Materi ini dilaksanakan pada bulan April lalu saat puasa Romadhan. Tiap hari belajar untuk memanfaatkan sampah organik di dapur.
*KULWAP #1: MINDSET KOMPOSTING*
Sahabat semua, seperti dalam menjalani bisnis atau usaha apa pun, keberhasilannya ditentukan 95% dari mindset atau pola pandang, 5% tekniknya.
Dan dalam melakukan komposting, perbandingan 95-5 ini sangatlah benar adanya. Karena begitu Anda sudah mendapatkan ‘mengapa’ perlu melakukan komposting, maka sesungguhnya cara-caranya sudah tersedia di dekat Anda.
Salah satunya adalah saya ingin mengajak Anda melihat sebuah fakta bahwa penumpukan sampah yang semakin lama menjadi masalah di dalam kehidupan yang terjadi di sekitar kita adalah disebabkan karena tercampurnya sampah organik dan anorganik.
Dan tahukah Anda, bahwa dengan melakukan proses komposting (memilah dan mengolah sampah organik sejak dari sumbernya) akan membantu mengurangi tumpukan sampah di TPS dan TPA sampai 40% bahkan 80%.
Karena apa? Karena sampah yang terpilah, baik itu organik, anorganik berdasarkan jenis (logam, plastik, kertas, dan sebagainya), semua bisa didaur ulang kembali dan kembali menjadi manfaat.
*TUGAS*
Untuk mindset awal ini, silakan sahabat semua menyaksikan video berikut ini dan tuliskan apa yang sahabat semua dapatkan, lalu bagikan di grup Whatsapp.
Link Video:
bit.ly/VideoPKO1
#materikulwap
Diskusi dari para peserta:
Tugas hari-1
Komposting diawali dg kegiatan pilah sampah. Selama ini yang terjadi adalah pilah sampah dilakukan oleh sebagian rumah tangga tetapi ketika diambil oleh armada sampah, akan menyatu lagi antara sampah organic dan anorganik untuk kemudian dibawa ke TPS atau TPA.
Akibatnya akan terjadi emisi gas karbon dan penumpukan gas metana yang merusak lingkungan, selain juga bau busuk dan sumber penyakit.
Kondisi ini harus diatasi sejak hulu yaitu rumah tangga. Sehingga kegiatan komposting yang dimulai dari rumahtangga akan sangat bermanfaat untuk lingkungan kita, bumi kita tercinta. Yang sudah memberi hidup.
Menjadi tanggung jawab kita sebagai manusia dan sesama makhluk untuk menjaga lingkungan ini. Terimakasih,
Yuktiasih Proborini/Probo.
Semarang
Salam kenal, saya Kenny dari Denpasar. Kami baru pindah dari Jakarta sekitar 3 tahun lalu. Di Denpasar meski sudah dilakukan larangan pemakaian kantong plastik, dalam prakteknya tetap saja di pasar2 tradisional sulit untuk diterapkan. Di rumah kami awalnya membuang sisa2 sayuran dan sampah makanan ke depan rumah untuk dikubur. Tapi ternyata efeknya jadi timbullah hewan2 kecil merusak tanaman sekitar.
Petugas sampah juga tidak konsisten mengambil sampah . Sejauh ini kami coba pisahkan sampah plastik dan sampah basah dalam tempat terpisah. Beberapa wadah botol minuman kemasan yang bisa digunakan kembali dijadikan pot tanaman. Cangkang telur dijadikan pupuk tanaman. Kami ingin sekali belajar composting supaya kami juga tidak membebani TPS yang juga belum terkelola dengan baik. Berharap suatu hari Indonesia sistem pengolahan sampahnya seperti di Jepang. Kategori pemilahan dilakukan semua warga secara konsisten. Tempat sampah bersih dan tertata. Petugasnya juga higienis.
Komposting perlu dimulai dengan pola pikir bahwa kita melakukannya sebagai bentuk tanggung jawab masing-masing untuk mengatasi masalah sampah .
Dengan komposting kita bisa mengurangi 40 persen sampah, dan dari 40 persen itu 80 persen juga dapat diurai kembali dengan hanya melakukan pemilahan jenis sampah di rumah masing2, sehingga proses daur ulang di TPS lebih mudah dilakukan .
Perkenalkan saya Heri dr Depok JaBar.
Efek pandemi kemarin, mnjd pembuka mata sebagai buruh.
Perusahaan tdk mampu mempertahankan hidup seluruh karyawan.
Kami dipaksa mencari solusi dlm mempertahankan hidup keluarga.
Dlam sekian lama merenung & berdiskusi dgn teman².
Jawaban yg saya dapat harus kembali dr awal, kembali mengkoreksi kebiasaan hidup selama ini.
Kebutuhan dasar hidup yg digantungkan dr membeli sedikit demi sedikit dirubah.
Mungkin memulai dr rumah sendiri, mnjd langkah awal membuat "ketahanan pangan keluarga" dr bertani Urban / hidroponik.
Tugas 1:
Komposting:
1. Diawali dengan memilah sampah organik dan anorganik secara konsisten yang dapat dilakukan mulai dari diri sendiri sebelum masuk ke Tempat pembuangan akhir sampah
2. Memanfaatkan sampah organik dengan mengolahnya terlebih dahulu untuk dimanfaatkan sebagai pupuk dirumah /sebagai media tanam untuk ketahanan pangan skala rumah tangga
3. Pemanfaatan kembali sampah anorganik atau didonasikan untuk dimanfaatkan orang lain atau ke bank sampah
4. Menularkan gerakan komposting ke sekitar kita
Manfaat komposting
1. Memilah sampah rumah tangga, antara organik & anorganik.
Membantu mengurangi beban TPU masing² wilayah.
2. Hasil dr sampah organik yg dijadikan kompos, memiliki nilai ekonomis untuk tanaman dibandingkan membeli kompos jadi.
Pupuk hasil dr komposring lebih sehat untuk tanaman tdk ad residual kimiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar