Uswatun Hasanah Fitria

Minggu, 24 Januari 2021

Misi 23 Tahun selesai

"semua orang punya proses, maka bertumbuhlah dengan tenang tanpa ada niat menyingkirkan karena kamu lebih baik dari yang terbaik (Percaya Diri kelas dewa) "

Begitu  banyak anugerah nikmat  yang telah saya dapati dan miliki hingga saat ini, ini catatan refleksi dari tahun 2015 hingga hari ini tahun 2021. Saat diberikan kesempatan untuk menghirup udara lagi, satu kata yang keluar namun tidak terdengar oleh telinga "Puji Syukur ya Allah"  sudah sejauh ini engkau hidupkan aku didunia ini. Ijinkan menjadi lebih baik untuk diri dan sekitarku kedepannya.

Dewasa itu tentang Sadar diri dan tau diri begitulah yang saya dengar dari kajian Filsafat ustadz Fahrudin Faiz, di tahun 2021 banyak dengar beliau krn suaranya yang begitu lembut, sungguh bijaksana.

Sadar bahwa diberi kesempatan bertambah usia untuk lebih sadar diri akan dosa lalu segra bertobat. Tau diri bahwa hiduplah untuk berguna 


Moment yang dibenci dulu krn wajib pake laptop walaupun belum sanggup beli.
Saya pinjam laptop ka Adri


 Teman laki laki yang seblah kirinya pak Rajul,  urutan ke 4 telah mendahului kami
semoga amal ibadah diterima disisi Allah Aamiin


 Bagi saya, dia orang kedua teman angkatan dipanggil pulang oleh Allah, yang sebelumnya teman SMP. Dia salah satu diantara teman saya yang meninggal yang  sempat saya berkunjung di rumah beliau,  Orang tua beliau alhamdulillah sehat waktu itu, mana mereka tahu kalau usia anak mereka yang sangat muda itu mendahului mereka.  Yang paling tragis adalah dia meninggal krn tabrak lari dalam sebuah mobil, tak satupun diantara kami merasakan moment terakhir bersamanya.. Kami hanya coba ingat kebersamaan saat dulu waktu SMA. 

Tambahan 27 okt 23..

Satu lagi teman saya yang sudah pulang, Supar teman SD saya. Dia meninggal dengan kabar yang sangat mengejutkan untuk kami dengar lalu Wanti saya dapat kabar dia meninggal saat acara Nikahan awal di joneng. Semoga amal ibadah serya kebaikan merwka diterima disisi Allah amiin

lalu adakah bayangan untuk kita sendiri saat-saat terakhir nanti meninggalkan dunia dan seisinya.?? Semoga dimudahkan untuk selalu hijrah ya Aamiin. 


Saya benci bau rumah sakit dan sejak kecil saya memang jarang sakit hingga saat saya SMA merasakan Tipes lalu sehat. Saat kuliah, suka dengan segala aktivitas luar ruangan dan semangat menggebuh mengikuti banyak hal hingga akhirnya drop.

Pertengahan kuliah,
Saya sakit dan menjadi pertama kali rasain 
Diinfus dan rebahan di puskesmas 

Team makan dan 
Ngerjain tugas H-1 dikumpulkan 

Beberapa semester setelahnya kami jarang sekali ketemu dikarenakan pembagian kelompok oleh prodi saat PPL dan dibagi lagi saat KKN.  saat kkn inilah rasanya jarang sekali interaksi bahkan sempat merasa lebih dekat teman KKN daripada teman kelas selama 4 tahun itu. 



Maen bareng di jurusan juga sudah gak terulang lagi,  skripsi masing masing sibuk sendiri, kalau tidak salah kami dipersatukan saat Yudisium.
Dibalik senyum yang saya abadikan, aku merindukan perjuangan perempuan hebat selama saya menempuh study diperguruan tinggi ini. Mama, ada nangis panjang yang saya tak bisa bayarkan. Terimakasih mama


Mama dengan tubuh menuanya, Maafkan segalanya dan terimakasih atas segalanya

Tahun demi tahun selalu diberikan kesehatan, Aku sadar bahwa usia bukan lah penentu seseorang akan dipanggil duluan oleh Allah. Saya bersyukur diberi kesempatan untuk hidup dan hidup kembali  harusnya sadar dan pe-ka untuk Segra  bertobat.  Hingga januari di 2021 ini,  usia masuk pada angka 24 tahun. Lalu berpikir sejauh mana aku telah melangkah di dunia.? Bagaimana teman-teman yang dipanggil oleh Allah kemarin..? Sudah sejauh mana mereka menjawab atas segala pertanyaan yang dilemparkan .?? Ah aku jdlah berguna

Perihal berguna,pernahkah aku sadar bahwa aku berguna ?  Sebab kesalahan dimasa lalu selalu menghantui walaupun aku telah banyak melewati kenikmatan dibalik itu tp aku tetap saja tidak melupakannya. Lalu tersadar agar berhenti untuk mencoba berhenti melainkan ngubah Untuk dijadikan  acuan untuk terus berubah. 
Lokasi: Bandara Adisucipto jogjakarta
Pesawat kedua yang aku naik setelah yang dari bima ke makasar.
Naik pesawat ini saat saya semester 8, 2 hari setelah penelitian aku berangkat dan hasil penelitianku digantung dulu hingga saat balik baru saya nyusun skripsi 

Bandara internasional Bali, Transit Bali saat kembali dari Jogja. Aku lagi lagi dipotret oleh orang yang tidak ku kenal. 


Perjalanan jauh dengan pengalaman pertama naik pesawat dilalui oleh seorang diri,  saya makin menghargai hal-hal kecil yang menghapiri saya disetiap moment. Untuk mendapatkan kenikmatan ini,  ada pengorbanan yang telah kami lalui di komunitas kami,  hingga akhirnya karya kami dihargai lalu dipanggil untuk dilombakan. Walaupun engak berhasil dapat suntikan dana Kemendikbud krn gak lolos tapi kami semua merasa puas dengan fasilitas yang diberikan, terutama kelompok kami yang paling jauh lokasi anggotanya.


Selain itu saya juga senang masuk dalam kategori ini, tp sayang program lanjutn dibalik ini tidak terealisasi dgn baik.  Saya masuk kategori ini karena komunitas yang saya jalankan.


Di KAMMI, saya juga berteman dengan orang hebat ini,  waktu untuk ngaji bareng 


 
Inilah Founder Hati Nusa dulunya 
Sekarang namanya sudah beda. 



Kuliah memang menyenangkan jika dijalankan dengan hal hal berguna,  bertemu dengan orang orang konsisten dalam kebaikan maka diripun terpacu untuk menyaingi dalam kebermanfaatan.

Aku pulang ..
Setelah wisuda, keesokan harinya aku pulang kampung. Sedih bet rasanya krn blm sempat makan bersama dan semua teman juga masih sibuk dengan keluarga masing masing. Saya pamit lewat whatsapp beberapa teman dekat krn sudah gak sempat salaman.



Aku ditemani bapa dan adek 
Serta nana Rudi, satu desa yang kuliah di kampus yang sama


Saat pulang, banyak hal yang dilalui 
-Mengikuti seleksi Penyuluhan agama 
-Mengikuti tes CPNS
-Mengikuti kontrak kerja provinsi tp telat krn deadline 
-Masukan lamaran di SMA Palis,  blm jodoh 

Hingga akhirnya memutuskan untuk bekerja di rumah, niat saya untuk tinggal di rumah memang beralasan krn bapa gak ijinkan kemana mana.  Sayapun di kampung menjual cemilan dan kue sudah berjalan hampir satu tahun di bulan maret nanti. Fitrahnya manusia memang bekerja sehingga bedakan perspektif mu tentang pengangguran.

Saya sadar bahwa cara terbaik untuk membaca karakter masyarakat itu ternyata dengan menjual sesuatu.

Dari semua perjalanan yang saya lalui, Banyak doa dari ratu dan pangeranku diistana. Seberapa besar aku ngak menerima kenyataan, keduanya ngak pernah menuntut.


Yang lalu cukup menjadi pelajaran bahwa 
Ending terbaik itu nyata adanya, sesuatu yang telah kita benci awalnya akan berbuah manis. 

Aku juga sadar akan hal  yang terjadi bahwa "sebagian mimpi saya itu ada dalam kehidupan orang lain kemudian mimpi orang lain malah terjadi dalam kehidupan saya"

Saya syiap menghadapi misi ke 24 Thn dlm hidup ini 



Tidak ada komentar: