Uswatun Hasanah Fitria

Rabu, 28 Agustus 2019

Diskusi (Bersama ketua PP 2017)



Pemaparan diskusi
Kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945 harus ditarik sebagai sebuah proses
Yang memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan tersebut terutama adalah dari kalangan kaum terpelajarS politik etis diberlakukan, kaum terpelajar indonesia terpusat dari kutub timur tengah (terutama haramain), yang melahirkan jaringan ulama nusantara. Masih jarang orang indonesia yg mendapatkan pendidikan barat.

Baru setelah diberlakukan politik etis di hindia belanda 1901, sedikit2 kalangan pribumi mulai bisa menerima pendidikan barat. Ada pendekatan yang menarik terkait kelompok2 terpelajar di masa sebelum kemerdekaan ini. Yaitu pendekatan generasi.

Kelompok2 terpelajar, kita sebut saja kaum inteligensia ini memiliki karakter yang berbeda setiap generasinya Inteligensia generasi pertama adalah anak2 muda yang lahir sebelum tahun 1900. Mereka antara lain yang mendirikan budi utomo, muhammadiyah, SDI, SI.
Febrian AlumniAl-Musthafa International University, Filsafat. Untuk menyebut mereka antara laen adalah HOS cokroaminoto, agus salim, sutomo dan juga tirto adi suryo (ada yang tahu minke di bumi manusia? Nah pram menjadikan tirto adi suryo sbg modelnya utk tokoh minke)

.Generasi ini mulai menyadari bahwa ada yg salah dengan kondisi hindia. Maka lahirlah bentuk2 kelompok2 yang didasari rasa solidaritas bersama. Sarekat dagang islam, budi utomo, jamiat khair, dll

Gerakan ini terus menggelinding dan mulai masuk fase politik di era tahun 1911-20an
Yang paling masif adalah gerakan Sarekat Islam, perkembangan sarekat dagang islam, dipimpin oleh hos cokroaminoto. Saat inilah sesungguhnya rasa solidaritas sebagai sesama bangsa tersebar secara massif melalui vergadering2 yg dilakukan ( ada gambarannya di tulisan saya buku bunga rampai 212 mgkn masih ada di gramedia). Salah satu tokohnya adalah agus salim.
yg sempat menjadi ateis tapi kemudian kembali beriman lantaran disadarkan oleh pamannya syaikh ahmad khatib sewaktu dia bertugas di mekkah. Memasuki generasi kedua inteligensia indonesia, mulai ditemukan kata indonesia sebagai simbol persatuan politik.
Kata ini meminjam dr kata2 logan dan earl pd tahun 1850an.

.Indonesia dimasifkan oleh perhimpunan indonesia yg salah satu tokihnya adalah bung hatta, salah satu murid syaikh jamil djambek. Di era inteligensia generasi kedua inilah lahir bangsa indonesia tahun 1928
.Melalui sumpah pemuda,

.Mereka juga yg melahirkan negara indonesia tahun 1945 bersama lahirnya generasi inteligensia ketiga yg mulai terekspose, Jadi menarik, perputaran generasi inteligensia terjadi kurang lebih 20 tahunan, separuh dari masa berputar2nya bani israel yg disebut 1 kurun (40 tahun). 

Singkat cerita, apa saja peran pemuda islam dalam kemerdekaan :

1. Melahirkan solidaritas nasional pertama kali secara  massif, cikal bakal bangsa indonesia. Tokoh2nya hos cokroaminoto, agus salim, suryopranoto, dll

2. Terlibat dalam kelahiran bangsa indonesia melalui sumpah pemuda. Salah satu pesertanya adalah JIB, 

3. Terlibat dalam kelahiran negara indonesia. Jaringan intelektual muslim terlibat dalam BPUPKI dan PPKI. 


Sementara pemuda muslimy tidak mengenyam pendidikan tinggi tergabung dalam laskar2 perjuangan, Sementara demikian pemantiknya ya ikhwah, banyakin diskusi saja,
.
.
.
.Wallahua'lam bishowab

.

Jumat, 23 Agustus 2019

Banjir Bima

setelah lama kota bima terendam banjir ada perjuangan di balik kerja lapangannya seorang relawan.


kader KAMMI dan relawan BSMI


Selasa, 20 Agustus 2019

Startup Baru

barang eco friendly
1. Sedotan stainles
2. Sedotan kertas (paper straws)
3. Botol tumblr
4. Tisu dari bambu
5. Totebag
6. Stapler Tanpa Kawat Staples
7. Powerbank Solar portabel
8. Sikat Gigi Bambu
9. Kapas yang terbuat dari bahan kain (Reusable Cotton Pads)
10. Sabun handmade
11. Sendok garpu sumpit stainles / bambu
12. Popok bayi bambo nature
13. Pembalut kain / menstrual cup
14. Skincare bahan alami

....


Barang budaya

1. Gantungan kunci
2. Magnet kulkas
3. Wayang
4. Miniatur alat musik daerah (Gamelan, Angklung, Kecapi, Kendang dll)
5. Miniatur senjata tradisional
6. Miniatur alat transportasi (becak, bajaj, delman, sepeda kuno)
7. Miniatur rumah adat
8. Topeng
9. Pulpen
10. Batik, kain tenun
11. Pahatan/kerajinan kayu (seperti pajangan dinding, meja, tempat tissue, asbak)
12. Patung
13. Boneka
14. kaos Joger, baju Barong (khas bali)
15. Tas rotan
16. Pernak-pernik (Gelang, kalung)
17. Kerajinan batok kelapa
18. Kaos jogja, BLANKON (khas jogja)
19. Kaos medan, Kain ulos, sarung tenun ikay goyor, baju istana maimun, baju rajut motif batak (sumatera
....

Jadi disini marketplace kaya fasilitator nya antara penjual dengan pembeli


jadi yang saya pahami dari poin latar belakang masalah.
kan ada 4 instrumen.
1. Pelindungan, "Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan."
2. Pengembangan, "Tidak maksimalnya industrialisasi produk yang ramah lingkungan."
3. Pemanfaatan, "Kurangnya animo masyarakat dalam memilih barang yang bersifat eco friendly dan lebih tertarik kepada barang yang hanya dipandang bagus dan kekinian tanpa melihat nilai ramah lingkungannya."
4. Pembinaan SDM, "Kurangnya SDM yang kompatibel dalam bidang produksi barang eco friendly. Dan kurangnya ide inovasi dari SDM yang sudah bisa memproduksi barang eco friendly."


➡ Belum ratanya kebijakan pembatasan sampah kantong plastik sekali pakai di beberapa daerah

➡ Adanya budaya membuang sampah di sungai atau selokan atau pinggir jalan

➡ Kurangnya tempat pembuangan akhir sampah

➡ Belum di dukung sepenuhnya oleh masyarakat setempat atau pemerintah daerah

➡ Kurangnya sosialisasi untuk masyarakat mengenai masalah lingkungan


Minggu, 18 Agustus 2019

KAMMI & 17 Agustus 2019

[18/8 21.47] 


*Hari Kemerdekaan dan Dilema Kontribusi Nyata KAMMI dalam Mengisi Kemerdekaan*
Arif Susanto (MPP KAMMI)
 +62 812-9372-9232:

Peringatan hari Kemerdekaan adalah waktu yang tepat bagi kita anak Bangsa memaknai ulang makna Kemerdekaan untuk kemudian membuat resolusi apa yang bisa kita perbuat bagi masa depan Bangsa dan Negara yang kita cintai.  Hal ini juga yang mestinya dilakukan oleh KAMMI sebagai Organisasi pergerakan mahasiswa yang lahir dari satu babak pergualan sejarah Indonesia: Reformasi 1998. Perlu bagi KAMMI menakar ulang apa kontribusi Nyata dan signifikan yang bisa KAMMI berikan untuk mengisi Kemerdekaan.

Dalam suatu obrolan, ada salah satu pendiri KAMMI berkata bahwa aktivitas KAMMI hari ini tidak jauh berbeda dengan aktvitas KAMMI di awal kelahirannya. Pernyataan ini senada dengan “keluhan” beberapa Alumni lain yang mengatakan KAMMI saat ini kian ketinggalan zaman dibanding apa geliat & karya yang bisa dibuat oleh generasi milenial lain yang usia mereka sebaya dengan kader-kader KAMMI. Ada harapan KAMMI mampu mengadaptasi diri & melakukan shifting model gerakan agar sesuai dengan kondisi zaman (era digital) sehingga kontribusi KAMMI saat ini semakin jelas.

*Jebakan Genarasi X*
Bisa dikatakan, KAMMI ini didirikan oleh Generasi X pada 1998]. Demikian pula formasi sistem kaderisasi, model gerakan dan kultur KAMMI pada awalnya diformulasikan oleh mereka para generasi X yang diperuntukkan bagi kader-kader saat itu yang masih kental kultur generasi X. Hal yang perlu kita sadari bersama bahwa hari ini KAMMI, baik kultur organisasi & kadernya, masih mengikuti pola, sistem & kultur yang dibentuk di awal-awal kelahiran KAMMI. Artinya KAMMI yang saat ini kita saksikan sedikit banyak masih terjebak pada jiwa generasi X.

Kultur generasi X inilah yang masih mendominasi KAMMI secara umum. Sehingga “wajar” bila tidak banyak kader KAMMI yang bisa mengimbagi kecepatan dan kreativitas yang dimiliki generasi milenial yang ada di dunia kreatif atau StartUp. Pun bila kita berharap ada shifting atau transformasi dari internal pengurus & kader, kita akan mendapati kerumitan seperti rumitnya industri/organsiasi mapan menghadapi era disrupsi serta bersaing dengan cepatnya perkembangan StartUp. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kader & alumni yang “sadar” dan punya kemampuan untuk kembali menyisihkan perhatian untuk membuat KAMMI keluar dari jebakan generasi X dan menemukan kembali elan vital gerakan yang sesuai dengan era digital yang tengah melaju sangat cepat ini.

*Perlukah KAMMI menjadi “Organisasi StartUp”?*
Tak bisa dipungkiri, StartUp kini menjadi industri yang menjadi lokomotif di era digital. StartUp menjelma menjadi kekuatan ekonomi baru yang mampu merubah banyak tatanan ekonomi bahkan budaya hidup manusia. Perubahan Struktur sosial & ekonomi kini lebih banyak dibuat oleh penggerak StartUp daripada para aktivis & politisi.

Diskusi tentang perlukan KAMMI men-StartUp-kan diri sedang menjadi perbincangan beberapa pihak beberapa waktu terakhir ini.  Sebagian khawatir KAMMI akan menjauh dari akar ideologinya. Sebagian lagi khawatir KAMMI akan kehilangan peran sebagai aktivis jalanan yang salah satu tugas “utama”nya adalah mengkritik kebijakan pemerintah. Namun sebagian lain menganggap KAMMI akan semakin tidak relevan, tertinggal bahkan akan menjadi organsiasi gurem bila tak melakukan transformasi/shifting sebagai jawaban perubahan zaman yang tengah terjadi.

Mari kita melihat StartUp sebagai kultur dan model aktivitas. Bila kita sederhanakan, inti dari StartUp ada tiga hal: Problem, Solusi dan Eksekusi Solusi. StartUp adalah fase dimana founder/pendirinya akan melakukan validasi & inovasi terus menerus sehingga produk yang dibuat (sebagai solusi atas problem) semakin mudah dan efektif digunakan (Product Market Fit). Produk yang memudahkan pengguna mengatasi problem mereka adalah produk yang akan mendatangkan banyak benefit.

Melihat hal di atas, maka kata kunci sebuah StartUp adalah Impact. Seberapa besar sebuah StartUp bisa memberikan impact (dampak) bagi masyarakat, yaitu menjawab problem yang dihadapi masyarakat. Kita bisa melihat bagaimana Gojek menjadi StartUp yang menjawab problem transprotasi dan kini memudahkan masyarakat, sekaligus membantu jutaan orang memiliki pekerjaan & penghasilan. Impact inilah yang menjadi syarat mutlak bila sebuah startup ingin tumbuh & besar.

Bila menggunakan pendekatan Impact, maka menjadi penting bagi KAMMI untuk mem-validasi apa peran KAMMI sesungguhnya. Apakah KAMMI akan masuk pada “perubahan” substantif yang telah berhasil dilakukan oleh organisasi seperti StartUp, atau KAMMI akan tetap pada koor utamanya sebagai oposisi, penyambung lidah rakyat, dan iron stock pemimpin masa depan?.

*Student Impact*
Penulis mencoba meriset lebih jauh, meski dengan riset sederhana lewat google. Sebagai bahan diskusi, di beberapa negara eropa keresahan peran gerakan mahasiswa juga telah terjadi dalam beberapa tahun ini. Beberapa artikel online membuat ulasan bahwa telah terjadi transformasi lanjutan dari model gerakan mahasiswa. Bila pada awalnya Gerakan Mahasiswa di eropa identik dengan perannya sebagai Suara (mewakili suara rakyat) berkembang ke gerakan Kepemimpinan. Namun ada perkembangan lanjut yaitu Student Impact dimana organisasi mahasiswa menjadi wadah berkembangkan karya, program, gerakan, dll yang memberikan dampak perbaikan masyarakat (impact).

Sayangnya kajian tentang Student Impack tak banyak terjadi dalam dunia gerakan mahasiswa di Indonesia, termasuk KAMMI. KAMMI masih menjadikan peran Suara & Pemimpin sebagai koor utama gerakan. Yang belakangan kian diresahkan karena saat ini siapapun bisa bersuara dan untuk menjadi pemimpin sebagian kader masih belum mumpuni atau ‘menunggu’ giliran. Inilah saatnya KAMMI mulai mendiskusikan lebih jauh perannya dalam konsep gerakan Student Impact ini.

*Impactivisme KAMMI*
Sudah tentu KAMMI tidak boleh meninggalkan kultur aktivisme. Yang perlu dilakukan adalah merubah orientasi aktivisme ke arah produk (karya, program, gerakan, dll) yang impactful bagi perbaikan masyarakat, ummat, Bangsa dan Negara. Bukankah masih begitu banyak problem/persoalan yang dialami masyarakat, ummat, bangsa dan negara kita?

Menjadi aktivis yang impactful (impactivist) akan membuat KAMMI mampu menjawab sekian banyak persoalan bangsa dan negara kita. Konsekuensinya, KAMMI juga perlu menyesuaikan positioning dirinya dari Oposisi sejati menjadi lebih kolaboratif. Kolaborasi adalah prasyarat penting dalam dunia StartUp karena banyak persoalan, pekerjaan, dan solusi akan lebih bisa berjalan lancar ketika kita berkolaborasi dengan banyak pihak.

Di sisi lain, ini juga akan menjadi jawaban bagi beberapa krisis yang dialami kader KAMMI saat memasuki dunia pasca kampus. Tidak sedikit kader yang mengalami krisis ini: maisyah, idealisme, & keilmuan mereka. Banyak yang ingin terus idealis menjadi aktivis namun maisyah & keilmuannya tak tertunaikan dengan baik. Pun ada yang ingin fokus pada keilmuannya yang mungkin juga menyelesaikan maisyah namun menghilang dari peredaran aktivisme KAMMI. Atau yang ironis karena kemampuan pas-pasan & terpaksa memenuhi maisyah, mencari kerja seadanya yang tidak linear dengan keilmua dan sang kader menghilang dari peredaran KAMMI.

Dengan model gerak Impactivist, sejak diri setiap kader di-challange untuk memiliki kemampuan mencari persoalan, merumuskan solusi & produknya, serta mengeksekusinya dengan cara terbaik. Inilah pembelajaran utama selain tarbawi yang wajib terus bejalan. Maka kader akan terbiasa mengatasi problem yang sesuai hobi juga keilmuannya. Terlatih mengeksekusi & terus memperbaiki cara eksekusi (produk) agar makin mudah digunakan dan impactful. Pembelajaran ini akan bermanfaat bagi kader pasca kampus dimanapun mereka kan beraktivitas.

*Penutup*
Tantangannya adalah seberapa mampu KAMMI hari-hari ini mendiskusikan dengan lebih serius & mendalam transformasi/shifting gerakan ini agar  KAMMI benar-benar memiliki kontribusi besar mengisi kemerdekaan. Tulisan ini hanyalah sekelumit keresahan & wacana yang harapannya bisa menginspirasi dan memantik lebih banyak kader dan alumni yang turun tangan membantu KAMMI melakukan kontekstualisasi gerakan pada era yang kita sama-sama masih belajar menghadapinya. *Now or Never* mungkin kalimat ini tepat digunakan mengingat saat ini Bangsa kita kian kerepotan menghadapi gempuran inovasi bangsa lain, pun kader KAMMI makin tertinggal secara kualitas & karya dari milenial lainnya. Wallahu’alam.

Pasar Minggu, 18 Agustus 2019
Arif Susanto (MPP KAMMI)

[18/8 21.48] +62 812-9372-9232: *Diaspora Kami*

Usai berdiskusi dengan kawan-kawan di Tangerang Selatan, tema cukup berat membahas negara dan kedaulatan. Sepanjang jalan pulang, debar jantung terus berdenyut kencang. Mungkin karena sejak awal diskusi saya terlalu berfikir keras membelah labirin pikiran menjadi beberapa tema demi menyisipkan sebuah gagasan tersembunyi dibalik tema diskusi yang telah diajukan. "Diaspora Kami".

Kini, menutup usia pengabdian saya di organisasi, ini agenda dan misi saya. Menyampaikan bahwa kata "Diaspora" bukan sesuatu yang tabu untuk dibahas. Menjadi sebuah fase nyata dimana hal tersebut menjadi sebuah tindakan yang tidak hanya dilakukan satu dua orang saja, namun telah (akan) siap menjadi agenda bersama.

Diaspora Kami harus melingkupi berbagai aspek dan bidang, ekonomi misalkan. Tidak hanya berani nyemplung pada satu dua dasar ekonomi: ekonomi kapitalisme, sosialisme, atau pun syariah, kader kami bahkan harus berani masuk dalam permainan liberal. Berkaca dari platform gerakan kami yang memang disiapkan untuk menjadi pemain lihai, yang tidak kaku melihat dan mampu masuk ke relung-relung selokan Ibukota agar mampu menembus gerbang istana.

Diaspora Kami memang sudah menjadi agenda tertulis meski tersirat, bahkan sekedar untuk membedah platform kami secara terbuka. Siapa takut? Kami memang dicetak menjadi pembelajar yang cepat demi menyesuaikan perkembangan zaman. Tidak hanya perkembangan teknologi namun turut mampu bermain dari kolaborasi ideologi ciptaan dunia. Karena tujuan kami sangat jauh, tidak menyentuh dunia, tinggal kemampuannya yang perlu diasah untuk mampu meliuk-liuk dalam peliknya kehidupan.

Ingat kawan, visi kami saja menjadikan diri kader sebagai manusia-manusia yang berada di Top Level bukan sekadar Middle Players. Maka, jika dalam kaca ekonomi hal tersebut dibahasakan dengan tujuan kader hingga masuk kepada "the elite 1%" meminjam bahasa KH. Ma'ruf Amin ya sah-sah saja, namun kalau mau ditafsirkan kemampuan kader untuk melakukan pemerataan ekonomi secara policy ketika mengendalikan istana, ya tetap masuk itu. Mari membuka peluang kader berada di posisi manapun sekalipun beresiko melahirkan kader-kader liberal, sekalipun terjadi demikian saya meyakini hal tersebut minor.

Diaspora Kami sebuah langkah taktis yang sejak awal mengarahkan dunia dalam genggaman. Urusan niat dan cara menikmati kita kembalikan kepada individu, _toh_ pada akhirnya pertanggungjawaban tidak diklaim jama'ah.

Hingga tujuan perjalanan berikutnya sampai, tersadar bahwa kencangnya debaran jantung sedari awal bukan karena kita berfikir keras. Namun dua gelas kopi yang diminum semenjak sebelum diskusi berjalan, dan kini kita tuang gelas ketiga menyambut diskusi "Diaspora Kami" di ruang-ruang lain, termasuk kamar politik. Merdeka!


*OmB*. kini Tebet menuju Condet, Jakarta Selatan. Menjelang Malam.

aksara Bima

Komunitas Sosial 
Melindungi Aksara Bima dengan melestarikannya lansung oleh pemuda daerah Bima. akan dijalankan oleh komunitas dengan mengundang pemateri yang ahli aksara bima kemudian komunitas ini akan membuat pembinaan untuk timnya serta orang lain sebagai partisipan. permasalahan nyata generasi bima adalah mengetahui adanya aksara bima tapi mereka sama sekali belum lihat tulisan aksara bima itu sendiri

.
Sebelum ketemu bisa buat proposal yang menjelaskan tentang tujuan kalian buat komunitas dan visi misi komunitas itu
Iya biar nanti narasumbernya juga merasa komunitas ini ada arahnya

Rundown doing good challenge:
* 4 juli-24 agustus 2019 pendaftaran ide
* 26 agustus-5 September 2019 seleksi menjadi 12 Tim
* 11-14 oktober 2019 bimbingan 12 finalis di Jakarta
* 14 oktober-17 November aksi sosial dan publikasi
*Paling lambat 18 November laporan aksi sosial
* 18-22 November penjurian akhir
*7 desember peserta diundang ke Jakarta



.
.http://ganara.art/mariberbagiseni/

[16/8 23.17] Melda: Ayuk. Kita tajamkan ide
[16/8 23.18] Melda: Mohon Mbak Uswatun kemukakan lagi idenya kemarin biar bisa langsung dibahas bertiga sama Ay

Jumat, 16 Agustus 2019

Komunitas Desa

Hari jum'at

Tadi sore telpon tapi sya lagi di pasar belanja bersama teman-teman (ul dan kakaknya Faisal) setelah kembali ke kos dan saya miscol nana kas sehingga pembicaraan kamipun berjalan panjang. awal pembicaraan menanyakan kapan wisuda dan menyemangati yang belum konsul skripsi (saya). nana kas suda ujian dan saya masih gini-gini aja. saya akan menyelesaikannya cepat nana dan saya akan wisuda tahun ini Aamiin. kembali telpon dengan sahabat membahas tentang apa yang akan kami kerjakan kedepannya setelah kembali ke desa. dia membahas mengenai tawaran saya dalam membuat garam yudium. dulu pernah saya bahas ini sama beliau karena pada saat itu di kampus saya salah satu PHBD Dosen lolos tentang garam Yudium. sehingga diapun mengembangkan sendiri apa yang menjadi tawaran saya dan saya saat ini lupa apa yang menjadi tawaran lama itu.

"saya suda mengkonsepkan sampai di promosikan garam yudium itu fit dan saya berkhayal suatu saat benteng dewa akan menghasilkan garam yudium, walaupun bahan pokoknya dari daerah lain tapi kita tetap mengadakan itu, kita minta bantuan dana desa untuk membeli bahan pokok dan kita gunakan tenaga kerja ibu-ibu dalam membuatkan ini. sehingga nanti desa kita akan menjadi tempat atau sumber garam yudium" oke nana maaf, saya belum sampai sana memikirkannya karena saya takut membuat orang tidak yakin karena kita memakai dana desa, saya pengennya ini seperti UKM dimana kita merasakan keluar uang sendiri dulu lalu kemudian kalau orang melihat hasilnya maka mereka akan dengan mudah mengeluarkan uang untuk pengembangan selanjutnya.

apa ide lainnya..?

saya mau baut Tim di desa terdiridari 5 orang ( joneng, waetiong, mbotek, sesok) dalam tim ini akan membuat sesuatu yang becground sosial. dalam sosial ini ada dua cabang yang akan menjadi fokus utama kerja :
pertama sosial kreativitas : pemuda diarahkan dalam membuat sesuatu yang unik seperti membuat meja dan bangku dari bangku kemudian membuat tempat rak buku atau rak sepatu di rumah, intinya yang menyediakan contoh adalah tim kemudian nanti akan disosialisasikan ke pemuda sekaligus kita akan menyediakan bahan utama (kayu, paku, palu dan kebutuhan lain yang mendukung pembuatannya)

kedua sosial budaya lokal jadi para ibu-ibu akan membuat tikar ramai-ramai dan buat tenun dengan cara yang berbeda fokus utama adalah bapak dan ibu tiap daerah per kampung itu ada.

pada prinsipnya " yang kita ngomong harus bertangung jawab" catatan besar kita adalah membangun desa ( kita adakan pembinaan kereatifitas, ketika prinsip kita masuk ke pemikiran pemuda atau sudah sejalan dekan pemikiran pemuda maka akan mudah dalam menjalankannya, jadilah orang yang banyak-banyak menerima nasehat [penyerap saran] )

kita harus sama-sama membaca minat dan bakat kepemudaan

saya menemukan sesuatu hari ini minggu 18 Agustus 2019
yaitu 1000startupdigital.id

.
.
.senang dengan program ini
.














 j

 senang dengan segala kemudahan ini.



Sabtu, 10 Agustus 2019

Terimakasih, selanjutnya.

Sebelum hari raya idul adha, ada hal penting yang akan saya sampaikan kepada orang-orang terhebat dalam hidup saya selama ini hingga umur 22 tahun. hal yang ingin saya sampaikan adalah terimakasih.

terimakasih kepada mama 7 bapa.
terimakasih kepada nana ul
terimakasih kepada nana ju
terimakasih kepada ka Fia, nana Idit dan nana Iwan.
terimakasih kepada upik dan esti.
terimakasih kepada Lisa.
terimakasih kepada ibu Magfirah dan ibu Tina.

Terimaksih kepada mama yang telah  kuat hingga hari ini, terimakasih telah menyembunyikan banyak luka selama ini. hanya sebagian kecil rasa  sakit itu yang saya tahu, maafkan saya mama. begitu banyak sakit selama saya gak bersama mama. dan sayang parah adalah gigi mama yang mulai hilang satuu-satu dan saat pulang libur semester 6 kemarin hampir saya tidak menemukan satu gigipun di mulut mama, mamaaaa ...saya gak bisa merasakan apakah yang sebenarnya mama rasakan. mama saya gak bisa bayangkan cara makan mama, nekarabo mama. sebelum saya ke jogja ada kegiatan oleh dokter gigi indonesia di labuan bajo dalam periksa mata sekaligus kasih gigi palsu. kesempatan itu tidak digubris dengan baik oleh mama atau mama yang tidak berani mengambil keputusan ke tempat sana. entahlah, saat mama mendengar info dari saya yang saya rasa ini infrmasi yang bagus tapi mama menimpali bahwa "mama gak perlu apa-apa dan kamu fokus saja dengan kegiatannmu". terimakasih kepada bapa yang telah berjuang untuk sembuh. bapa maafkan semua kesalahan saya dan terimakasih atas segala

Kamis, 01 Agustus 2019

Kemah Budaya Kaum Muda 2019

Menyambut Kemah Budaya part 1

Para panitia mebuka registrasi peserta dari jam 2 siang hingga jam 5 sore. kebetulan kami dari tim gooyobs sampai di lokasi kegiatan jam 5.45 dan saat nyampe kami lansung bergegas registrasi dan menunjukkan semua berkas pribadi. saya urutan ketiga registrasi setelah ketua tim ku dan ka melda dan saya sama aisyah barengan regis dan saat kami pergi ada 3 lembar yang wajib kami tanda tangani kemudian kami menerima 2 kupon, satunya kupon konsumsi dan satu lagi kupon seminar kit.

setelah registrasi, tugas saya dan aisyah kembali menjaga barang di depan tenda registrasi sedangkan ketua tim kembali bergerak cepat pergi ke tenda lain untuk mengambil perlengkapan yang diberikan oleh panitia namun sebelum menerima perlengkapan individu dari panitia harus menunjukkan dulu kedua kupon tadi karena kedua kupon ini tidak di miliki melainkan dipegang sebentar saja. adapun isi perlengkapan yang disedikan ini yaitu (Ransel, Tumbler, Buku tulis dan buku panduan, belpoin,jaket warna itam, Baju dua buah dengan warna hijau dan kuning, sleepbag) pokoknya isi tas lumayan banyak. kalau tau dapat pakaian tentu saya tidak perlu bawa pakaian yang begitu banyak dari kos wualah. sangat disayangkan karena datang cukup telat sehungga ukuran random tidak sesuai dengan keinginan sehingga terima saja yang disediakan panitia karena saya biasanya menggunakan ukuran M tapi saya yang berhasil mendapatkan ukuran sesuai yaitu jaketnya sja sedangkan baju ukuran L, tapi tak apalah. setelah menerima ini, ketua tim kembali sibuk mengambil konsumsi yang dimana lengkap banget guys karna menu cuci mulut pun ada.

selanjutnya kami bergegas mencari tenda yang dimana tenda untuk satu tim itu beda-beda, ya ampun padahal dihayalan saya kami akan tidur bareng kecuali ka abdul karena begini dalam tim saya semuanya tak pernah ketemu sebelumnya dan berharap dalam waktu 5 hari ini akan menjadi waktu yang kami habiskan cerita banyak hal eh malah dikasih tenda yang berbeda-beda tapi untungnya tendanya sangat berdekatan dan karena belum banyak yang ada di tenda masing-masing sehingga kami bersepakat untuk mengambil posisi seblah utara semua sehingga gampang untuk panggil satu sama lain, okelah kali ini kami berhasil setidak nya kami tidak telat banget.

setelah menyimpan semua barang di tenda masing-masing, saya menyuruh mereka untuk makan bareng di tenda saya karena ka abdul juga belum nyampe juga sehingga kali ini kami makan sore beremap dulu dan kamipun tidak tahu dimana tenda untuk laki-laki.
kamipun makan bersama untuk kali pertamanya dan hal pertama yang mereka tanyakan ke saya adalah apakah saya makan kerupuk dan setelah saya jawab ya, kerupuk dari tiga orang ini numpuk di seblah syaa, well entah sampai kapan mereka akan begini karena ank kos ya sudah ini akan menjadi waktu perbaiki gizi. saya suka menunya dan semoga mereka gak membeli daging hanya itu permohonan utama.

Hal lain yang sangat saya bersyukur adalah melihat kamar mandi dengan 8 pintu wah setidaknya ada air. bergegas cuci muka karena tidak berani mandi setelah berpetualang tadi siang dan takut dan setelah magrib kami bergegas ke tempat pembukaan kegiatan. kami sangat khawatir karena setelah magribpun, ka abdul belum datang dan belum ada kabar sama sekali, terakhir berkabar di grup sudah samapai di bandara adi sucipto dan kami belum dapat kabar lagi apkah sudah sampai di tempat kegiatan.

pembukaan kegiatan ba'da isya tapi disuruh ke panggung setelah magrib, serasa jadi maba karena kami sangat nurut dengan perintah panitia, oh ya panitia kemah budaya hampir saya tidak menemukan yang muda-muda melainkan para ibu-ibu dan bapak-bapak yang sangat ramah. wah luarbiasa, mungkin itu juga ya mereka menyediakan makan peserta dengan porsi yang sangat banyak karena serasa memberi makan anak sendiri haha Ge'er.

dipertengahan jalan saya berpapasan dengan pemuda yang memakai sarung dan saya sangat kenal tenunan itu, mungkin dia memperhatikan saya yang lihat sarungnya sehingga dia mendekat dan lansung menyapa " hey dari mana ini" ah ya kami dari berbagai daerah pinta ka melda " mungkin kita kenalan dulu yuk " saya atim dari sumba "ha.?? " saya uswatun dari Mabar, NTT. pantesan saya mengenali hasil tenunan itu ternyata dari provinsi yg sama. setelah berkenalan dengan teman-teman lain, kamipun bergegas ke pangung. saat sampai kami disuru makan berbagai menu terlebih dahul


Kegiatan Kemah Budaya Kaum Muda diselenggarakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan Indonesia, kegiatan ini akan dilaksanakan selama 5 hari yaitu dari tgl 21 sampai 25 Juli 2019 di kawasan candi Prambanan. Kaum muda yang hadir kegiatan ini berusia antara 18-28 tahun. latar belakang peserta dari berbagai kalangan ada yang masih mahasiswa, guru, siniman dan anak SMA yang baru lulus di sekolahnya.  gagasan, imajinasi dan ide kami peserta berawal dari keresahan akan budaya luar yang akan berdampak terhadap budaya asli indonesia dengan tidak lestari dan tidak ingat lagi oleh kaum muda.

saya dan teman-teman gooyobs hadir dengan gagasan pembelajaran e-learning untuk bahasa daerah seluruh indonesia, kami menyediakan aplikasi bahasa daerah seluruh indonesia yang dimana sasaran peggunanya adalah siswa sd hingga smp di tiap daerah seluruh indonesia. aplikasi ini didesain oleh tim IT kami dan berharap para siswa suka dengan yang kami
pembukaan kemah budaya kaum muda

Kemah Budaya Kaum Muda merupakan platform kerja budaya yang menghimpun kaum muda untuk menjawab berbagai tantangan pemajuan kebudayaan. KBKM memainkan sejumlah peran yakni (1) sebagai ruang inkubator untuk inovasi pemajuan kebudayaan. (2) sebagai ruang untuk kerja bersama bercorak gotong royong, (3) sebagai ruang fasilitasi atas usaha rintisan di bidang kemajuan kebudayaan.


Keseluruhan Kegiatan KBKM dibagi dalam 3 Tahap.
Pertama, tahap aktivasi kegiatan dan seleksi proposal kelompok. Setiap kelompok mengisi formulir pendaftaran secara online dan mengisi ide atau gagasan dalam bentuk konsep Kajian, Purwarupa aplikasi, kajian, fisik maupun kegiatan. Terdapat 735 kelompok yang telah mendaftar KBKM dengan 140 kelompok diantaranya lolos seleksi.

Dihadirkan kaum muda di kegiatan ini bertujuan untuk membuka ruang rangsangan inisiatif mereka di bidang pemajuan kebudayaan.

kegiatan kbkm bisa lihat di kebudayaan.kemdikbud.go.id
sangat kenyang


Menyambut Kemah Budaya part2

olahraga
 
ruangan paralel untuk presentasi dan penajaman proposal
Diskusi bersama kelompok lain tapi fasilitator sama

Seminar KIT di siang hari hingga malam hari


penerimaan materi di malam hari