Diskusi online bereng pejuang
Si penulis.
Yg suda saya beli bukunya
[21/3 20.33]
Teman2, malam ini kita diskusi
menjadi aktivis aktif menulis bersama mas @Zailani BQ pukul 19:40 wib ya π
Assalamualaikum wr.wb
Terima kasih untuk peserta yang telah registrasi untuk diskusi online kami
Pertama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas kesempatan diberikan untuk diskusi hari ini kita akan membincangkan *
menjadi aktivis aktif menulis* bersama mas @Zailani BQ Dalam rangka 4 tahun pustaka saga
Assalamualaikum wr wb temen-temen semua *boleh dijawab dari kamarnya masing2 :)
Alhamdulillaah, kita bersyukur kepada Allah masih diberi umur panjang, masih diberi kesempatan untuk saling berjumpa walau dalam dunia maya.
Mudah-mudahan kelak, kita bisa bertemu secara nyata dan akhirnya mampu bertemu kembali di surganya Allah SWT. Aamiin.
Shalawat dan salam senantiasa kita limpahkan kepada teladan terbaik semua manusia, panutan terindah setiap insan, beliau Rasulullaah Muhammad SAW.
kita semua menjadi pelanjut beliau dan pembelanya di mana pun dan kapan pun.
Terimakasih kepada penyelenggara agenda ini. Warbiasa. Smg jadi pemberat amal kebaikan semua tim penyelenggara.
[21/3 21.00]
Yang saya hormati dan rindukan nasehatnya, Pemilik Pustaka SAGA, Mas Arif Syaifurrrisal. Yang sekaligus kakak senior di KAMMI.
Yg saya hormati juga Wartawan senior, mas @Januar48 . Kakak yg luar biasa Mbak @Anis , Mas @Diskusi Pustaka Saga selaku panglima grup. Dan yg gak tertinggal untuk saya hormati adalah penulis sekaligus pemilik penerbit di Malang, mas @@eri_muriyan π
Dan yg juga spesial kepada seluruh yg ada di grup ini.
Sebelum lanjut ke sharing ttg nulis, kenalin saya Zailani. Alhamdulillah atas ijin Allah diberi kemudahan buat nulis beberapa judul buku. baik yang sendiri maupun bareng2, sejak awal 2013 an
Salah satunya diterbitin SAGA, judulnya "JAdilah Pemuda Ngehits".
Nah, dr sedikit pengalaman yg saya punya. Yuk kita sharing ttg tema diskusi kita: Menjadi aktivis aktif menulis.
Biar simpel bahasan kita, saya sederhanakan menjadi 2 hal.
yang pertama : MENGAPA HARUS NULIS?
2 : GIMANA CARA NULIS YANG MUDAH?
[21/3 21.22]
Masuk yang pertama : MENGAPA HARUS NULIS?
1. Agar tidak mubazir
Dapat ilmu tentang al-Qur’an, gak dicatet, hilang.
Dapat ilmu tentang pernikahan, gak dicatet, lenyap.
Dapat ilmu tentang wirausaha, gak dicatet, amblas.
Dapat ilmu tentang puasa, gak dicatat, acara belum selesai, sebagian materi sudah lupa.
Dapat ilmu tentang konsep membangun Negara, gak dicatet, lupa.
Begitu;ah realita. Karena memang otak kita belum bisa jika harus mengingat semua materi yang didapat. Maka saat ilmu didapat, ikat. Ikat bilqolam. Tulis. Biar gak mubazir begitu saja.
2. Ilmu itu mahal
Mahal waktunya. Gak semua orang punya kesempatan buat nyari ilmu. Maka pas kita bisa, saying banget kalo gak ditulis. Mahal biayanya. Nyari ilmu kadang harus ngeluarin tiket puluhan ribu, bahkan sebuah training bisa jutaan. Ya, minimal keluar uang buat transport ke tempat acara. Masa rela ilang begitu saja? Tulis dong ilmunya.
Mahal momennya. Ini yang lebih berharga lagi. Kita bisa ketemu seorang tokoh atau pembicara gak setiap saat. Maka saat ketemu pasti ada ilmu baru yang kita terima. Beda narasumber, beda ilmu. Tentu sayang banget kan kalau momennya berlalu, berlalu juga ilmuna. Kalau ditulis, akan jadi saksi sejarah dan bisa dibuka kapan aja kita mau.
Dalam Islam, orang beriman yang berilmu, akan dinaikkan derajatnya. Ini menandakan betapa ilmu sangat penting. Sangat mahal.
Karena ilmu begitu mahal, baik proses mendapatkannya atau yang lainnya, keterlaluan jika tak kita abadikan. Gak harus runtut. Gak harus detail. Gak harus baku. Pokoknya tulis aja. Poin2 nya aja, boleh. Pake kata kunci juga gpp. Yang penting kita tulis. Ini benih benih produktif. Tanpa itu, kapanlagi mau produktif?
Naik Kelas
Gara-gara nulis, saya ‘lebih’ dipercaya, dihargai, diberi tempat, dianggap lain dari yang lain.
padahal kan belum tentu.
bisa jadi banyak yang lebih jago, lebih wow, lebih tinggi ilmunya, dan lebih ganteng, hanya saja dia gak nulis buku, gakterlalu dilihat
artinya apa? saya merasakan betul, bahwa karya kita menjadi salah satu penilaian orang.
dengan menulis kita dianggap cakap,
dianggap bisa
walau kita tak mengharapkan itu.
Tapi orang melihat ada perbedaan dengan orang lain
inilah naik kelas
maka tak heran jika ada pebisnis atau trainer yang semangat banget nulis buku, agar lebih diakui.
gak ada yang salah. ini jadi peluang kita juga sebagai aktivis dakwah
harusnya aktivis dakwah punya bukti agar orang percaya kepada kita
sehingga label aktivis gak hanya status,
orang gak ngeliat apa wujud karyanya
nah dengan nulis, bisa menjadi jalan orang percaya kepada kita
kalau publik sudah percaya, insyalah jalan dakwah makin terbuka.
Gak lucu kan kalau kita sebagai aktivis pengen dakwah, tapi orang lain justru kabur saat dengen nama kita.
denger iya gak?
Apalagi sekarang, jaman di mana orang percaya bukan hanya pada soal apa yang idsampaikan, melainkan siapa yang menyampaikan. Mau baik ato gak, asal si itu yang menyampaikan, diterima.
maka bahaya jika si itu adalah orang2 yang gak pro dakwah. followernya jutaan, tapi psotingannya nyinyir ke dakwah. bahaya. racun dan meracuni.
Tapi andai yang followwernya jutaan itu postingannya ttg tema2 dakwah, kan jos.
maka Saya nulis JAdilah Pemuda Ngehits itu salah satunya ya untuk ini: Agar jadi jalan kebaikan. Makin terkenal, makin terbuka syiar kebaikannnya.
sebenarnya terkenal itu gak penting, yang penting isinya.
Tapi untuk menyampaikan 'isi' perlu terkenal, berarti ia menjadi kebutuhan.
[21/3 21.39] +62 857-2582-0446: Nah, soal nulis. kalau bisa aktifis dakwah jadi penulis. Namanya makin dikenal, peluang dakwahnya makin luas.
nulis itu kerjanya sekali, untungnya berkali2.
Kalau kata Sayyid Quthb, satu peluru hanya bisa nembus satu kepala. Tapi satu tulisan bisa menembus JUTAAN kepala.
Yang nulis jalan-jalan, karyanya jalan terus (dibaca orang)
beluml kalau ngomongin pahala. Duplikasinya sampai tak terhingga.
itu yang ketiga: Naik kelas
dan itu cukuplah menjadi alasan terakhir untuk sementara.
sebenarnya banyak alasan kenapa kita nulis, tapi waktu kkta terbatas
saya sudah nulis lainnya di e-book "Jurus Jitu Nulis Buku".
Sekarang kita masuk yang ini. Gak usah pusing, ambil yang simple aja. Di antaranya ini:
1. Tulis yang didapat.
Baik dapat di seminar, kajian, training, atau bahkan diskusi ringan. Intinya ilmu yang didapt, itulah yang ditulis. Ini memudahkan kita. Biar gak pusing mikirin ide yang mau ditulis. Jadi sederhana saja, apa yang didapat, sikat jadiin tulisan. Gak perlu mikit berat. Namun satu yang perlu diperhatikan; kalau bisa yang mengandung pesan bermanfaat. Kenapa? Agar tulisan kita gak garing alias geje. Dan kerennya lagi, jadi amal jariyah.
2. Tulis yang kita alami
Ini mirip yang sebelumnya, hanya saja ini gak terbatas di ruang forum. Karena pengalaman sendiri pun bisa ditulis. Kenapa yang dialami sendiri, kok gak yang dialami orang lain? Ini demi memudahkan kita sebagai penulis pemula. Agar nulisnya mudah dan gak berat-berat.
3. Tulis yang dibaca.
Guru saya di Surabaya pernah bilang, baca dan nulis itu bagai 2 sisi mata uang logam. Satu taka da, satunya jadi kurang bernilai. Orang yang bacaaaaa terus tapi gak pernah nulis, kurang lengkap.
Nuliiiiis terus gak pernah baca, bahaya. Jadi tong kosong nanti. Jadi baca – tulis itu tak bisa dipisahkan. Ini yang dilakukan para Ulama yang namanya kita kenal hingga sekarang. Sebut saja Imam An-Nawawi atau Buya Hamka. Mereka menggabungkan budaya baca dan nulis. Sehingga namanya lebih abadi. Manfaatnya lebih terasa padahal ber=liau usdah taka ada.
Tulis apa aja yang mau ditulis ; 1000 kata perhari.
Ini cocok buat yang pengen jadi penulis. Sebagai pembiasaan.
Program ini coba saya terapkan di kelas kepenulisan yang saya pegang. Jadi perhari nulis bebas 1000 kata. Gak harus bagus, curhat pun boleh. Intinya 1000 kata per hari. Tere Liye, pencetus program ini menyarankan agar dilaksanakan selama 180 hari nonstop. Jika satu hari yang terlewat tanpa 1000 kata, hitungan ngulang menjadi hari pertama lagi. Seru pokoknya, detailnya ttg program 1000 kata ini, termasuk trik nulis bukunya Tere Liye, sudah saya tulis. Yang mau acungkan tangan.
Gitu dulu terkait gimana kita nulis. Intinya jangan mempersulit, permudahlah. Nikmati. insyaAllah hasil akan keliatan; jadi buku. Ini yang saya rasakan.Tau tau jadi penulis
Kalau kita udah sering nulis, baik yang kit abaca, yang kita dapat di kajian, yang kita alami dan lain-lain, otomatis kita sudah punya bahan utama sebuah buku. Saya dulu awalnya juga iseng nulis dikit-dikit. Begitu udah banyak, tinggal diramu jadi buku. Ini merupakan salah satu jurus yang saya jabarkan di e-book “Jurus Jitu Nulis Buku”. Yang merupakan pengalaman saya hingga Allah ijinkan diterima oleh penerbit besar Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia. Jadi jurus-js yang saya paparkan adalah pengalaman. Semoga manfaat bagi yang mau baca-baca.
InsyaAllah sementara ini dulu ya. saya kembalikan ke moderator
.
.
.
[21/3 21.50] Diskusi Pustaka Saga:
Baik, sudah ada penanya pertama
Nama: Nafisah
Asal: karanganyar
Instansi : iain surakarta
"Gimana sih kak buat istiqomah nulis dan tetap semangat nulis walaupun banyak temen yang ngeremehin tulisan kita bilang tulisan kita ngga bagus lah dan lain lain"
jawab:
Baik...Nah ngomongin soal istiqomah, kita sama2 belajar. apalagi soal nulis. Perjuangan bagi semua penulis. ya ini tantangannya yg kayaknya cukup besar.maka dari itu, TERE LIYE punya tawaran bagi yang bener2 pengen jadi penulis. insyaAllah saya share file tulisan saya ttg tawaran ini.
soal respon orang, ini rezeki. kalau orang gak mau menilai tulisan kita, bahaya. tanda2 kita gak akan jadi penulis. kalau koemnnya bagus, moga benar adanya. dan kita bisa ningkatin.
tapi kalau komennya gak enak, negatif, berarti ya emang kualitas kita segitu. gak usah baper. ini kesempatan kita memperbaiki. "ah, tulisan kamu geje" berarti tugas kita belajar nulis lebih semangat lagi biar gak geje. ah gak nyambung, kaku..kalimatnya gak lugas. komentar lainnya, maka kita sudah tau apa yang harus kita lakukan.orang lain nunjukin di kepala kita ada kotoran cicak, masak kita tempeleng. harunsya kan kita bersyukur. lalu kita bersihkan. intinya, nulis itu bukan soal satu dua hari, tapi perjuangan panjang dan melelahkan.
saya sampai keringat dingin ngedit buku "SAATNYA KEMILAU BUKAN GALAU"
Sampai lewat dini hari baru tidur, tapi karen udah kita niatkan, tancap aja terus
dan hasil tak pernah berkhianat :) Terbayar lunas saat buku terbit. apalagi dikasih tempat khusus di Gramedia. Tak terbayangkan sebelumnya. jadi nikmati aja prosesnya. ya.
.
[21/3 22.16] Diskusi Pustaka Saga:
Baik, saya lanjut ke penanya terakhir ya
Yoga Perwira @Yoga Perwira
IAIN Surakarta
Klaten.
Ingin bertanya mengenai menulis apa yang kita baca. Saya kadang2 juga membaca buku kemudian saya garis bawahi yg sekiranya penting dan bermanfaat. Lalu saya tulis di buku. Jadi gimana caranya tulisan yg sudah saya catat di buku itu menjadi karya? Kalaupun menjadi karya bukankah hal itu menjiplak karya atau ide org lain?
Mantap mas Yoga sdh berani mencoret bukunya. Kalau kata guru kepenulisan saya, buku yg dibaca emang harus digituin. Kapan perlu ditambahin seperti catatan kaki π
Nah, gimana biar jadi karya?
Apa yg kita tulis itu baru poin. Bisa juga sebagai petikan.
Cuplikan. Nah, tahap selanjutnya adalah ya kita nulis bahasannya. Yg ide pokoknya bisa berawla dari tulisan itu. Atau tulisan itu sebagai penguat apa yg sdh kita bahas sebelumnya.
Jd kita gk susah2 lagi nyari poin yg ingin dikutip. Karena sudah kita tulis sebelumnya.
Jadi poin tulisan kita itu bisa sebagai ide pemicu lahirnya tulisan atau bisa juga sebagai penguat tulisan yg ada. Maka
saya selalu sarankan kepada peserta kelas kepenulisan saya, agar mereka
punya buku catatan khusus. Yg dipake nulis terkait poin2 materi, ide yg sedang terlintas dll.
Yg ini bisa disebut sebagai bank ide. Dari situ saya dulu nulis.
Karena SDH banyak poin2 yg bagus, tinggal dikembangkan jadi tulisan
Dr kumpulan tulisan, disusun, jadilah buku. Sederhananya gitu.
Ini insyaAlalh dibahas juga di e-book "jurus jitu nulis buku".
[21/3 22.49]
+62 855-4052-1325: Jika ide pokoknya sudah ada apakah harus menambah bahan bacaan lagi sebagai amunisi agar tulisan nya lebih berisi?
jawab
Harus. πMakin banyak referensi menunjukkan penulis luas wawasannya
Oh ya terkait menjiplak atawa plagiat itu yg kita copas tanpa kita sebut sumbernya.
Kalau ngutip, copas dg menyertakan sumbernya.
Plagiat, satu aja bahaya. Sedangkan ngutip, makin banyak makin kuat argumentasi nya π
Plagiat : ngutip tanpa nyebutin sumber.
Ngutip : plagiat yg menyertakan sumber
wah ini pemateri Anak KAMMI Banget loh
semoga nular nulis ya buat semuanya
terutama teman-teman KAMMI
[21/3 22.00]
+62 857-2582-0446: