Uswatun Hasanah Fitria

Senin, 25 Mei 2020

Mencari Beasiswa luar Negeri

[29/4 21.04] +62 878-8440-0992: Saya Gading, saat ini sedang studi S2 di The University of Manchester, Inggris, dg beasiswa LPDP.

Malam ini saya akan berbagi pengalaman tentang mencari beasiswa.
[29/4 21.05] +62 878-8440-0992: Saya sering mendapatkan pertanyaan tentang bagaimana mendapatkan beasiswa lanjut studi ke luar negeri, seperti:

1. “Mas, saya ingin lanjut sekolah ke luar negeri, apakah ada saran?”

2. "Mas, mana yang harus disiapkan lebih dulu? IELTS, LoA, atau beasiswa?"

3. “Mas, sebaiknya lanjut kuliah langsung atau kerja dulu?”
[29/4 21.07] +62 878-8440-0992: Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas ketiga pertanyaan tersebut. Namun, sebelum membahas aspek teknis, saya ingin teman-teman memahami satu hal yang sangat mendasar: *bagaimana menghadapi penolakan.*
[29/4 21.07] +62 878-8440-0992: Beasiswa itu *mirip jodoh*. Yang paling pintar, paling siap, paling tajir, paling jago bahasa Inggris, paling berprestasi, belum tentu dapat lebih dulu. Ada banyak faktor yang memengaruhi sukses tidaknya aplikasi beasiswa kita. Mulai dari pilihan universitas dan negara, standar pemberi beasiswa, sampai hal-hal teknis seperti dokumen yang kita unggah. Jadi, selalu siap dengan kemungkinan ditolak.
[29/4 21.09] +62 878-8440-0992: Saya sendiri sudah berkali-kali ditolak, baik oleh pemberi beasiswa maupun universitas. Kalimat semacam *“we regret to inform you that your application was not successful”* sudah jadi santapan rutin.
[29/4 21.09] +62 878-8440-0992: Awalnya memang tidak mudah untuk menerimanya. Bagaimana mungkin aplikasi yang telah kita siapkan sebaik mungkin selama berminggu-minggu ditolak begitu saja seolah tak berguna? Sakit nggak sih? Tapi, kalau sudah ditolak, kita tidak bisa melakukan apa-apa selain bangkit dan mencoba kembali. Merasa kecewa itu wajar. Tapi, pertunjukan harus terus berlanjut. The show must go on!
[29/4 21.10] +62 878-8440-0992: Berikut adalah beberapa contoh surat penolakan yang saya terima.
[29/4 21.11] +62 878-8440-0992: Itu belum semuanya. Ada beberapa yang bahkan saya tidak diberi kabar dan sampai sekarang tidak tahu bagaimana nasibnya. Namun, satu hal yang pasti, semua penolakan itu memberi saya banyak ruang untuk memperbaiki diri. Jika saya sudah diterima pada percobaan pertama, mungkin tidak banyak pengalaman yang bisa saya bagi, dan tidak banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari sana.
[29/4 21.11] +62 878-8440-0992: Alhamdulillah, setelah perjuangan panjang, saya berkesempatan melanjutkan studi master di The University of Manchester (UoM), Inggris, dengan beasiswa LPDP. Saya mengambil jurusan MSc Advanced Leadership for Professional Practice (Nursing).
[29/4 21.13] +62 878-8440-0992: *Tiga Pertanyaan Utama*

Ketika ada yang bertanya *“Mas, saya ingin lanjut sekolah ke luar negeri, apakah ada saran?”*, saya sejujurnya bingung karena pertanyaan tersebut sangat luas.

Teman-teman perlu menspesifikkan beberapa hal.
[29/4 21.14] +62 878-8440-0992: Untuk memulainya, ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab terlebih dulu:

• Apakah sudah menentukan negara atau kampus atau jurusan tujuan?

• Apakah ada beasiswa yang diincar?

• Apakah sudah memiliki sertifikat bahasa Inggris baik IELTS maupun TOEFL, atau bahasa asing lainnya (jika perlu)?
[29/4 21.14] +62 878-8440-0992: Menurut saya, pertanyaan lain hanyalah turunan dari ketiganya, yang mana ketiganya pun saling berkaitan. Bagi yang sudah memiliki semuanya, bolehlah kita membahas teknis pendaftarannya. Namun, bagi yang belum, dan kebanyakan memang belum tahu harus memulai dari mana, ketiganya harus clear dulu.
[29/4 21.15] +62 878-8440-0992: Luar negeri itu luas. Ada ribuan kampus di luar sana. Tidak mungkin kita mau lanjut sekolah tapi belum tahu mau ke mana, bukan? Nah, kalau kita masih buta dengan kampus luar negeri, kita bisa membuka beberapa laman pencarian kampus yang cocok dengan jurusan kita.
[29/4 21.15] +62 878-8440-0992: Saya pribadi sering membuka laman topuniversities.com (by QS World University Ranking) yang menyediakan informasi universitas dan jurusan kampus-kampus top dunia sekaligus ranking mereka. Namun, apakah pilihan kampus harus sesuai dengan ranking, itu bisa kita diskusikan nanti. Banyak pula laman lain yang bisa teman-teman gunakan, misalnya mastersportal.com, findamasters.com, masterstudies.com, dll.
[29/4 21.15] +62 878-8440-0992: Yang jelas, semakin bagus kampus itu, semakin sulit kita masuk. Artinya, persiapan kita harus lebih matang, terutama syarat-syarat dasar seperti pengalaman dan skor bahasa Inggris.
[29/4 21.16] +62 878-8440-0992: Nah, bagi yang merasa persiapannya masih ala kadarnya, kita bisa mematok target yang lebih terjangkau. Target ini harus kita sesuaikan dengan tingkat persiapan kita, terutama bahasa Inggris, rencana berangkat, pengalaman kerja, dll.
[29/4 21.17] +62 878-8440-0992: Sekedar info, University of Manchester bagi saya empat tahun lalu adalah target yang terlalu tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu dan matangnya persiapan, itu menjadi target yang sangat realistis.
[29/4 21.18] +62 878-8440-0992: *Duluan Mana, IELTS, LoA, atau Beasiswa?*

Setelah tanya tips dan trik, pertanyaan yang sering muncul lagi adalah *“Mas, mana yang harus disiapkan lebih dulu? IELTS, LoA, atau beasiswa?”* Sama seperti sebelumnya, jawaban dari pertanyaan ini adalah: tergantung.
[29/4 21.19] +62 878-8440-0992: Secara umum, kita bisa menyiapkan ketiganya secara simultan alias bareng-bareng. Ini adalah contoh timeline ketika saya dapat beasiswa LPDP.
[29/4 21.20] +62 878-8440-0992: Tapi, ada juga beasiswa yang tidak memerlukan nilai IELTS dan LoA DI AWAL. Contohnya Chevening dan Australia Award. Teman2 bisa langsung daftar tanpa bermodalkan sertifikat bahasa Inggris maupun offer dari kampus. Dimintanya nanti setelah diterima.
[29/4 21.20] +62 878-8440-0992: TAPIII, Chevening mensyaratkan minimum pengalaman kerja setara dengan 2 tahun, dan standar esainya cukup tinggi. Sementara Australia Award memang tidak mematok minimum IELTS, tapi kemampuan bahasa Inggris yang sudah kita capai akan tetap jadi pertimbangan (nanti akan ada pelatihan bahasa Inggris buat awardee). So inget, bisa daftar bukan berarti mudah diterima loh ya!
[29/4 21.21] +62 878-8440-0992: Nah, kalau dari awal sudah bilang, "Mas, aku pengen nyoba LPDP, boleh minta saran ini dan itu?", maka saya akan jawab, "Nilai IELTS-mu sudah berapa? Kalau belum 6,5, kejar IELTS-nya dulu."
[29/4 21.21] +62 878-8440-0992: Ini bukan saya sok-sokan tidak mau bagi ilmu, tapi untuk LPDP syarat minimum IELTS-nya adalah 6,5. Kalau nekat mendaftar dengan nilai di bawah itu, bisa DIPASTIKAN bakal ditolak sejak seleksi berkas. KECUALI, kalian adalah bagian dari kelompok afirmasi yang macamnya berderet-deret itu.
[29/4 21.22] +62 878-8440-0992: Buat yang jalur reguler seperti saya, yang jumlahnya semakin minoritas, IELTS 6,5 itu syarat mutlak yang tidak bisa ditawar. Banyak juga teman-teman saya yang tidak jadi daftar LPDP karena IELTS-nya belum mencapai standar minimum LPDP. So, daripada capek-capek nyiapin syarat-syarat lain, fokus aja buat dapat IELTS 6,5.
[29/4 21.22] +62 878-8440-0992: Terus kalau IELTS-nya masih di bawah 6,5 bagaimana? Apakah bisa mendaftar beasiswa ke luar negeri?
[29/4 21.23] +62 878-8440-0992: *Jawabannya BISA!*

Tapi tentu opsi untuk ini tidak banyak. Biasanya masih di sekitaran Asia. Menurut pengalaman saya, di Taiwan masih ada beberapa kampus dan beasiswa yang menerima nilai TOEFL minimal 500. Pada tahun 2016, saya masih menganggap tes IELTS itu sangat sulit digapai. Itulah mengapa bagi saya kuliah di Eropa itu masih seperti mimpi di siang bolong. Makanya saya mencari opsi beasiswa yang dekat-dekat, salah duanya Taiwan dan Jepang (yang dua-duanya ditolak juga).
[29/4 21.23] +62 878-8440-0992: Setelah tes IELTS pertama bulan Juni 2017, saya beruntung dapat nilai 6,5 dan akhirnya bisa mendaftar LPDP, meskipun ujungnya ditolak. Nilai IELTS 6,5 ini tidak hanya bisa dipakai daftar LPDP, tapi juga membuat opsi pilihan universitas dan beasiswa semakin luas.
[29/4 21.24] +62 878-8440-0992: Rata-rata kampus Eropa mensyaratkan minimal nilai IELTS 6,5, baik dengan atau tanpa syarat minimum band. Tentu ini perlu dilihat lagi jurusan sama kampusnya ya. Ada kampus-kampus yang standarnya lebih tinggi. But, at least, mimpi di siang bolong itu mulai terlihat nyata.
[29/4 21.24] +62 878-8440-0992: Nilai overall IELTS 6,5 untuk kasus saya memang bisa dipakai mendaftar LPDP, tapi kampus mensyaratkan minimum band 6,0. Saya hanya dapat LoA conditional (Lihat slide ke-2) karena nilai writing saya 5,5. Jadilah saya masih harus berjuang untuk dapat memperbaiki nilai IELTS, tes 2x dan terakhir dapat nilai 7,0 dengan minimum band 6,5.
[29/4 21.24] +62 878-8440-0992: Mungkin ada yang merasa perjalanan ini berliku. Tapi saya tahu beberapa orang yang perjalanan mencari beasiswanya lebih berliku daripada saya. Tes IELTS bisa sampai 6-7 kali karena ada band yang tidak memenuhi, atau nilai overall kurang. Itulah mengapa, karena peluang gagal di IELTS ini besar, saya tidak hanya mengandalkan 1 beasiswa saja. Saya pun mencari beberapa peluang kampus dan beasiswa lain yang sekiranya cocok dengan nilai IELTS saya, meskipun mayoritas gagal.
[29/4 21.25] +62 878-8440-0992: *Langsung lanjut atau kerja dulu?*

Sekarang kita membahas soal kerja vs lanjut studi.

Tahun lalu saya membuat survei kecil-kecilan di Instastory. Survei membuktikan bahwa 77% dari 73 orang yang vote di story saya memilih untuk kerja dulu daripada langsung lanjut kuliah. Beberapa yang memberi alasan mengatakan kerja dulu untuk cari modal. Soalnya biaya tes IELTS, persiapan bahasa Inggris, dll. itu MAHAL sodara2!
[29/4 21.26] +62 878-8440-0992: Alasan lainnya, ada mbak2 dari PNS Kemenkeu bilang kalo gak bisa lanjut langsung soalnya ada aturan baru bisa lanjut 2 tahun setelah pendidikan terakhir. Ya, kalau abdi negara memang harus ikut aturan yaa...
[29/4 21.27] +62 878-8440-0992: Beberapa orang pernah bertanya, apakah untuk lanjut sekolah diperlukan pengalaman kerja?
[29/4 21.27] +62 878-8440-0992: Well, jawabannya sangat tergantung mau sekolah di mana. Beberapa jurusan dan beasiswa mewajibkan pengalaman kerja dengan durasi tertentu. Misal Chevening wajib harus kerja minimal 2 tahun. Lalu, mayoritas jurusan keperawatan juga mewajibkan pengalaman klinik. Kalau ambil MBA, juga wajib punya pengalaman kerja. Apalagi yang course by research, biasanya dilihat dari pengalaman penelitian. TAPIII, banyak juga jurusan yang tidak mensyaratkan itu. So, kalau memang mau ingin langsung, pastikan dulu persyaratannya.
[29/4 21.28] +62 878-8440-0992: Apakah pengalaman kerja menunjang aplikasi?
[29/4 21.28] +62 878-8440-0992: YES, definitely!

Karena mereka yang sudah bekerja biasanya lebih siap untuk menerima materi kuliah karena sudah tahu kondisi lapangan. Jadi tidak meraba-raba dari awal. Dan, yang lebih penting, pastikan pekerjaanmu linier dengan jurusan yang kamu ambil.
[29/4 21.28] +62 878-8440-0992: Saat mendaftar, biasanya kita diminta untuk menulis di esai atau personal statement apa saja TELAH, SEDANG dan AKAN kamu kerjakan, dan bagaimana kuliah/beasiswa yang kamu ambil membantu pencapaian tujuanmu itu? Esai inilah yang jadi pertimbangan baik dari kampus/beasiswa untuk menerima kamu/tidak. Kalau kamu sudah bekerja, tentu akan lebih mudah untuk menjabarkan poin-poin tersebut.
[29/4 21.29] +62 878-8440-0992: Kalau belum bekerja bagaimana? Inilah tantangan dari yang mau langsung lanjut. Tapi jangan bersedih, kamu tetap bisa diterima asalkan bisa menunjukkan kelebihanmu, misal saat kuliah pernah ikut organisasi A, mengelola project B, menulis paper C, dsb. Apa yang kita lakukan selama di kampus biasanya tetap dihitung sebagai pengalaman kok.
[29/4 21.29] +62 878-8440-0992: Saya sebenarnya dulu juga iseng-iseng nyoba lanjut sekolah sebelum bekerja. Alasan utamanya: setelah lulus bingung mau ngapain! Diakui atau tidak, banyak yang seperti itu. Kampus memang zona nyaman bagi mereka yang belum siap kembali ke realitas. Kalau udah lulus tapi belum bekerja, kok dikiranya pengangguran. Kan kesannya nggak enak gitu. Maka pilihannya adalah lanjut sekolah.
[29/4 21.29] +62 878-8440-0992: Tapi itu bukan satu-satunya alasan. Beberapa teman berpikir kalau segera S2, nanti bisa ambil PhD pada usia muda. Masuk dunia profesional dengan gelar master juga bisa memperkuat profil kita. Selain itu, kalau langsung sekolah setelah lulus biasanya masih idealis, belum terkontaminasi dunia kerja yang serba ruwet, belum ada tanggungan keluarga juga, sehingga selain studi bisa sekaligus bersenang-senang.
[29/4 21.30] +62 878-8440-0992: Meskipun banyak peluang dari langsung lanjut, saya bersyukur tidak jadi menjalaninya. Sekarang, setelah bekerja selama kurang lebih 3 tahun, saya jadi lebih mantap untuk lanjut S2. Beberapa skill yang menunjang seperti penelitian, analisis, dll. juga sudah lebih matang dan insyaAllah akan memperlancar studi. Selain itu, saat lulus nanti, saya juga gak bingung cari kerja karena ada opsi untuk kembali ke tempat kerja lama.
[29/4 21.30] +62 878-8440-0992: Kelemahan dari kerja dulu adalah terlena. Beberapa teman yang sudah asyik bekerja jadi lupa kalau dulu ingin lanjut kuliah. Belum lagi kalau sudah dapat gaji besar, posisi yang nyaman, atau keluarga kecil yang bahagia. Kalau sudah begitu, untuk memulai kembali akan sangat berat. Perlu komitmen tinggi untuk kembali ke zona perjuangan, baik waktu persiapan maupun saat menjalani studi.
[29/4 21.30] +62 878-8440-0992: Ini adalah ringkasan plus-minus lanjut sekolah langsung maupun bekerja dulu.
[29/4 21.31] +62 878-8440-0992: So, setelah mempertimbangkan uraian di atas, teman2 mau yang mana? Langsung lanjut sekolah? Kerja dulu? Atau, terpaksa kerja dulu karena belum ada beasiswa untuk lanjut sekolah? Hehe...

Semua tergantung pilihan teman2.

Tidak ada komentar: