bu, satu hal yang gak akan saya lupa tentang ibu yaitu selektif. Sering liat ibu gak ikut makan kalau beli makanan dan ibu juga jarang makan bareng kami untuk bakso dan yang lainnya. tapi ibu ingat gak bu, kita pernah makan gdo-gado berdua bu ya.
Saya merasa beruntung karena berada diantara orang-orang hebat di organisasi KAMMI.
Foto perdana bersama kader KAMMI |
wajah sayu diantara gemerlap lampu-lampu, semua yang terpendam sudah tidak bisa ditahan dan berpura-pura bahagia, lagian saya sudah merasa bahwa masalah saya perlu dilepaskan saja. Momen ini saya paksa ibu pergi hanya mau curhat, ah amarah saya waktu itu lagi tingginya dan saya ceritakan sebagian hal tentang saya dan dunia kampus saya. Ibu waktu itu benar-benar menjadi pendengar dan menasehati seperlunya. intinya waktu itu sangat berharga karena telah menghempaskan semua, berbagi wajah tangis yang ada dibalik topeng dan berbagi wajah senyum.
selama liqo sama, ibu membuat saya terlibat dalam kegiatan ini itu bahkan karena job yang ditugaskan sehingga kita lebih sering pergi bareng untuk membagikan brosur seminar, saya menikmati perjalanan bareng ibu tapi sayangnya, sayagak bisa bawa motor.
Dauroh kedua di KAMMI pun saya lalui, saya berharap agar kehadiran aya bisa membantu banyak hal di KAMMI tapi ternyata tidak. Rencana saya tak ada yang saya realisasikan. semua rencana itu sering saya abaikan bahkan kalau ibu ingatkan untuk menjalankannya, saya malah marah ke ibu, ibuuuuuuuuuuuuu maafkan fit, maafkan fit bu ya.
setiap syuro, ibu selalu hadir karena amanah ibu diKAMMI sebagai P2K. saya menyadari amanah ibu dan harusnya membuat saya sadar bahwa ibu nurul adalah P2K bukan hanya murobbi yang seenaknya menjawab setiap perintah, buuuu maafkan saya serius maafkan saya bu Nurul.
sulit membedakan, kapan saya menganggap ibu sebagai orang tua dan kapan saya bisa memposisikan ibu adalah pengurus KAMMI sebagai P2K atau sekarang sebagai MPD. Afwann sungguh. maafkan, saya gak mau bu, ita marah dengan mada tapi saya bisa apa.? saya gak bisa mengembalikan waktu untuk menarik semua perbuatan dan kata-kata saya ke ibu. afwan buu
Terimakasih bu Nurul
posisi saya sungguh tak pantas berada disisi ibu karena saya gak ada apa-apanya, afwan.setelah kita gak dalam lingkaran yang sama, kita hanya bisa ketemu dan foto di pertemuan-pertemuan penting saja, saya mulai gak menceritakan banyak hal. Saya sering menceritakan hal yang ibu larang tapi saya tele, saya minta maaf bu Nurul.
saya terlalu banyak salah sehingga saya gak yakin mendoakan ibu dari mulut saya akan tterkabul maka dari itu saya meminta bantuan bapa mama agar mendoakan ibu, percayalah bu, keluarga saya merasa hutang budi kepada ibu karena telah berhasil menjaga saya di sini. terimakasi.
.
.
buuuuuuuuuuuuu hingga hari inipun saya belum memahami ibu banyak hal, maafkan saya bu ya. uswatun gak tenang karena telah membuat salah lagi hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar