, ya tetap nanti saja dan besok saja hehe.
Semangat skripsinya mas mahmud. Kalo kata dosen saya "skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai" ☺️πͺπ»πͺπ»
[13/5 22.40] +62 895-3523-95350: Wah, masyaAllah. Luar biasa sekali pemaparan dan jawabannya pada malam ini.
Membangun fokus memang sulit. Tapi alangkah semuanya akan mudah jika kita tau apa saja step step terbaiknya.
Mulai hari ini yuk kita mulai rasakan hidup sebenar-benarnya. Tanyakan pada diri apa Top Down Focus kita. Apalagi pada momentum malam 10 hari terakhir Ramadhan ini. Ini adalah waktu terbaik untuk bermuhasabah π
[13/5 22.46] +62 882-2625-6320: Terimakasih juga kepada mbak moderator ☺️
[13/5 22.46] +62 882-2625-6320: _mengejar harapan impian_
_fokuslah kawan_
_fokus ke depan menjanjikan_
_fokus ke samping menguatkan_
_fokus ke belakang menuai pelajaran_
_menghampiri kenangan kejayaan_
_memilah bekas kepedihan_
_fokus ke atas menambah kekuatan_
_fokus ke bawah menawarkan kesadaran_
_"Bayangkan Anda adalah *seorang pemain basket* yang sedang bertanding dilapangan. Fokus ke *depan* adalah fokus pada ring lawan, bawalah bola ( *potensi* yang kamu miliki) ke arah ring lawan, masukkan, dan cetaklah skor terbaik, entah triple point dst. Fokuslah juga ke *samping*, yaitu pada lawan ( *orang disekitar, team dst*) yang senantiasa mengincar bola yang kau pegang. Fokuslah pula ke *belakang*, bisa kau ibaratkan sebagai kawan dalam satu tim ataupun pertandingan pertandingan yang pernah atau gagal kau taklukkan ( *pengalaman*). Fokuslah ke *atas*, melangitkan *doa* disetiap aktivitas kita. Serta jangan lupa fokus ke *bawah*, berhati-hatilah dengan garis lapangan,( *bumi*) jangan sampai kau keluar dari boundary area yang ditentukan.”_
[13/5 22.46] +62 882-2625-6320: Terimakasih atas waktu yang telah temen temen luangkan. Mohon maaf jika ada hal yang tidak berkenan, baik dari pemilihan kata atau yang lainnya. Sekian dari saya, semoga kita bisa berjumpa lain kesempatan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
[13/5 22.48] +62 895-3523-95350: Terimakasih atas closing statement nya mba Arnasari. Saya tutup diskusi malam ini dengan lafadz hamdalah. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Barakallah fikum, jazakumullah khairan,
Saya mahmud dari Malang. bermaksid menanyakan.
mnrt pemahaman diri saya, saya tipe org yg mudah bosan dan menyukai tantangan. hal ini membuat pola kerja saya suka dalam tekanan dan tempo yang cepat. sedang saat ini saya sedng berjuang d skripsi yang pengambilan datanya tertunda krn corona.
alaih2 fokus menyelesaikan skripsi sebisanya. saya malah tertarik dgn berbagai course online dan volunteers online. sedang tugas utama *skripsi jd terbengkalai.
saya sadar harus segera berubah. tp ini sedikit sulit bagi saya
mohon sentilan jawabnya kak
terimakasih π€
[13/5 22.32] +62 882-2625-6320: MasyaaAllah terimakasih atas pertanyaannya mas mahmud ☺️.
Saya jadi teringat masa masa mengerjakan skripsi. Saran saya buat alokasi waktu sedetil mungkin ditiap harinya. Mungkin, dari 15 jam aktif ditiap harinya, mas mahmud bisa membagi 2 jam untuk skripsi, 6 jam untuk memperbanyak bekal akhirat, 3 jam untuk hobi, 4 jam untuk rumah dan keluarga.
Dan yang perlu diperhatikan adalah *dimulai saat ini juga* dan harus istiqomah (seperti Rasulullah yang harus meng qodho sholat malamnya jika missed).
Ingat ya dimulai saat ini juga. Jika akan dimulai *nanti atau besok*, akibatnya fatal, ya tetap nanti saja dan besok saja hehe.
Semangat skripsinya mas mahmud. Kalo kata dosen saya "skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai" ☺️πͺπ»πͺπ»
[13/5 22.40] +62 895-3523-95350: Wah, masyaAllah. Luar biasa sekali pemaparan dan jawabannya pada malam ini.
Membangun fokus memang sulit. Tapi alangkah semuanya akan mudah jika kita tau apa saja step step terbaiknya.
Mulai hari ini yuk kita mulai rasakan hidup sebenar-benarnya. Tanyakan pada diri apa Top Down Focus kita. Apalagi pada momentum malam 10 hari terakhir Ramadhan ini. Ini adalah waktu terbaik untuk bermuhasabah π
[13/5 22.46] +62 882-2625-6320: Terimakasih juga kepada mbak moderator ☺️
[13/5 22.46] +62 882-2625-6320: _mengejar harapan impian_
_fokuslah kawan_
_fokus ke depan menjanjikan_
_fokus ke samping menguatkan_
_fokus ke belakang menuai pelajaran_
_menghampiri kenangan kejayaan_
_memilah bekas kepedihan_
_fokus ke atas menambah kekuatan_
_fokus ke bawah menawarkan kesadaran_
_"Bayangkan Anda adalah *seorang pemain basket* yang sedang bertanding dilapangan. Fokus ke *depan* adalah fokus pada ring lawan, bawalah bola ( *potensi* yang kamu miliki) ke arah ring lawan, masukkan, dan cetaklah skor terbaik, entah triple point dst. Fokuslah juga ke *samping*, yaitu pada lawan ( *orang disekitar, team dst*) yang senantiasa mengincar bola yang kau pegang. Fokuslah pula ke *belakang*, bisa kau ibaratkan sebagai kawan dalam satu tim ataupun pertandingan pertandingan yang pernah atau gagal kau taklukkan ( *pengalaman*). Fokuslah ke *atas*, melangitkan *doa* disetiap aktivitas kita. Serta jangan lupa fokus ke *bawah*, berhati-hatilah dengan garis lapangan,( *bumi*) jangan sampai kau keluar dari boundary area yang ditentukan.”_
[13/5 22.46] +62 882-2625-6320: Terimakasih atas waktu yang telah temen temen luangkan. Mohon maaf jika ada hal yang tidak berkenan, baik dari pemilihan kata atau yang lainnya. Sekian dari saya, semoga kita bisa berjumpa lain kesempatan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
[13/5 22.48] +62 895-3523-95350: Terimakasih atas closing statement nya mba Arnasari. Saya tutup diskusi malam ini dengan lafadz hamdalah. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar