Uswatun Hasanah Fitria

Sabtu, 29 Juni 2019

Fakir segalanya.

  • Cowok enggak peduli apakah perasaan yang mereka rasakan itu cuma sementara atau sekadar napsu. Tapi kenapa mereka gak liat orang dulu, apakah orang seperti saya pantas untuk dijadikan pelampiasan emosinya.? akhlak yang hancur. maaf
  • Cowok memiliki bawaan alami berupa sifat protektif. ya paham
  • jarang memiliki hubungan kedekatan secara emosional seperti cewe tapi apakah mereka harus melakukan hubungan kedekatan itu sama cewe seperi saya.? 
  • pria lebih cepat menyatakan cinta karena emosi mereka. ah saya tidak sepakat, kenapa harus gitu. laki-laki tidak paham betul dengan tindakannya yang tidak menyadari apakah itu cinta atau nafsu. rasional seperti apa sebenarnya laki-laki itu.
  •  sayang sekali dengan sikapnya, harusnya dia bisa lebih sopan.


sejak dia menikah, saya gak pernah mengadakan perjanjian bahwa saya akan berhenti menerima orang. Dipikiranku malah membulatkan bahwa saya harus pintar menjadi wanita yang tidak gampangan ge'er, tidak gampangan menerima lagi, tidak gampangan mengiyakan lamaran melalui saya dannnnnnn kesimpulannya bahwa jika ada laki-laki yang mau melamar saya maka harus lansung ke rumah saja temui bapa-mama dan adik saya yang seperti kaka karena sudah banyak perannya dalam kelurga. setelah pernikahannya, saya melihatnya kembali baru di liburanku yang kemarin. saya tidak memperdebatkan siapa yang memulai untuk putusnya silaturahmi, yang jelas saya selalu menjadi wanita hebat dengan berdalih aku dan dia sudah menjadi sahabat dan saya senang melihat dia suda berkeluarga. jika suatu ketika kami bertemu, saya akan tersenyum karena saya telah ikut bahagia.
semester demi semester kuliah telah saya lewati, tak sengaja melalui salah satu  grup  di whatsapp saya sangat nyambung membahs banyak hal dengan seseorang hingga dia berujung menyatakan perasaan lalu saya menertawainya saat itu juga, setelah dipikir lagi ternyata sikap itu salah. tapi saya punya dalih bahwa kenapa cepat sekali mengutarakan perasaan padahal kenyamanan dan rasa cinta yang diungkapkan bukan lah suatu cinta.
dilain kesempatan
saya dinilai memiliki kemmapuan yang berbeda dalam berorganisasi sehingga saya juga dinyatakan hal yang sama, yah hal ini menyebalkan. ini beda kasusnya. dia satu tim dengan saya untuk memajukan organisasi kedepannya tapi belum apa-apa kerja yang akan diperlihatkan tapi dia sudah main menyatakan perasaan serapah saja. karena perbuatannya yang tanpa pikir itu sehingga dua insn yang harusnya saling menyapa menjadi tamu mendadak di organisasinya sendiri, setiap pertemuan pasti tidak berani ngobrol sekalipun itu penting. jarak yang lumayan jauh.
saya selalu berhasil
berhasil menyingkirkan mereka semua
tapi, saya gak menyingkirkannya dalam waktu yang singakat.
tidak dan sungguh tidak.
cara mereka berbeda tapi mirip.

orang pertama, membahas politik dan kebudayaan yang membuat saya sangat butuh akan info kebudayaan itu, tanpa disadari komunikasi yang intens ini membuat sahabat dekat ini jadi saling menyakiti karena perasaan serapah yang disampaikannya. kalau dihitung sahabat satu ini memakan waktu 2 bulan.

orang kedua, sama-sama memahami amanah besar akan dipegang bersama kedepannya dan persahabatan ini harus dirawat untuk menuangkan ide besar. walaupun tidak ada perjanjian bahwa silaturahmi harus intens. dia komunikasi dengan saya sekali dalam seminggu dan bagi saya cukup wajar menanyakan apa kabar dalam kurun waktu begitu daripada yang komunikasi tiap hari dan pertanyaanya tetap saja sama, apa kabar.? lagi apa.? basa basi bagiku.
fit, iya. siapa yg lg brsma mu.?, kaka. bukan itu, maksudnya.? saya bersama km klo km blm ad teman.  #### oh itu.? (wanita peka, pura2 bego). saya suda ada yg punya tp masih di mesir. oh ok maaf.  ==== sekian itu saja lalu tidak berkabar apapun. salah tingkah kalau lagi ada pertemuan.
dia tidak membutuhkan waktu yang berminggu2 untuk mengulangi tawarannya bahkan dia yang paling singkat mengajak, mungkin karena dia mempertahankan egonya, tapi saya memuji caranya yg tidak basa basi yg berkepanjangan.

orang ketiga, mulai dari awal komunikasi sudah kebaca niatnya itu tapi saya gak bisa menolak setiap telponnya, hampir 5 kali telpon dalam sehari dan membuat saya kesel hingga kemudian dia mengajak nikah.? otakku kembali memutar karena dia dihitung sebagai orang kedua yang mengajak ini tapi kami berdua sungguh tidak nyambung dalam komunikasi,tidak ada hal penting sedikitpun yang ada dalam perbincangan kami. saya gak pernah memberinya jawaban serius dan saya sering mengabaikan telponnya. dan ya naluri kasianku berhasil diregutnya karena dalam seminggu pasti saya tetap ngobrol dengannya. hingga sayapun memberi syarat bahwa berhentilah untuk telpon-telpon untuk niat itu oke, kita akan bersama jadi tunggulah setelah saya kuliah. yah dia mengikuti syaratku untuk tidak telponan sedangkan saya mulai kangen dgn telonnya. sial.

orang keempat, sahabat lama tiba-tiba muncul dan menjdi pendengar segalanya padahal dialah orang yang paling saya segani. tak ada pikiranku bahwa dia memiliki niat apapun karena dia orang pintar yang sangat dikagumi oleh guru SD ku. saya saja merasa bersyukur ditelponnya sewaktu-waktu. awalnya saya yg paling kaku ngobrol lalu dia memberi ruang untukku bebas bersikap sehingga saya seperti telah menjadi sahabat sejatinya. kadang saya ingin mencari data, misi apa dia mendekatiku. tapi saya urungkan hingga kemarin sebelum pulang libur saya mendapati dari bibirnya bahwa dia sedang mendekati adik kelasnya dan yah# aku cemburu karena dia sudah membuat saya rindu.

orang ke lima, saya satu fery bersamanya dan kami duduk dengan jarak 2 meter dan tempat duduk kami cukup berhadapan. kami tak saling sapa dan setelah saya balik ke kos. dirinya mulai telpon aku. awalnya hanya bercanda riah, dia sempat kuanggap kaka dan kami saling tukar informasi dulu bahkan sya menjadi orang yang sangat setia dan patuh mendengar petuahnya, tak tangung-tangung dia juga mengajariku berbagai hal dalam mempersiapkan pernikahan. hanya share ilmu dan tidak lebih tapi kali ini dia hadir seolah membawa misa yang membuat saya takut dan ragu.
  • pertama, saya tidak suka dengan sikapnya yang aneh dalam penilaianku.
  • kedua, dia mengajak pacaran
  • serius seserius mungkin.
  • kehilangan wibawanya hanya karena saya yang tidak berilmu
sebagai wanita biasa, saya juga butuh pendamping seklipun saya tidak menyukainya. dia berilmu, ilmumalu nya sangat banyak daripada saya yang sangat fakir tapi saya membutuhkan pendamping sepertinya. sehingga saya bingung. mau mengiyakan atu tidak.  disisi lain saya heran dengan niatnya, kenapa dia tidak sampaikan lansung kepaa kaka saya. padahal 2 pekan terakhir hanya dialah teman kaka dalammengerjakan beberapa hal. ahhhh saya tidak memikirkan hal ini dengan serius tapi saya tergangggu. 

                                                 kota bima, 2:04. 30 juni 2019#################

akan adakah orang serupa lainnya.?
akankah saya merindu.?
saya katakan ya, semua yang pernah
dekat dengan saya pasti saya rindu
dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.


Tidak ada komentar: