Diskusi bersama Akbar Tafsili
💢Assalamu’alaikum, selamat malam! terima kasih mas @Diskusi Pustaka Saga sudah meng-invite saya dan sudah membuka diskusi 😀dan pastinya terima kasih untuk teman-teman yang sudah bergabung di diskusi bedah buku malam ini, karena namanya *diskusi*, so harus aktif bertanya atau share feedback ya nantii 😁
🥇
💢Sebagai awalan, saya izin memperkenalkan diri dulu yaa. Perkenalkan saya Akbar Tafsili mengambil S1 di Jurusan Teknologi Bioproses, Departemen Teknik Kimia UI, aktivitas saat ini sedang menjadi Project Facilitator di @rumah_perubahan salah satu perusahaan training & consulting, merintis bisnis sosial saya @kita.juragan dan menjadi BOD komunitas TDA Kampus Nasional (@tdakampusid) komunitas wirausaha terbesar di Indonesia dan persiapan lanjut kuliah lagi (mohon doanya). Lebih lengkapnya saya coba share profile singkat saya yaa
🥇. Atau bila ada yang ingin bersilaturahim via medsos bisa cek:
💢Sebagai awalan, saya izin memperkenalkan diri dulu yaa. Perkenalkan saya Akbar Tafsili mengambil S1 di Jurusan Teknologi Bioproses, Departemen Teknik Kimia UI, aktivitas saat ini sedang menjadi Project Facilitator di @rumah_perubahan salah satu perusahaan training & consulting, merintis bisnis sosial saya @kita.juragan dan menjadi BOD komunitas TDA Kampus Nasional (@tdakampusid) komunitas wirausaha terbesar di Indonesia dan persiapan lanjut kuliah lagi (mohon doanya). Lebih lengkapnya saya coba share profile singkat saya yaa
🥇. Atau bila ada yang ingin bersilaturahim via medsos bisa cek:
IG: https://www.instagram.com/akbartafsili/
LinkedIn: https://www.linkedin.com/in/muhammad-akbar-buana-tafsili
💢Oke saya akan memulai dari latar belakang saya menulis buku ini yaa
🥇Saya mulai menulis buku ini saat masih berkuliah semester 3 (sekitar tahun 2016) dan baru slsai di semester 5 (kira-kira perlu waktu 1 tahun menulis) karena disambi dengan aktivitas organisai, ikut lomba dan tentunya berkuliah. Ada peristiwa menarik yg melatar belakangi saya menulis buku inii, peristiwa itu saya tulis pula di buku ini, dan karena peristiwa itu saya tergerak untuk menulis dan (alhamdulillah) menyelesaikan buku ini. biar lebih manarik saya share dalam bentuk pict saja yaa. silahkan dibaca dan di'endapkan' duluu 😁
💢untuk teman2 yg tidak bisa buka pict nya saya coba copas kesini saja yaa:
💢Oke saya akan memulai dari latar belakang saya menulis buku ini yaa
🥇Saya mulai menulis buku ini saat masih berkuliah semester 3 (sekitar tahun 2016) dan baru slsai di semester 5 (kira-kira perlu waktu 1 tahun menulis) karena disambi dengan aktivitas organisai, ikut lomba dan tentunya berkuliah. Ada peristiwa menarik yg melatar belakangi saya menulis buku inii, peristiwa itu saya tulis pula di buku ini, dan karena peristiwa itu saya tergerak untuk menulis dan (alhamdulillah) menyelesaikan buku ini. biar lebih manarik saya share dalam bentuk pict saja yaa. silahkan dibaca dan di'endapkan' duluu 😁
💢untuk teman2 yg tidak bisa buka pict nya saya coba copas kesini saja yaa:
*Dimulai Dari Kisah,...*
Ketika itu saya masbuk sholat Ashar bersama seorang bapak yang berprofesi sebagai driver ojek online, terlihat dari jaket yang dikenakannya. Kami sholat bersebelahan. Saya menaruh tas tepat di depan posisi saya sholat sementara bapak tersebut menaruh tasnya di pilar dinding masjid yang terletak tidak jauh di belakangnya.
Saya menyadari ada kejanggalan, ada yang kurang pas. Sekitar lima detik saya berpikir apakah saya harus mengingatkannya untuk memindahkan posisi tasnya ke depan agar mudah diawasi ataukah tidak sebelum saya melakukan takbiratul ihram untuk sholat. Ah, saya memilih tidak mengingatkannya, bapak itu sudah dewasa dan harusnya lebih peka. Namun rasanya lebih dikarenakan rasa malu saya untuk berkata kepada bapak tersebut.
Kami pun sholat. Selama sholat perasaan saya sudah tidak enak. Benar saja ketika selesai salam dan berdoa bapak tersebut pun mengecek tasnya. Tasnya sudah hilang berganti dengan sebuah jaket hitam yang digeletakkan tepat diposisi tas bapak tadi, mungkin sebagai tipuan dari si pencuri.
Ekspresi bapak tersebut ketika bertanya kepada saya, “Mas, tadi lihat tas saya nggak?” tak akan pernah saya lupa. Begitu kasian melihatnya.
Pasti di tas itu terdapat dompet, handphone dan barang berharga lainnya untuk menafkahi keluarganya.
Saya merasa bersalah, saya punya beberapa detik untuk mengatakan “Pak, tasnya taruh di depan aja biar gampang diawasi” dan menyelamatkan tas bapak tadi. Namun saya tidak melakukannya, lantaran malu, segan dan enggan berbicara. Singkatnya, karena rasa malu, segan dan enggan berbicara (dalam lingkup berbuat kebaikan) kita dapat membuat orang lain menjadi kesulitan, contohnya dari kisah diatas sang driver menjadi kehilangan tasnya. Bisa membuat celaka atau hal-hal negatif lainnya, maka mulai saat itu saya coba bertekad untuk membuang rasa malu, segan dan enggan dalam diri saya dalam berbuat kebaikan, berani memulai, ambil peran, berinisiatif selama itu hal baik dan saya juga ingin hal ini dilakukan oleh lebih banyak lagi orang maka saya berusaha menulis dan menuntaskan tulisan saya yang berjudul *"Mengambil Peran"*
💢Buku ini berisi 7 bab dengan 162 halaman, cukup ringan untuk dibaca. Singkatnya dari 7 bab tersebut dapat kita ambil 2 poin penting yang dapat menjadi modal kita dalam *Mengambil Peran*:
1. *JUJUR* pada diri sendiri
2. *"BERKOMPETISI"* dengan diri sendiri
💢*1. JUJUR PADA DIRI SENDIRI*
💢Buku ini berisi 7 bab dengan 162 halaman, cukup ringan untuk dibaca. Singkatnya dari 7 bab tersebut dapat kita ambil 2 poin penting yang dapat menjadi modal kita dalam *Mengambil Peran*:
1. *JUJUR* pada diri sendiri
2. *"BERKOMPETISI"* dengan diri sendiri
💢*1. JUJUR PADA DIRI SENDIRI*
Yang paling tahu diri kita (selain Allah swt. Tuhan YME) adalah diri kita sendiri, bukan orangtua kita, bukan sahabat kita bukan dosen /guru kita, bukan mentor kita, dsb. Maka jujur pada diri menjadi penting. Saat kita jujur pada diri maka kita akan lebih mudah me-navigasi diri kita. Kita mau kemana sih sebenarnya? apa yg mau kita tuju? apa kelebihan saya? apa yg perlu di improve dalam diri saya? apa yg kita suka atau kita ingin pelajari lebih dalam dan fokuskan dalam hidup?
🥇Namun, jujur dengan diri itu berat. Kita kadang merasa diri kita baik-baik saja, sudah sempurnaa....padahal tidak. Apa penyebabnya? biasanya karena *luka batin atau masa lalu yg belum selesai*. So, buang luka2 batin atau luka kegagalan masa lalu yg ada pada diri, teman, senior, orang lain atau siapapun yg pernah menyakiti kita, hal-hal buruk tersebut yg dapat menjadi rantai belenggu dalam diri kita
💢rantai yang membelenggu diri, membuat kita enggan mencoba sesuatuu, "ah kayaknya sulit", "pasti ngga akan bisaa", "kemarin aja udh gagal...pasti gagal lagii" dsb
untuk lebih teknisnya agar kita bisa jujur dalam diri kita bisa coba beberapa hal
1. Coba tulis 10 hal yang
*kita tidak bisa hidup bila tidak ada hal tsb*, lalu sempitkan menjadi 5, setelah itu sempitkan lagi menjadi 3, maka *fokuslah pada 3 hal tersebut*.
🥇Namun, jujur dengan diri itu berat. Kita kadang merasa diri kita baik-baik saja, sudah sempurnaa....padahal tidak. Apa penyebabnya? biasanya karena *luka batin atau masa lalu yg belum selesai*. So, buang luka2 batin atau luka kegagalan masa lalu yg ada pada diri, teman, senior, orang lain atau siapapun yg pernah menyakiti kita, hal-hal buruk tersebut yg dapat menjadi rantai belenggu dalam diri kita
💢rantai yang membelenggu diri, membuat kita enggan mencoba sesuatuu, "ah kayaknya sulit", "pasti ngga akan bisaa", "kemarin aja udh gagal...pasti gagal lagii" dsb
untuk lebih teknisnya agar kita bisa jujur dalam diri kita bisa coba beberapa hal
1. Coba tulis 10 hal yang
*kita tidak bisa hidup bila tidak ada hal tsb*, lalu sempitkan menjadi 5, setelah itu sempitkan lagi menjadi 3, maka *fokuslah pada 3 hal tersebut*.
*Fokus jaga 3 hal tsb dalam hidup kita untuk meraih cita-cita kita*,
apakah hal itu adalah Agama (Allah Swt. Tuhan YME)?
keluarga? kesehatan? sahabat? ilmu pengetahuan? dsb jaga hal tsb!
2. Dari 10 mimpi yang kita ingin raih (kecuali mimpi masuk Surga karena itu wajib) tulis 2 mimpi/cita-cita terbesar dalam hidup yg karenanya akan memudahkan kita di akhirat nanti.
apakah hal itu adalah Agama (Allah Swt. Tuhan YME)?
keluarga? kesehatan? sahabat? ilmu pengetahuan? dsb jaga hal tsb!
2. Dari 10 mimpi yang kita ingin raih (kecuali mimpi masuk Surga karena itu wajib) tulis 2 mimpi/cita-cita terbesar dalam hidup yg karenanya akan memudahkan kita di akhirat nanti.
*Fokus pada 2 mimpi terbesar itu*.
Apakah itu menjadi penulis best seller?
jadi pengusaha?
jadi motivator?
jadi peneliti? dsb
kita lanjut ke poin 2 yaa tentang
*"BERKOMPETISI"* dengan diri sendiri
*2. BERKOMPETISI DENGAN DIRI SENDIRI*
Apakah itu menjadi penulis best seller?
jadi pengusaha?
jadi motivator?
jadi peneliti? dsb
kita lanjut ke poin 2 yaa tentang
*"BERKOMPETISI"* dengan diri sendiri
*2. BERKOMPETISI DENGAN DIRI SENDIRI*
Awalnya saya sangat kompetitif dan "melirik" capaian2 orang lain, berusaha mengejarr tapi lama-lama saya capek sendiri. Mungkin teman2 juga merasakan hal yang sama. So, stop kompetisi dengan orang lain! Karena nanti kamu malah jadi suka membanding2kan dengan orang lain...akhirnya jealousy (kecemburuan) dan ikut2an orang lain
Lebih asik kalau kita *“berkompetisi dengan diri kita sendiri”*, apakah kita sudah lebih baik dari hari kemarin? Kalau sama saja berarti kita rugi! kalau lebih buruk berarti kita celaka!
Lebih asik kalau kita *“berkompetisi dengan diri kita sendiri”*, apakah kita sudah lebih baik dari hari kemarin? Kalau sama saja berarti kita rugi! kalau lebih buruk berarti kita celaka!
Karena musuh terbesar diri kita adalah diri kita sendiri, knp? Syetan menggoda diri kita dari depan, belakang, kanan, kiri, atas dan bawah untuk menjerumuskan kita pada hal2 negatif, seperti menunda2 pekerjaan/deadliners, lupa (sering lupa tanda kita abai terhadap sesuatu, malas2an, buang2 waktu, dll
Berkompetisi melawan diri kita berarti melakukan "perlawanan" kepada diri, kepada diri kita yang suka malas, yg suka terjebak dengan zona nyaman, yang melakukan kesalahan itu-itu sajaaa
ada beberapa hal teknis yg bisa kita lakukan untuk *"berkompetisi" dengan diri kita sendiri:*
*1. Buat catatan harian untuk track progress kita*
Apa yang sudah baik dan apa yg perlu di-improve? Kategorikan kita termasuk yg beruntung, merugi atau celaka! Jadi sarana perbaikan dan bersyukur atas hal2 baik yg kita dapat di hari tersebut
Berkompetisi melawan diri kita berarti melakukan "perlawanan" kepada diri, kepada diri kita yang suka malas, yg suka terjebak dengan zona nyaman, yang melakukan kesalahan itu-itu sajaaa
ada beberapa hal teknis yg bisa kita lakukan untuk *"berkompetisi" dengan diri kita sendiri:*
*1. Buat catatan harian untuk track progress kita*
Apa yang sudah baik dan apa yg perlu di-improve? Kategorikan kita termasuk yg beruntung, merugi atau celaka! Jadi sarana perbaikan dan bersyukur atas hal2 baik yg kita dapat di hari tersebut
*2. Kurangi / batasi bermain medsos*
Meminjam perkataan bang Timmy (CEO Kitabisa) medsos membuat kita bodoh karena hanya scrolling2 (ngga mikir, otak menjadi tumpul) dan konon menurut penelitian memang begitu...(bisa di cek lagi hehe). Bermain medsos untuk hal bermanfaat (contoh share hal bermanfaat)
InsyaAllah dengan 2 modal tersebut:
1. *JUJUR* pada diri sendiri
2. *"BERKOMPETISI"* dengan diri sendiri
Meminjam perkataan bang Timmy (CEO Kitabisa) medsos membuat kita bodoh karena hanya scrolling2 (ngga mikir, otak menjadi tumpul) dan konon menurut penelitian memang begitu...(bisa di cek lagi hehe). Bermain medsos untuk hal bermanfaat (contoh share hal bermanfaat)
InsyaAllah dengan 2 modal tersebut:
1. *JUJUR* pada diri sendiri
2. *"BERKOMPETISI"* dengan diri sendiri
Kita dapat menjadi orang-orang yang berani *Mengambil Peran*
[11/2 21.23] +62 878-8432-9104: Terakhir, sebelum ke sesi Q&A saya akan memberikan kisah mengenai Mengambil Peran
Silahkan dibaca dan di'endapkan' 🙏
Untuk yg tidak bisa akses pict, saya coba copas yaa:
[11/2 21.23] +62 878-8432-9104: Terakhir, sebelum ke sesi Q&A saya akan memberikan kisah mengenai Mengambil Peran
Silahkan dibaca dan di'endapkan' 🙏
Untuk yg tidak bisa akses pict, saya coba copas yaa:
*Semut Ibrahim*
Masih ingat kisah semut nabi Ibrahim? Hari itu Nabi Ibrahim AS, nabi yang diakui tiga agama samawi yaitu Islam, Kristen dan Yahudi akan dieksekusi oleh Raja Namrud lantaran telah menghancurkan berhala-berhala miliknya.
Saat nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrud diatas kayu bakar, tampak seekor semut yang berusaha memadamkan api dengan mengambil air menggunakan mulutnya dan menyiramkannya ke api yang membakar nabi Ibrahim. Setetes demi setetes, berulang-ulang kali.
Saat nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrud diatas kayu bakar, tampak seekor semut yang berusaha memadamkan api dengan mengambil air menggunakan mulutnya dan menyiramkannya ke api yang membakar nabi Ibrahim. Setetes demi setetes, berulang-ulang kali.
Datanglah seekor burung yang nyinyir kepada semut tersebut, “Wahai semut, apa yang sedang kamu lakukan? Sesungguhnya pekerjaanmu hanyalah sia-sia!”
Sang semut menjawab, “Mungkin pekerjaanku tampak sia-sia, namun setidaknya *aku telah mengambil peran* dan *menegaskan dipihak mana aku berada* –yakni membela nabi Ibrahim-. Dengan beginilah aku dapat menjawab saat Allah nanti bertanya, ‘Wahai semut apa yang telah kamu kerjakan saat kekasih Allah –nabi Ibrahim- dibakar?’ ”
Selesaii, yuk kita perbanyak sesi diskusi Q&A nyaaa 😁✨
Sang semut menjawab, “Mungkin pekerjaanku tampak sia-sia, namun setidaknya *aku telah mengambil peran* dan *menegaskan dipihak mana aku berada* –yakni membela nabi Ibrahim-. Dengan beginilah aku dapat menjawab saat Allah nanti bertanya, ‘Wahai semut apa yang telah kamu kerjakan saat kekasih Allah –nabi Ibrahim- dibakar?’ ”
Selesaii, yuk kita perbanyak sesi diskusi Q&A nyaaa 😁✨
Tidak ada komentar:
Posting Komentar