Uswatun Hasanah Fitria

Jumat, 24 Mei 2019

Seminar proposal

Jum'at Berkah dengan menjalankan Misi Akademik yaitu Seminar proposal Skripsi.

Seminar proposal skripsi ini dilaksanakan
 jam 9.00 hingga jam 10.30
Lab Kimia, STKIP BIMA

                          Moderator (Purwati)
                                 presentasi
                        (uswatun Hasanah Fitria)

Judul skripsi
' Ekstraksi Zat warna dari kulit manggis dan Aplikasinya sebagai Indikator asam basa'

Trimakasih banyak yang sempat hadir seminar saya ini dan semoga teman-teman mendapatkan wawasan banyak.

Nama-Nama sebagai bukti yg telah hadir seminar. Trimakasih 🙏 

Seminar masih ada perbaikan 
Sangat bersyukur karena dosen pembanding memberikan banyak masukan dalam perbaikan proposal ini 

Yg sangat diharapkan sebelum seminar adalah agar dosen pembimbing serta dosen pembanding sehat terus sampai hari H seminar. Dan Alhamdulillah Allah memudahkan semua undangan ini pada Hadir 

Administrasi sebelum seminar 

Lembar ijin penelitian 
Sudah di Tanda tangan 
Dan sudah di stempel 
Hari sabtu, 25 Mei 2019 



Sama-sama mengisi Administrasi 
Nunug Ningsih menjadi teman setia mengurus segala Persyaratan Seminar 
Hingga hari seminar pun kami sama juga. Alhamdulillah sangat bersyukur krn sudah selesai 


Dosen pembimbing II dan dosen pembanding saya. 
Sayang foto nya buram. 


Trimakasih banyak kepada Purwati  sebagai Moderator 
Trimakasih banyak kepada Silaturahmi yg telah menjepret. 
Trimakasih banyak kepada Fauziah ulhaq yang telah meminjamkan kepada saya cas laptopnya. Sungguh trimakasih banyak 🙏 





Sabtu, 18 Mei 2019

Mei Q&A


Gambaran Inisiatif Pertanyaan

1. Apa masalah pemajuan kebudayaan di sekitarmu?
(Satu masalah dibedah dari segi pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan)
                            jawaban:
Masalah Pelindungan Objek Pemajuan Kebudayaan: *
Masalah Pengembangan Objek Pemajuan Kebudayaan: *
Masalah Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan: *
Masalah Pembinaan SDM dan Lembaga Budaya: *

 *Dalam pengembangan bahasa*

Dilakukan upaya memodernkan bahasa melalui pemerkayaan kosakata, pemantapan dan pembakuan sistem bahasa, dan pengembangan laras bahasa. Meningkatkan kegiatan literasi Kedaerahan dalam rangka memperkenalkan potensi daerah dalam memperkaya wawasan masyarakatnya menggunakan bahasa daerah sekaligus mentranslatenya juga agar masyarakat Indonesia pada umumnya dapat memahami isi tulisan.
 *Dalam pembinaan bahasa*

Dilakukan upaya meningkatkan mutu penggunaan bahasa melalui pembelajaran bahasa serta pemasyarakatan bahasa ke berbagai lapisan masyarakat. Dibuatnya tulisan Momentum daerah yang paling penting tiap tahun dalam bahasa daerah sehingga nanti menjadi data sejarah penting Kedaerahan yang perlu dipelajari bersama oleh generasi penerus.
🇲🇨🇲🇨🇲🇨 *Dalam upaya pelindungan bahasa*

dilakukan dengan menjaga dan memelihara kelestarian bahasa melalui penelitian, pengembangan, pembinaan, dan pengajarannya.
🇲🇨🇲🇨🇲🇨 *Perlindungan terhadap bahasa daerah* juga didasarkan pada amanat *Pasal 32 Ayat 2 UUD 1945*, yang menyatakan bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

3. Di mana sajakah terdapat masalah tersebut? *
                                           
jawaban:
Di seluruh daerah Indonesia belum terdata dengan baik bahasa daerahnya.


5. Langkah kerja apa yang akan kelompok kamu lakukan untuk memecahkan masalah tersebut?
5.1 *Mengumpulkan para volunter setiap daerah yang memahami bahasa daerahnya sendiri.

5.2 * mendata Bahasa keseharian mereka di daerahnya.

5.3 * tim inti HN yang akan menyimpannya dalam Web dan aplikasi.

5.4

5.5

5.6


7. Apa target yang diharapkan (outcome) dari pemecahan masalah tersebut? * 

 kami semua kosa kata bahasa daerah setiap provinsi dapat terdata dengan baik dan dapat digunakan oleh siapapun bahasa mereka saat orang lain mengunjungi daerah2 tertentu di Indonesia.

9. Aspek pendekatan apa saja dari STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics) yang akan kelompok kamu ambil dalam penyelesaian masalah tersebut?
Centang sekurangnya dua aspek pendekatan *
 Aspek Ilmu Pengetahuan
 Aspek Teknologi

 *Dalam pengembangan bahasa*

Dilakukan upaya memodernkan bahasa melalui pemerkayaan kosakata, pemantapan dan pembakuan sistem bahasa, dan pengembangan laras bahasa. Meningkatkan kegiatan literasi Kedaerahan dalam rangka memperkenalkan potensi daerah dalam memperkaya wawasan masyarakatnya menggunakan bahasa daerah sekaligus mentranslatenya juga agar masyarakat Indonesia pada umumnya dapat memahami isi tulisan.
 🇲🇨🇲🇨 *Dalam pembinaan bahasa*

Dilakukan upaya meningkatkan mutu penggunaan bahasa melalui pembelajaran bahasa serta pemasyarakatan bahasa ke berbagai lapisan masyarakat. Dibuatnya tulisan Momentum daerah yang paling penting tiap tahun dalam bahasa daerah sehingga nanti menjadi data sejarah penting Kedaerahan yang perlu dipelajari bersama oleh generasi penerus. *Dalam upaya pelindungan bahasa*

dilakukan dengan menjaga dan memelihara kelestarian bahasa melalui penelitian, pengembangan, pembinaan, dan pengajarannya. *Perlindungan terhadap bahasa daerah* juga didasarkan pada amanat *Pasal 32 Ayat 2 UUD 1945*, yang menyatakan bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

[16/5 22.23] Delfi:
Pembinaan adalah upaya pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kebudayaan, lembaga Kebudayaan, dan pranata Kebudayaan dalam meningkatkan dan memperluas peran aktif dan inisiatif masyarakat.
 ya yg jelas pemerintah ga ngebina bahasa daerah sama sekali lah buktinya banyak bahasa daerah yang ilang. Pengembangan adalah upaya menghidupkan ekosistem Kebudayaan serta meningkatkan, memperkaya, dan menyebarluaskan Kebudayaan.

Kamis, 16 Mei 2019

Ramadhan/5 Teguh Imami.

[16/5 16.26]

Perkenalkan nama saya *Teguh Imami*,
seperti yang tertera dalam poster, saat ini saya menjadi *Supervisor (SPV) Markaz Ksatria* yang kami dirikan tepat satu tahun lalu. Baik tanpa mengurangi rasa hormat, kita mulai dulu ya pembahasan kali ini mengenai 

*Menciptakan Pemimpin Hunian Markaz Ksatria.*

Saya sudah buatkan oret-oretan kecil 3 halaman, mungkin nanti bisa saya kirimi. Malam ini essaynya saya beri judul *Markaz Ksatria: Alternatif Hunian Kepemimpinan Mahasiswa* Tulisan ini berawal dari sebuah keresaan setelah diskusi bersama seorang senior. Beliau bilang *“Surabaya sudah mandul menciptakan pemimpin bangsa!”, “Tidak ada pemimpin hari ini!”* *Dua gertaan di atas saya dapatkan sewaktu mengikuti diskusi* bersama salah seorang senior, jujur awalnya kaget, dalam keadaan setengah sadar kemudian dalam hati saya nggumun, benarkah demikian? Bukankah belakangan ini muncul dua wanita hebat dari Surabaya yang menjadi pemimpin? Bu Risma sebagai Walikota Surabaya dan Bu Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur.

Masih melanjutkan diskusi, perlahan demi perlahan, saya nyambi googling untuk melihat kebesaran Surabaya pada masa lampau dan membandingkannya dengan kondisi terkini. Sembari membaca dan mengingat, diskusi kala itu berlanjut dalam sebuah pembahasan besar, *Masihkah Surabaya mampu bergeliat dan menciptakan pemimpin?*

 *Kebesaran dalam Lintas Sejarah*

Surabaya pernah besar. Pertengahan abad ke-15, tepatnya tahun 1443 M daerah Ampel atau Ampel Denta Surabaya datang seorang yang bernama Raden Rahmat atau Sunan Ampel sebagai wali yang menyebarkan ajaran agama Islam, darinya dakwah Islam banyak tersebar di seluruh jawa.
Banyak wali di daerah lainnya adalah menantu atau santri dari Sunan Ampel. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut lalu disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura.Lain Sunan Ampel, lain kisah H.O.S. Cokroaminoto. Darinya Surabaya menjadi kota yang banyak didatangi tokoh-tokoh pergerakan dari luar daerah. Cokro dan istrinya, Suharsikin, mendirikan kost-kostan untuk tempat tinggal, dari kost ini kelahiran gagasan besar dan pemimpin negara kelak terbentuk, mereka adalah Soekarno, Kartosuwiryo, Semaun, dkk.


Tjokro mendirikan organisasi Syarikat Islam (SI) pada tahun 1912 dengan basis di Surabaya. Prestasi perdana Tjokroaminoto adalah ketika ia sukses menyelenggarakan rapat besar SI pertama pada 13 Januari 1913 di Surabaya. Rapat besar itu dihadiri 15 cabang SI, tiga belas di antaranya mewakili 80.000 orang anggota. Berlalu ke pasca kemerdekaan, tepatnya bulan September 1945, Surabaya pernah bergejolak. Penyebabnya karena Belanda kembali datang bersama pasukan Sekutu untuk menduduki kawasan yang sudah merdeka ini.Kondisi kian memanas, perang tidak bisa dihindarkan lagi, K.H. Hasyim Asyari dan ulama lain mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad untuk melawan penjajah, menjawab pertanyaan dari Bung Karno tentang bela negara waktu itu, puncaknya pada 10 November terjadilah perang melawan sekutu.

Bung Tomo berpidato melalui jaringan radio. Pidatonya membakar semangat juang rakyat Indonesia yang sedang mempertahankan kedaulatan Indonesia sampai titik darah penghabisan. Suara Bung Tomo diakhiri dengan pekik takbir: “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”
: *Satu hal yang bisa diambil dari kebesaran mereka adalah Rumah Binaan sebagai basis perjuangan. Sunan Ampel memiliki rumah yang menjadi basis kaderisasi, HOS Cokroaminoto mempunyai kontrakan sebagai basis binaan.* Rumah-rumah tersebut yang kemudian hari melahirkan pemimpin besar.

*Alternatif Rumah Binaan*
 Diskusi bersama senior di atas masih berlanjut hingga larut malam, dalam akhir sesi, saya kemudian berandai agak nakal, bagaimana jika saat itu Mbah Cokro atau Sunan Ampel tidak memiliki rumah binaan untuk para pemuda? Tentulah generasi hari ini tiada mengenal Soekarno, Kartosuwiryo, Semaun, maupun murid-muridnya Sunan Ampel.
Di lain sisi, melihat realita kekinian tentang kondisi pemuda hari ini, dalam ruang lingkup intelektual yakni mahasiswa, nyatanya sangat mengkhawatirkan. Dari diskusi bersama kawan junior maupun aktifis organisasi, pergerakan, maupun mahasiswa pada umumnya, jawaban mereka selalu sama: Gerakan mahasiswa kini tumpul!

Ramadhan/4 Robby Ainurroziqi⁩

[14/5 21.27]

 Aslmlkm wr wb..diskusi keempat akan dibawakan oleh mas @⁨Robby Ainurroziqi⁩  pukul 20:30WIB, *agenda menyiapkan pemimpin muda* ini akan dilaksanakan dalam sebulan penuh Ramadhan, dan pada malam ini pemateri kita adalah @⁨Robby Ainurroziqi⁩  ,  yang akan membahas

 *Hos Tjokroaminoto dan Agenda Pembinaan Pemimpin Muda*

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.  Perkenalkan sy *Robby Ainurroziqi*, alumni *Ilmu Sejarah FIB Unair* Surabaya. Alhamdulillaah, pada malam ini sy diminta untuk berbagi tentang *H.O.S Tjokroaminoto dan Agenda Pembinaan Pemimpin Muda* Belajar dari Sejarah untuk masa kini yang lebih baik_ 😊

Bagi seorang yang telah belajar sejarah secara akademik seperti sy ini, agak berat, karena agak njelimet kroscek data-data sejarahnya, boleh jadi yang bakal sy jelaskan setelah ini ada yang mungkin kurang, silakan nanti dikoreksi ya teman-teman. Sy bakal mencoba menyederhanakannya 😊

 *Pertama, kenalan dulu dengan H.O.S Tjokroaminoto*

Hadji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, 16 Agustus 1883 dan meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 (51 tahun). Ia merupakan anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu, dan Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah menjabat sebagai Bupati Ponorogo. Ia memiliki istri sekaligus pendamping perjuangan bernama Soeharsikin. Ia memiliki julukan yang diberikan oleh Belanda yakni _De Ongekroonde van Java_ atau _"Raja Jawa Tanpa Mahkota"_.

*Tjokroaminoto dan Soeharsikin*

Pada usia 22 tahun (Tak sedikit dari para pejuang menikahnya lebih awal) Tjokroaminoto menikah dengan Soeharsikin. Pernikahan keduanya adalah pernikahan atas kehendak orangtua (Perjodohan). Pada saat itu perjodohan adalah hal wajar. Bagi Tjokroaminoto, Soeharsikin bukan hanya sekedar istri, ia juga pendamping setia perjuangannya, yang kelak perannya begitu besar. Dari pernikahan tersebut Tjokroaminoto dianugerahi lima anak, Siti Oetari, Oetaryo Anwar Tjokroaminoto, Harsono Tjokroaminoto, Siti Islamiyah, dan Ahmad Suyud Tjokroaminoto.

*Tjokroaminoto 'Pembangkang'*

Sebagai anak yang lahir di keluarga yang menjadi pejabat pemerintah, tentu orangtua Tjokroaminoto juga mengharapkan anaknya sama, menjadi pejabat pemerintah. Selepas disekolahkan di OSVIA (sekolah raja yang dikhususkan untuk menghasilkan pegawai pemerintah dari golongan pribumi), Tjokroaminoto menjabat sebagai juru tulis di Kepatihan Ngawi. Namun hanya berlangsung tiga tahun, Tjokroaminoto mengundurkan diri karena merasa tidak nyaman melihat praktik 'sembah-jongkok' dalam sistem birokrasi, ia tidak puas menduduki jabatan sebagai pesuruh, yang menunggu perintah atasan. Begitu pula dengan gelar 'Raden Mas' yang ia miliki juga tidak digunakan. Ia tidak gila jabatan dan penghormatan, ia lebih senang dengan nama Oemar Said Tjokroaminoto.

 *Perjalanan Sikap Tjokroaminoto*

Semasa muda Tjokroaminoto dikenal memiliki watak yang keras. Memasuki usia tiga puluhan Tjokroaminoto dalam konsep perjuangannya lebih melunak. Sikap yang lebih melunak inilah yang kelak menyebabkan perselisihan konsep dengan Semaoen (teman perjuangannya). Setelah melewati beberapa tahap kehidupan Tjokroaminoto memutuskan pergi ke Surabaya. Di Surabaya Tjokroaminoto bekerja dan mengikuti beberapa organisasi, hingga akhirnya menjadi petinggi Sarekat Islam.

*Awal Membuka Kos-Kosan*

Tinggal di Surabaya memerlukan biaya yang tak sedikit. Soeharsikin menyadari akan hal tersebut, dengan maksud untuk membantu kebutuhan rumah tangganya, kos-kosanpun dibukanya di Gang 7 Peneleh. Kosan ini bisa dihuni sekitar 15 - 20 orang.

 *Rumah Kosan Menampung Pelajar dan Anggota Sarekat Islam di Surabaya*
Surabaya pada awal abad ke 20 merupakan kota besar. Kota ini menarik orang untuk datang mencari pekerjaan. Tak hanya pekerjaan, di Surabaya juga berdiri berbagai sarana modern, salah satunya sarana pendidikan. Hingga akhirnya menarik banyak orangtua untuk menyekolahkan anaknya di Surabaya. Rumah Kosan Tjokroaminoto kemudian menjadi primadona orangtua untuk menitipkan anak-anaknya sebagai tempat tinggal selama sekolah di Surabaya. Hal tersebut dikarenakan keterkenalan Tjokroaminoto yang telah melakukan aksi-aksi propaganda di beberapa daerah sebagai petinggi Sarekat Islam. Penghuninya ada dari kalangan pelajar, pekerja dan saudara. Nama-nama yang pernah tinggal di kosan antara lain : Soekarno, Alimin, Musso,  Semaoen. Kelak nama-nama tersebut menjadi tokoh dalam sejarah perjuangan Indonesia.

*Rumah Kosan Solusi Mengatasi Mahalnya Biaya*

Biaya pendidikan di kota besar amatlah mahal. Kosan menjadi solusi di tengah mahalnya pendidikan dan 'pemondokan' bagi para pelajar. Biaya sewa yang dikenakan oleh Soeharsikin sangat membantu orangtua yang menyekolahkan anaknya di Surabaya.

 *Rumah Pergerakan*

Rumah Tjokroaminoto di Surabaya dapat dikata 'Markasnya Sarekat Islam', yang tak henti-hentinya dikunjungi tamu yang bermacam-macam corak dan tujuan. Yang membuat penghuninya belajar banyak tentang pemikiran beragam orang yang pernah datang. Rumah tersebut akhirnya menjadi tempat 'bringas' untuk mengasah ideologi.

 *Strategi Pendidikan Tjokroaminoto*

1. Penanaman Kedisiplinan
2. Penanaman Nilai-Nilai Religi
3. Penanaman Nilai-Nilai Estetis
4. Penanaman Kesadaran Kebangsaan
5. Penanaman Nilai Etis dalam Sosialisme

*Pengaruh Strategi Pendidikan Tjokroaminoto Pada Pemikiran dan Tindakan Anak-Anak Kos*

1. Transformasi Gagasan: Menanam Modal Kemerdekaan
2. Pemahaman Nilai-Nilai Religi
3. Kesadaran Identitas Kebangsaan
4. Kepekaan Sosial dan Penghormatan pada Sang Guru
5. Aktif dalam Organisasi Pergerakan sebagai Wujud Nilai Kemanusiaan dan Keadilan Sosial
6. Aktif dalam Dunia Kepenulisan sebagai Wujud Nilai Kreatifitas
7. Pidato sebagai Wujud Nilai Keberanian

[14/5 21.52] +62 857-3344-2620:
2 poin akhir diatas kita diskusikan lebih lanjut di sesi diskusi ya, waktu ternyata sudah 20 menit 😊

Ramadhan/3 Arief Basuki

[13/5 21.03]

*Mengapa Harus Asrama Kepemimpinan?*

Ass wr wb..slmt malam adik2
perkenalkan saya dr Arief Basuki SpAn
Usia sdh tua 54 th. sdh berklg,Dg 6 anak dan cucu 1 org.

Topik kali ini ttg Mengapa harus asrama kepemimpinan?
Kalau kita lihat di negeri kita ini.negeri yg besar terbesar penduduk Muslim di dunia tetapi terendah dari aspek kepemimpinan krn kita blm mampu menghadirkan kepemimpinan yg baik di negeri ini. Dlm kepemimpinan ini bgmn aspek leadership ini bisa kita hadirkan dan kita tawarkan kpd bangsa ini agar diterima sbg model mengelola negara.

Leadership adalah suatu upaya utk mengambil peran kepemimpinan dari suatu organisasi....baik lembaga,yayasan,LSM,Kantor sampai negara dan dunia.Bgmn model kepenimpinan kita bisa diterima oleh publik .ini perjuangangan yg luar biasa bgmn degenao potensi dikerahkan utk mersih dan merebutnya. Utk meraih dan merebutnya.Shg muncul kepemimpinan eksekutip  yudikatip legislatip sesuai dg model yg kita inginkan. itu bgmn model kepemimpinan itu bisa diterima membutuhkan penjebaran yg jelas,Baik dan menarik.

Ramadhan/2 Amron Basuki

[12/5 17.26]

Aslmlkm wr wb..
Selamat datang di grup diskusi online Indonesia, dalam tema besar *agenda menyiapkan pemimpin muda*.. inshaallah malam ini diskusi kedua akan dibawakan oleh mas @⁨amronbasuki⁩   pukul 20:0 WIB, stay tune ya. pada malam ini pemateri kita adalah mas @⁨amronbasuki⁩   , yang akan membahas  

*Rumah Kepemimpinan: Kawah Candradimuka Pemimpin Muda*

Baik, terima kasih mas Iqbal
Mohon maaf karena barusan ada masalah jaringan internet saya. Bismillah
Assalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokaatuh. Selamat malam, mas mbak dan teman teman?
Sudah berbuka semua nggih? hehe. Semoga Allah terima puasa dan seluruh ibadah kita hari ini dan sebelumnya. Alhamdulillah, Allah berikan kesempatan kepada saya untuk sedikit sharing yang saya pahami mengenai Lembaga Rumah Kepemimpinan. Institusi yang ikut membesarkan saya sampai saat ini. karena malam ini topiknya tentang Rumah Kepemimpinan : Kawah Candradimuka Pemimpin Muda. Rumah Kepemimpinan lahir dengan cita cita yang besar dan mulia yang bertemu dengan permasalahan yang dihadapi bangsa ini.

Cita-cita besar pendiri RK adalah Indonesia yang bermoral tinggi, bangsa yang hidup dalam kesantunan. Indonesia yang bermartabat, Indonesia yang disegani oleh bangsa-bangsa sedunia, sekaligus menjadi rahmat bagi umat manusia dan guru bagi seluruh alam. Indonesia yang kuat, sebuah negara di mana hukum tegak sebagai pilar dan atap pelindung yang mengayomi semua anak bangsa dalam kesetaraan, dan roda ekonomi berputar menebarkan kemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan.

Indonesia dalam visi para pendiri Rumah Kepemimpinan adalah Indonesia baru di mana politik dan demokrasi yang berakal sehat menjadi wahana bagi segenap rakyat yang berdaulat untuk mengekspresikan kehendak luhurnya sebagai bangsa yang beradab. Terlebih, bangsa Indonesia adalah bangsa dengan populasi muslim terbesar di dunia. Tentunya memiliki tanggung jawab lebih untuk membangun peradaban madani yang memanusiakan manusia.

Rahmatan lil 'alamin mewujud dalam kehidupan bermasyarakat kita. Maka bangsa besar ini harus  tampil sebagai pemimpin. Disisi lain, ada hal yang perlu jadi perhatian bagi kita. Dr. Syafii Antonio dalam buku beliau "Muhammad SAW : The Super Leader SUper Manager" menyampaikan bahwa diantara induk masalah yang ada di bangsa kita ini adalah masalah kepemimpinan.

Kenapa pendidikan tidak maju?
Karena yang diberikan amanah mengelola pendidikan tak amanah, atau kurang amanah dan kurang memiliki kepemimpinan. Kiranya banyak contoh di sekitar kita ya. Soal ketidak adilan dan korupsi misalnya, yang oleh pimpinan kami di RK selalu mewanti wanti agar terus melawan segala bentuk Tindak korupsi dan kawan kawannya. Maka, pertemuan dari masalah kualitas SDM, kepemimpinan, islam sebagai paradigma dengan cita-cita besar membangun bangsa yang besar ini melahirkan Rumah Kepemimpinan pada tahun 2002 di Jakarta.

 Memulai pembinaan dengan 20 mahasiswa Universitas Indonesia, kini Rumah Kepemimpinan telah meluluskan 1316 alumni dari 7 regional (9 perguruan tinggi di Indonesia). O iya, Rumah Kepemimpinan awalnya bernama PPSDMS Nurul Fikri dibawah naungan Yayasan Bina Nurul Fikri (Bukan Bimbel yaaaa). hehe

Tahun 2015 mulai re-brand dengan Rumah Kepemimpinan PPSDMS, lalu 2016 Rumah Kepemimpinan menjadi nama program beasiswa dan pembinaan ini. Saat ini, 315 mahasiswa terpilih menjadi peserta Rumah Kepemimpinan di 9 kota (11 PTN) di Indonesia.

Reg : Kampus
1 : UI*
2 : ITB & Unpad
3 : UGM*
4 : ITS & Unair
5 : IPB
6 : USU
7 : Unhas
8 : Unmul
9 : UNS

* 2 asrama, putera dan puteri
Nah berikutnya saya mau bahas pembinaan di Rumah Kepemimpinan. Pilar pembinaan Rumah Kepemimpinan berdasar pada *nilai, kompetensi dasar dan kompetensi bidang.*
Apa itu? Yang saya maksud Nilai yang dijadikan acuan disini, terdiri dari 3 sub-bab, yaitu Visi-Misi, Idelisme Kami, dan Nilai ROOM PK.

*Visi Rumah Kepemimpinan* adalah menjadi lembaga pembinaan yang melahirkan pemimpin berintegritas, akseptabel, dan profesional untuk berkontribusi dalam transformasi bangsa menjadi Indonesia madani.

Visi ini akan tercapai dengan tercapainya *misi rumah kepemimpinan* yang terdiri dari :
-  Membangun *Paradigma islam dan kompetensi peserta dan alumni* Rumah Kepemimpinan yang ROOM-PK
-  Mendorong dan mengarahkan *mobilitas* pemimpin muda Rumah Kepemimpinan ke berbagai bidang dan institusi strategis
-  Membangun *kepeloporan pemimpin muda* rumah kepemimpinan menjadi problem solver dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
-  Menjadikan Rumah Kepemimpinan sebagai *wadah konsolidadi* para pemimpin untuk berkontribusi mewujudkan Indonesia dan Dunia yang lebih baik dan bermartabat. Nah, itu ada kata kata ROOM PK.

Apa sih?
*ini nilai yang harus melekat pada peserta (dan alumni) RK*  Nilai ROOM-PK

1. *R* endah hati
Merasa masih ada yang lebih baik dari hasil kerjanya sehingga menimbulkan semangat improvement dan excellent
2. *O* bjektif
Selalu berfokus pada fakta dan data dalam mengambil keputusan dan bertindak
3. *O* pen Mind
Mencari titik temu, menerima pendapat yang benar, dan membina kerjasama
4. *M* oderat
Mencari titik temu, mensinergikan hal positif untuk mengindari kesia-siaan dan mendapatkan kebermanfaatan yang lebih besar untuk lebih banyak orang
5. *P* restatif
Bersungguh-sungguh dan penuh semangat melakukan dan menghasilkan yang terbaik dalam berbagai aktivitas dan tanggung jawabnya.
6. *K* ontributif
Peduli dan berkontribusi nyata terhadap kondisi manusia dan lingkungan di berbagai ruang lingkup kehidupan.
 Kemudian kompetensi yang harus dimiliki peserta dan menjadi acuan pembinaan ada 8 :
Visi, Spiritualitas, Kepemimpinan, Manajemen, Komunikasi, Wawasan, Kebugaran, dan Jejaring. Sedangkan kompetensi bidang, atau kluster pembinaan yang diharapkan menjadi sektor kontribusi paska kampus peserta ada 5 : Akademisi-Riset, Profesional, Enterpreneur, Publik, dan NGO.

Peserta akan dibekali wawasan dasar soal ke 5 kompetensi ini, dan nanti di masa tengah hingga akhir pembinaan pembinaan berbasis kluster ini lebih intensif.

Bagaimana hasil pembinaannya? Ini diantara profil alumni Rumah Kepemimpinan yang ada (tidak semua ya, karena 1326 lho). hehe. Sepertinya cukup dulu dari saya, karena sudah lewat dari 20 menit.. Ada poin penting peran supervisor dalam pembinaan.

Mengapa di asramakan pesertanya?
Dan mungkin hal teknis lain, yang juga fundamental dalam proses pembinaan. Saya lanjut sebentar kalau begitu. Salah elemen yang sangat penting dalam pembinaan RK, selain sistem adalah supervisor. Atau ketua asrama, pendamping peserta. Ia adalah sosok yang sehari sehari bersama peserta. Tinggal di asrama, dati pagi sampai pagi lagi bersama dengan peserta.

Sehingga baik buruk nya bisa jadi diketahui juga oleh peserta. Supervisor adalah kunci. Sebaik apapun sistem yang dimiliki, namun spv tidak kompeten, seperti tak bermakna. Misal ketika ingin menjadikan peserta lebih disiplin. Disiapkan sistem perijinan, ketepatan waktu, ada hukuman. Jika spv tak disiplin dulu, jangan berharap banyak peserta akan disiplin. Mau tidak mau, peserta rerata melihat spv sebagai role model.

................................................
 Saya Amron Basuki, biasa dipanggil Amron. Alumni ITS angkatan 2012. Saat ini diberikan amanah sebagai Manajer Rumah Kepemimpinan Regional 4 Surabaya.
Saya juga alumni RK Surabaya. Tepatnya angkatan 7, masa pembinaan 2014 s,d 2016. Kemudian pada tahun 2016 s.d 2018, saya menjadi supervisor atau pendamping pembinaan RK Surabaya untuk angkatan 8 (mahasiswa 2014 dan 2015).Itu saja sekilas soal saya, [12/5 21.37] +62 813-2563-9767

Ramadhan/1 Zailani BQ

[11/5 20.49] 

Saya mulai diskusi online kali ini
Assalamualaikum wr.wb Terima kasih untuk peserta yang telah registrasi untuk diskusi online kami

Pertama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan sehingga punya  kesempatan  untuk  ikut diskusi hari ini, dalam suasana bulan suci Ramadhan.. Marhaban Ya Ramadhan. saya mau sampaikan ke teman-teman bahwa diskusi *agenda menyiapkan pemimpin muda* ini akan dilaksanakan dalam sebulan penuh Ramadhan, dan pada malam ini pemateri kita adalah mas @⁨Zailani BQ⁩ , yang akan membahas *Taman Siswa dan Pembinaan Pola Asrama* Untuk mempersingkat waktu saya persilahkan untuk sang pemateri kita.. Monggo mas 🙏😊


[11/5 21.05] Zailani BQ:
Assalamualaikum. Selamat malam teman2. Semoga Ramadhan nya lancar
Salam kenal saya Arif, sehari2 mengampu penerbit pustaka saga di pinggiran kota Surabaya. Tepatnya di tepi jembatan Suramadu. Mohon ijin, malam ini untuk sharing hasil dialog saya dengan buku2 karya Ki Hajar Dewantara yang saya dapatkan di lapak online buku Kuna. Tak kenal maka tak sayang. Sebelum kita bahas ttg taman siswa. Mari kita bahas siapa sih Ki Hajar Dewantara ini Namanya lengkapnya R.M Suwardi Suryaningrat, kelak orang-orang mengenalnya sebagai bagian dari orang-orang perjuangan. Suwardi lahir dari keluarga ningrat jawa. Ayahnya mustinya naik tahta jadi raja jawa jikalau tidak mengalami kebutaan. Kakaknya R.M Soeryopranoto adalah seorang pemberani yang kelak menjadi pilar utama Sarekat Islam. Suwardi dibesarkan dalam keluarga priyayi yang berpikiran maju. Dia terus didorong untuk mengenyam pendidikan.

 Saat belajar kedokteran di Batavia, Suwardi banyak belajar juga tentang jurnalisme. Dia membela orang-orang kecil yang tertindas dengan tulisan-tulisanya yang tajam. Sampai pada akhirnya Suwardi bertemu dengan dr. Tjipto mangunkusumo, seorang dokter patriotik yang sangat mencintai rakyatnya dan Dowes Dekker, seorang Indo yang memiliki pemikiran tentang kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Diskusi-diskusi ketiganya membuat Suwardi muda semakin matang konsep perjuanganya serta semakin tajam kemampuan jurnalistiknya. Pada 1913, Suwardi, dr. Tjipto serta Dowwes Dekker yang kemudia dikenal sebagai tiga serangkai mendirikan sebuah partai bernama Indische Partij. Partai politik pertama di tanah hindia,di bumi nusantara. Partai politik yang didirikan sebagai wadah perjuangan untuk lepas dari kolonialisme Belanda, lepas dari cengkraman penindasan kaum imperialis, kemudian membentuk sebuah bangsa yang multi etnis, hidup rukun antara pribumi, indo dan eropa. Kelak sejarah mencatat bahwa tak banyak anak muda yang berani mendirikan partai politik sebagai wadah perjuangan. Sayangnya usaha pendirian Indische partij mendapat gajalan dari pemerintah colonial. Organisasi ini tidak mendapatkan ijin karena dianggap membahayakan. Ketiganya kemudian diasingkan ke negeri belanda.

Jadi teman2, Ki Hajar Dewantara yang kita kenal sebagai bapak pendidikan itu, di masa mudanya adalah aktivis pergerakan politik yang cerdik dan pemberani. Di Negeri belanda Suwardi kemudian memperdalam ilmu pendidikan sebagai sarana baru perjuangan usai masa pembuangan. Sepulang dari pembuangan Suwardi memilih menyokong perjuangan dari sektor pendidikian. Dia memutuskan lengser keprabon dari perjuangan politik seorang ksatria kemudian mandeg menjadi pandhito, menjadi guru bangsa yang menyiapkan generasi pejuang muda. Kemudian dia mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.  Pada 3 Juli 1922, di usianya yang menginjak 33 tahun Suwardi mendirikan  sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa. Perguruan ini didirikan untuk menyemai rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Dalam kumpulan tulisannya tentang pendidikan terang sekali bahwa ia ingin menjadikan anak-anak muridnya menjadi manusia merdeka. Akan tetapi tidak menjadi liberal seperti abses yang muncul akibat pola pendidikan barat. Bangsa Indonesia harus memiliki cita rasa pengajaranya sendiri.

Dalam buku kumpulan catatanya tentang pendidikan ki hajar menulis,
 “Mendidik anak itulah mendidik rakyat. Keadaan dalam hidup dan penghidupan kita sekarang itulah buah yang kita terima dari pendidikan orang tua pada waktu kita masih kanak-kanak. Sebaliknya anak-anak yang ada waktu ini kita didik, kelak akan menjadi warga negara kita”

Upaya perjuangan Ki Hajar melalui jalur pendidikan rupanya juga mendapat rintangan dari pemerintah kolonial. Keluarnya kebijakan tentang Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932 membuat Perguruan taman siswa yang mulai berkembang dan memiliki banyak  cabang mengalami banyak kesukaran. Namun berkat kegigiha perjuanganya, ordonansi itu akhirnya dicabut juga oleh pemerintah kolonial. Taman siswa terus berkembang menjadi salah satu pilar penting penyuplai kaum intelektual yang menyokong perjuangan politik kaum muda yang dimotori Soekarno, hatta, sjahrir.

Taman siswa ini bukanlah sebuah sekolah mainstream yang hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja, lebih dari itu, sekolah ini memiliki sistem pendidikan yang utuh, yang juga menyiapkan segala aspek yang dibutuhkan anak manusia dalammasa tumbuh kembangnya. Di tahun 1930an, taman siswa telah mengadopsi pola pendidikan montesori untuk anak-anak yang hari ini kembali hits diangkat kembali. Taman siswa juga sangat cosern pada pendidikan kesenian dalam upaya membentuk karakter para muridnya. Jadi kesenian bukan sekedar sebuah pelajaran pelengkap. Bahkan Ki Hajar Dewantara menulis sebuah buku tersendiri tentang masalah kesenian dan kebudayaan.
Soal masalah bahasa, barangkali hari ini kita justru mengalami kemunduran. Di zaman itu, taman siswa sudah terbiasa menggunakan banyak bahasa dalam sistem pendidikannya. Bahasa jawa sebagai bahasa daerah, bahasa nasional sebagai bahasa pergaulan, serta beberapa bahasa asing seperti belanda, inggris dan jerman. Ki Hajar paham  betul bahwa bangsa kita adalah bangsa yang punya potensi besar menjadi bangsa polyglot, mengingat banyaknya bahasa daerah yang ada dan setiap anak manusia di bumi nusantara ini paling tidak mengusai 2 sampai 3 jenis bahasa. Penulis sendiri peling tidak menguasai 3 bahasa lokal (Indnesia, jawa dan Madura) serta dua bahasa asing (arab dan Inggris) padahal tidak digembleng dengan sistem pendidikan multi lingual yang serius.

 Pendidikan adab dan kesusilaan merupakan salah satu concern taman siswa yang paling utama. Bahkan, dalam menyusun kelas-kelas dalam pembelajaran, taman siswa memperhatikan betul interaksi murid laki-laki dan perempuan. Untuk murid kelas dasar, usia kanak-kanak, sengaja kelas dicampur antara laki-laki dan perempuan agar mereka semakin memahami karakter masing-masing sebagai laki-laki dan sebagai perempuan. Sedangkan untuk siswa sekolah menengah, yang sedang berada pada masa puber, kelas dipisah antara laki-laki dan perempuan. Kemudian pada sekolah atas, saat dirasa sudah cukup dewasa, memahami adab dan kesusilaan, laki-laki dan perempuan bisa belajar dalamsatu kelas.

 Taman siswa ini juga merupakan sebuah sekolah yang terpengaruh sistem pendidikan asrama dari india atau dikenal juga sebagai sistem pendidikan pesantren (pendidikan Islam) di Indonesia. Dalam bukunya tentang pendidikan, Ki Hajar menyebut bahwa sisitem   asrama atau pondok adalah sistem pendidikan Nasional asli Indonesia. Menurut Ki Hajar, sistem pondok atau asrama dapat membuat seorang guru bisa memberikan keteladanan secara utuh. Karena guru dan murid tinggal bersama, melakukan kegiatan sehari-hari bersama, sehingga para murid secara lahir dan batin dapat menerima ilmu dari sang guru.

Menutup tulisan ini, saya ingin mengisahkan sebuah kisah yang dibahas dalam novel autobiografi Budiman Sujatmiko yang berjudul anak-anak revolusi. Dalam memoar tersebut, Budiman menceritakan pengalaman menimba ilmu di salah satu kampus terhebat didunia, Cambride University. Menurut Budiman, yang membuat Cambridge hebat bukan kelas-kelas kuliah di kampus, akan tetapi justru asrama mahasiswanya. Di asrama-asrama tersebut, sengaja di setting untuk dihuni mahasiwa lintar strata dan lintas jurusan, di tiap asrama ada seorang profeseor yang tinggal juga di situ. Secara rutin professor tersebut menghelat diskusi-diskusi asrama untuk mahasiswa lintas jurusan tersebut. Hasilnya,kita lihat sendiri, Cambridge menjadi sekolahnya orang-orang yang mengatur jalan mainnya dunia global. Sedang kita justru meninggalkan sistem pendidikan asrama dan pondok.

..........................
Aslmlkm wr wb..
Selamat datang di grup diskusi online Indonesia 😊, dalam tema besar *agenda menyiapkan pemimpin muda*.. inshaallah malam ini diskusi pertama akan dibawakan oleh mas @⁨Zailani BQ⁩ pukul 20:00 WIB, stay tune ya, 😊😊..
[11/5 20.49] Diskusi Pustaka Saga: Sebelum diskusi dimulai, berikut saya beritahukan *aturan dalam Diskusi Online ini*:

1. Diskusi dimulai pukul 20:00 - 21:00 WIB.

2. Diawali dengan pengantar dari narasumber +/- 20 menit.

3. Tanda 👌 dari narasumber untuk mengakhiri pengantar materi, dan tanda ☝ untuk yg ingin bertanya dan tunggu moderator mempersilahkan bertanya. Bagi yang ingin menanggapi, silahkan berikan tanda ini 🙏🏻 dan silahkan menyampaikan setelah moderator mempersilahkan. *Pertanyaan disampaikan ke Moderator terlebih dahulu (Personal Chat) agar forum tetap rapi.*

4. Semua peserta memiliki hak untuk bertanya dan berpendapat.

5. Ketika narasumber memberikan pengantar, dilarang menyela atau bertanya, dan/atau mengirim tanda apapun.

6.Format pertanyaan yang dikirim ke Moderator

Nama:
Asal/instansi:
Pertanyaan:

7. Bagi yang ingin bertanya, silahkan buat pertanyaan terlebih dahulu, sehingga bisa langsung dikirim ke Moderator.

8. Bagi yg nyelonong tanpa izin Moderator, akan diberi peringatan.

9. Dilarang posting apapun yg tidak ada kaitannya dengan diskusi online Indonesia

10.Kalau masih ngeyel, ntar ada hadiah dari Moderator atau admin ya 😊

Minggu, 12 Mei 2019

HN Mei

[13/5 21.21] Aisyah Tim HN: Rangkaian kegiatan ;

*Pra-Kemah (April – 20 Juli 2019)*
➡ Pendaftaran kelompok.
➡ Setelah seleksi dilakukan untuk memilih 130 kelompok, dijalankan proses fasilitasi penajaman gambaran inisiatif menjadi proposal.
➡ Proposal yang telah dipertajam melalui proses diskusi dengan fasilitator.
*AGENDA KERJA*
➡ Terbentuknya Kerangka Proposal Dasar
➡ Menajamkan Proposal Tersusunnya 4 Bab dokumen proposal: *Latar Belakang, Rumusan Masalah, Konsep Purwarupa dan Manfaat Purwarupa*
➡ Penyusunan Rancangan Anggaran Biaya : *Tersusunnya RAB* yang logis dan mencerminkan efektivitas dan efisiensi biaya
➡ Pembentukan Lini Masa : Tersusunnya Lini Masa kerja kelompok sesuai dengan tenggat waktu KBKM
➡ Penyusunan Rencana Kerja : *Tersusunnya Rencana Kerja beserta aspek turunannya*
➡ Evaluasi Proposal : Terciptanya Proposal yang semakin tajam dan masuk akal
➡ Revisi Proposal : Tersusunnya Proposal final yang akan dikembangkan dalam KBKM
[13/5 21.22] Aisyah Tim HN: *Kemah (21 – 25 Juli 2019)*
➡ Tahap ini dilaksanakan sepenuhnya dalam kegiatan kemah di Prambanan.
➡ Proses penjurian akan dilakukan untuk memilih 12 kelompok dengan inisiatif terbaik dari total 130 kelompok yang berpartisipasi dalam kemah.
➡ Model proyek (proposal rinci dan business canvas yang dapat disertai dengan model)

*AGENDA KERJA*
➡ Penyusunan Business Canvas : Tersusunnya kerangka Kanvas Model Bisnis yang memetakan hal-hal yang berkaitan dengan ide proposal
➡ Perincian Proposal dan Model Kelompok merinci proposal mereka dan membangun model (misalnya maket, dummy) yang siap dipresentasikan di depan dewan juri.
[13/5 21.23]

Pasca-Kemah (26 Juli – 1 Desember 2019)*
➡ Tahap ini diawali dengan pemberian dana fasilitasi bagi 12 kelompok terpilih.

*AGENDA KERJA*
➡ Kelompok menyusun roadmap dan pembagian peran dalam mewujudkan purwarupa atau aktivasi
➡ Kelompok menjalankan pengembangan purwarupa atau aktivasi sesuai jadwal yang telah direncanakan
➡ Kelompok menyelesaikan purwarupa atau aktivasi dan menyampaikan laporan

Pertanyaannya


Gambaran Inisiatif
Pertanyaan

1. Apa masalah pemajuan kebudayaan di sekitarmu?
(Satu masalah dibedah dari segi pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan)
Masalah Pelindungan Objek Pemajuan Kebudayaan: *

Masalah Pengembangan Objek Pemajuan Kebudayaan: *

Masalah Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan: *

Masalah Pembinaan SDM dan Lembaga Budaya: *

2. Apa saja Objek Pemajuan Kebudayaan yang terdampak dalam masalah tersebut?
Centang sekurang-kurangnya satu Objek Pemajuan Kebudayaan *
 Tradisi Lisan
 Manuskrip
 Adat Istiadat
 Ritus
 Pengetahuan Tradisional
 Teknologi Tradisional
 Seni
 Bahasa
 Permainan Rakyat
 Olahraga Tradisional
3. Di mana sajakah terdapat masalah tersebut? *

4. Deskripsikan ide pemecahan masalah kamu dalam 100 kata *

5. Langkah kerja apa yang akan kelompok kamu lakukan untuk memecahkan masalah tersebut?
5.1 *

5.2 *

5.3 *

5.4

5.5

5.6

6. Apa hasil akhir (output) dari pemecahan masalah tersebut? *

7. Apa target yang diharapkan (outcome) dari pemecahan masalah tersebut? *

8. Bentuk inisiatif seperti apa yang akan kelompok kamu lakukan untuk menghasilkan output dan outcome tersebut?
Centang salah satu *
 Purwarupa Aplikasi
 Purwarupa Fisik
 Aktivasi Kegiatan
 Aktivasi Kajian
9. Aspek pendekatan apa saja dari STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics) yang akan kelompok kamu ambil dalam penyelesaian masalah tersebut?
Centang sekurangnya dua aspek pendekatan *
 Aspek Ilmu Pengetahuan
 Aspek Teknologi
 Aspek Rekayasa
 Aspek Seni
 Aspek Matematika
Catatan:
1. Uraian tentang permasalahan pemajuan kebudayaan di Indonesia dapat merujuk ke Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi. Dokumen-dokumen ini dapat diakses di http://kongres.kebudayaan.id/pra-kongres-kebudayaan-2018/
2. Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.
3. Pelindungan adalah upaya menjaga keberlanjutan Kebudayaan yang dilakukan dengan cara inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi
4. Pengembangan adalah upaya menghidupkan ekosistem Kebudayaan serta meningkatkan, memperkaya, dan menyebarluaskan Kebudayaan.
5. Pemanfaatan adalah upaya pendayagunaan Objek Pemajuan Kebudayaan untuk menguatkan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam mewujudkan tujuan nasional.
6. Pembinaan adalah upaya pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kebudayaan, lembaga Kebudayaan, dan pranata Kebudayaan dalam meningkatkan dan memperluas peran aktif dan inisiatif masyarakat.
7. Purwarupa Aplikasi adalah purwarupa (prototype) yang berbentuk aplikasi digital dan memiliki tujuan memajukan kebudayaan, misalnya aplikasi pelaporan persekusi, game online, dll.
8. Purwarupa Fisik adalah purwarupa (prototype) yang berbentuk fisik dan memiliki tujuan memajukan kebudayaan, misalnya mesin pemindai manuskrip lontar, kendaraan yang didesain berperspektif budaya tradisi dan ramah lingkungan, dll.
9. Aktivasi Kegiatan adalah kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam upaya pemajuan kebudayaan, misalnya pemberdayaan warga dalam mengelola sampah yang didaur-ulang menjadi produk kebudayaan dan dipamerkan dalam Festival Daur-Ulang Budaya.
10. Aktivasi Kajian adalah kegiatan pendataan dan pengkajian yang melibatkan masyarakat dalam upaya pemajuan kebudayaan, misalnya pemberdayaan masyarakat untuk merekam bunyi nyanyi-nyanyian tradisi dan dipentaskan dalam Festival Suara Tradisi.
11. Pendekatan STEAM adalah pendekatan pemajuan kebudayaan yang memadukan aspek ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa (engineering), seni dan matematika.



Jawabannya

1. Kurangnya pelestarian bahasa daerah oleh pemerintah seperti inventarisasi dalam bentuk kamus ataupun sebagainya belum mencakup keseluruhan bahasa daerah yang ada di indonesia
Ditambah :
➡ Kurangnya perhatian pemerintah terhadap Dialek-Dialek bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

➡ Kurangnya pemerintah terhadap pendokumentasian yang dilakukan
dengan cara merekam penggunaan Bahasa Daerah dalam bentuk:
a. audio;
b. audiovisual; dan/atau
c. transkripsifonetis.

➡ Kurangnya pemerintah terhadap Pembuatan ortografi yang dilakukan terhadap Bahasa Daerah yang belum memiliki sistem penulisan dengan menggunakan
lambang bunyi dan ejaan yang berlaku di Indonesia.

➡ Kurangnya pemerintah untuk menggiatkan kembali penggunaan Bahasa Daerah pada masyarakat daerah maupun kota